MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN IBU III
“SISTITIS”
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allh
SWT, karena hanya dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan penyusunan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah
mastitis.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan dan dukungan semua pihak baik moril maupun materil sehingga asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun
senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan masalah mastitis.
Semoga asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah
mastitis dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Tulungagung, Januari 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah
kesehatan, salah satu diantaranya ialah sistitis yang disebabkan oleh infeksi
saluran kemih. Infeksi saluran kemih dapat
mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak
remaja, dewasa maupun pada umur lanjut.pada infeksi ini sering tejadi pada
masyarakat yang kurang mampu karena tinggkat pengatahuan masyarakat tentang infeksi
saluran kemih yang rendah.
1.2
Rumusan Masalah
- Pengertian Sistitis
- Etiologi sistitis
- Patofisiologi
- Gambaran Klinis
- Komplikasi
- Pemeriksaan Diagnostik
- Pengobatan Penyakit ISK
1.3 TUJUAN
Memahami Pengertian sistitis,
penyebab dan bagaimana cara pengobatan dan pencegahan sistitis. Serta berusaha
sebaik mungkin untuk mencegah infeksi saluran kemih.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Sistitis
adalah infeksi pada saluran kandung kemih.
Infeksi kandung kemih umumnya terjadi pada wanita, terutama pada masa
reproduktif. Beberapa wanita menderita infeksi kandung kemih secara berulang.
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering
disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh
aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ),
kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
2.2 ETIOLOGI
Bakteri dari vagina bisa berpindah dari
uretra ke kandung kemih. Wanita sering menderita infeksi kandung kemih setelah
melakukan hubungan seksual, kemungkinan karena uretra mengalami cedera pada
saat melakukan hubungan seksual. Kadang infeksi kandung kemih berulang pada
wanita terjadi karena adanya hubungan abnormal antara kandung kemih dan vagina
(fistula vesikovaginal). Infeksi kandung kemih jarang terjadi pada pria dan
biasanya berawal sebagai infeksi uretra yang bergerak menuju prostat lalu ke
kandung kemih. Selain itu, infeksi kandung kemih bisa terjadi akibat pemasangan
kateter atau alat yang digunakan selama pembedahan.
Penyebab tersering dari infeksi kandung
kemih berulang pada pria adalah infeksi prostat karena bakteri yang bersifat
menetap. Antibiotik dengan segera akan melenyapkan bakteri dari air kemih di
dalam kandung kemih, tetapi antibiotik tidak dapat menembus prostat dengan baik
sehingga tidak dapat meredakan infeksi di dalam prostat. Karena itu, jika
pemakaian antibiotik dihentikan, maka bakteri yang berada di dalam prostat akan
cenderung kembali menginfeksi kandung kemih.
Hubungan abnormal antara kandung kemih dan usus (fistula vesikoenterik)
kadang menyebabkan bakteri pembentuk gas masuk dan tumbuh di dalam kandung
kemih.
Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya
gelembung-gelembung udara di dalam air kemih (pneumaturia).
2.3 PATOFISIOLOGI
Sistitis merupakan infeksi saluran kemih
bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu
Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun
akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat
bilateral maupun unilateral.Kemudian bakteri tersebut berekolonisasi pada suatu
tempat misalkan pada vagina atau genetalia eksterna menyebabkan organisme
melekat dan berkolonisasi disuatu tempat di periutenial dan masuk ke kandung
kemih.
2.4 MANIFESTASI KLINIS
Uretro Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
1) Disuria (nyeri
waktu berkemih)
2) Peningkatan
frekuensi berkemih
3) Perasaan ingin
berkemih
4) Adanya sel-sel
darah putih dalam urin
5) Nyeri punggung
bawah atau suprapubic
6) Demam yang
disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
2.5 KOMPLIKASI :
1) Pembentukan
Abses ginjal atau perirenal
2) Gagal ginjal
2.6. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
a. Urinalisis
1)
Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2)
Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
b. Bakteriologis
Mikroskopis
; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102 – 103 organisme koliform/mL
urin plus piuria 2 )
Tes
kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
2.7 PENGOBATAN
o Pemberian terapi single : trimekstropin-sulfametroxazole
(bactrhim,septa)
o Pemberian terapi 1-3 hari : Nitrofurantoin (Macrodantin,
Furadantin), Chephalaxin (keflek), Ciprofloksasim (cibrloksin, noroksin),
Ofdlksasin (floksin)
o
Pemberian anlgesik untuk mengurangi nyeri.
BAB III
K A S U S
Tak Higienis Datangkan Sistitis
09 May 2010
Pakaian dalam yang kotor sangat mungkin jadi
penyebab infeksi saluran kemih.
Sepanjang akhir pekan lalu Amirah 30 tahun, tergeletak di kamarnya setelah 19 hari melahirkan. Tubuhnya lemas, belum lagi rasa sakit di sekitar buah pinggangnya.Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga penjualan sayur di pasar krempyeng itu terkapar, tak bisa ke mana-mana.
Sepanjang akhir pekan lalu Amirah 30 tahun, tergeletak di kamarnya setelah 19 hari melahirkan. Tubuhnya lemas, belum lagi rasa sakit di sekitar buah pinggangnya.Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga penjualan sayur di pasar krempyeng itu terkapar, tak bisa ke mana-mana.
"Diagnosis dokter menunjukkan saluran
kemih saya terinfeksi ."katanya. Anehnya, infeksi ini bukan karena adanya
batu pada ginjal atau kandung kemih. Sebab, hasil uji laboratorium menunjukkan
ginjalnya temyata tidak bermasalah. Setelah dokter merekonstruksi aktivitas
Amirah, disimpulkan bahwa infeksi ini karena bakteri yang masuk ke alat
kelaminnya.
Amirah sempat menepis kesimpulan sang
dokter. Ia merasa tak menderita penyakit kulit. Hanya, beberapa hari sebelumnya
ia mengaku malas mandi dan tak sempat mengganti pakaian dalam. "Dokter itu
menyebut bakteri masuk lewat celana dalam saya yang tiduk higienis,"
katanya. Amirah memang sudah bekerja
lagi di pasar setelah 2 minggu melahirkan
Selama itu pula Amirah hanya mengganti pakaian luarnya. "Saya juga
tidak banyak minum air putih," katanya.
Dokter menyebut ia ada kemungkinan menderita
sistitis {cystitis), yaitu inflamasi kandung kemih, yang paling sering
disebabkan oleh infeksi yang menjalar dari uretra (saluran kencing). Penyebab
lainnya adalah urine yang mengalir balik dari urctra ke kandung kemih.
Kontaminasi tinja atau penggunaan katcter atau sistoskop juga bisa jadi
pemicunya. Untuk kasus Amirah, celana dalam yang kotor diduga kuat penyebabnya.
Perkara celana dalam yang banyak menginfeksi
kemajuan dan saluran kemih diakui oleh dokter spesialis kulit dan
kelamin,Tridia Sudirga. Ia menyebutkan, celana dalam yang kotor bisa jadi media
tumbuhnya jamur maupun baktm.
Untuk jamur, biasanya jenis kandida dan dermatofia.
Sedangkan baktcria, paling sering dari jenis Staphylococcus dan Strepto-coccus.
Terkadang juga bakteri Eserchia coli.
"Pakaian dalam yang kotor atau basah
karena keringat membuat bakteri dan jamur mudah tumbuh dengan subur," kata
Tridia,
Rabu malam lalu. Bila jamur ini sudah tumbuh
subur, dalam stadium ringan seseorang akan menderita penyakit kulit kandidosis
dan tinea cruris, yaitu semacam kurap dan panu.
Penyakit ini paling sering ditemui di
sekitar alat kelamin, karena suhu di area ini selalu panas. Kebiasaan
menggunakan celana berlapis, ketat, dan bahan yang tebal juga menyebabkan
celana dalam lebih cepat lembap karena keringat. "Bisa juga karena terlalu
banyak gesekan di sekitar selangkangan saat kita berjalan," katanya.
Untuk serangan bakteri, biasanya kulit
menderita infeksi folikel atau folliculitis (radang folikel rambut). Juga
bisul-bisul kecil dan efek serangan bakteri lain di sekitar kulit. Menurut
Tridia, bakteri dan jamur ini pada awalnya tidak melulu menginfeksi daerah di
sekitar selangkangan. "Dalam beberapa kasus, bisa masuk ke alat kelamin
dan menginfeksi dari dalam," katanya.
Perkara infeksi jamur dan bakteri ini,
wanita cenderung lebih rentan diserang. Tridia menjelaskan, penyebabnya kaum
hawa dalam sebulan sekali mengalami menstruasi. Kebiasaan memakai pembalut yang
tidak segera diganti jadi salah satu penyebab. "Saat pakai pembalut, area
di sekitar selangkangan cenderung lebih lembap," katanya.
Faktor lainnya adalah kaum wanita sering
memakai korset atau celana bagian nilon yang terlalu ketat dan tidak menyerap
keringat. Pada pria, karena faktor malas mengganti pakaian dalam. Apalagi pria
cenderung beraktivitas lebih banyak, karena itu lebih banyak berkeringat.
"Pria juga cenderung malas membersihkan
daerah kemaluannya," kata Aria Suriadirdja, yang juga ddkter spesialis
kulit dan kelamin. Karena itu, ia menyarankan agar celana dalam diganti dua
kali sehari. Apalagi dalam cuaca yang panas menyengat seperti akhir-akhir
ini."Kalau sudah berkeringat, langsung ganti saja," katanya.
Bila sutiah terserang, Aria menyarankan
segera berobat untuk menghilangkan jamur dan bakteri. Bila sudah selesai,
berobatlah sampai tuntas. Kepada pasangan juga harus diobati, karena
kecenderungan menular lewat hubungan seksual tinggi. "Kalau jamur dan
bakteri bersisa sedikit saja, nanti cepat berkembang lagi," katanya.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
NIFAS
DATA DASAR
Pengkajian dilakukan pada hari jumat tanggal 07 januari 2011 jam 08.30 WIB di BPS Ny. Siti
A.
|
Data Subyektif
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1
|
BIODATA
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Nama pasien
|
:
|
Ny. A
|
Nama suami
|
:
|
Tn. B
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Umur
|
:
|
30 tahun
|
Umur
|
:
|
33 tahun
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Suku/bangsa
|
:
|
Jawa barat /Indonesia
|
Suku/bangsa
|
:
|
Jawa/Indonesia
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Agama
|
:
|
Islam
|
Agama
|
:
|
Islam
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pekerjaan
|
:
|
Pedagang
|
Pekerjaan
|
:
|
Swasta
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Penghasilan
|
:
|
-
|
Penghasilan
|
:
|
Rp. 900.000/bln
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kawin ke
|
:
|
1
|
Kawin ke
|
:
|
1
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Umur kawin
|
:
|
24 tahun
|
Umur kawin
|
:
|
27 tahun
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Lama kawin
|
:
|
6 tahun
|
Lama kawin
|
:
|
6 tahun
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Alamat rumah
|
:
|
Jl. Senopati No. 7
Bandung , jabar
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2
|
KELUHAN UTAMA
Suami pasien mengatakan istrinya merasa nyeri
saat berkemih.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3
|
RIWAYAT MENSTRUASI
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Menarche
|
:
|
13 tahun
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Lama haid
|
:
|
7 hari
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Banyaknya
|
:
|
Hari ke 1-3 = 1-2 x ganti pembalut, 4-7 = 2
kotek sehari
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Siklus
|
:
|
28 hari
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dismrnorhoe
|
:
|
Tidak ada
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Fluor albus
|
:
|
Sebelum haid, tidak gatal dan tidak berbau
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
HPHT
|
:
|
10-3-2010
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
HPL
UK
|
::
|
17-12-2010
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4
|
RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumi
ke
|
Hamil
ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
Umur
anak sekarang
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
L
/ P
|
UK
|
H
/ M
|
Tempat
persalinan
|
Penolong
|
Penyulit
|
Lama
nifas
|
Kelainan
|
KB
|
Menyusui
|
||||||||||||||||||||||||||||
1
|
1
|
p
|
9
bln
|
H
|
Rumah
sakit
|
bidan
|
Tidak ada
|
7
hr
|
Tidak ada
|
Tidak
|
tidak
|
hari
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|
5. RIWAYAT KEHAMILAN
, PERSALINAN , DAN NIFAS SEKARANG
KEHAMILAN
Ibu mengatakan hamil anak ke 1 , usia kehamilan
9 bulan , pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan , selama hamil klien memeriksakan
kehamilan di bidan , sebanyak kali 4
kali.
Keluhan selama hamil :
TM I
: mual muntah
TM II
: tidak ada keluhan
TM III
: nyeri punggung
Imunisasi yang pernah didapat TT
Vitamin / obat – obatan yang pernah didapat Fe ,
Vitamin c ,B1 , B6
HE yang pernah didapat perubahan-perubahan tubuh
pada saat kehamilan dan tanda-tanda bahaya kehamilan
PERSALINAN
Ibu mengatakan kenceng – kenceng sejak hari
minggu tanggal 3 januari 2011 jam 08.30 WIB.
Melahirkan di BPS Ny. Siti Munawaroh
Bayi lahir pada tanggal 3 Januari 2011 jam 05.00
WIB secara normal ditolong oleh Dokter Spesialis Kandungan dengan jenis
kelamin laki-laki.
BB 3200 gram , PB 49 cm , AS 7 , kelaninan konginetal tidak ada
, anus ada
Ada perlukaan jalan lahir , ada heating.
Klien mengatakan merasa sakit di daerah vagina
Jumlah perdarahan 150 cc.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Persalinan berlangsung normal dengan ditolong oleh bidan Siti
Munawaroh, Bayi lahir tanggal 3 Januari
2011, jam 05.00 WIB. Jenis kelamin
laki-laki, BB 3200 gr, PB 49 cm, AS 7, tidak ada kelainan
konginetal, anus ada.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6
|
Riwayat kesehatan
6.1
Riwayat kesehatan yang lalu
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS,
Hepatitis B
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun,
misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun,
misal : hipertensi, DM
Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan /
minuman dan obat-obatan
6.2 Riwayat kesehatan suami /
keluarga
Klien tidak pernah menderita penyakit menular,
misal : HIV /AIDS
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun,
misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun,
misal : hipertensi, DM
Keadaan psikososial budaya
Suami klien mengatakan istrinya terlihat murung ,
tampak sedih , tidak mau makan dan tidak mau menyusui anaknya sejak 4 hari
yang selamat. Suami dan
keluarga mendukung kelahiran bayinya. Hubungan ibu dan masyarakat baik
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7
|
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
POLA NUTRISI
Selama hamil
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Makan
|
:
|
3 x sehari, porsi 1 piring (nasi, sayur, lauk
dan buah)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Minum
|
:
|
± 6 -8 gelas per hari, air putih dan susu
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Makan
|
:
|
2 x sehari, porsi 1/2 piring (nasi, sayur, lauk
dan buah)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Minum
|
:
|
± 6 -7 gelas per hari, air putih
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA ELIMINASI
Selama hamil
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Eliminasi
|
:
|
BAB : 1
x / 2 hari
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
BAK ± 8 x /hari
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Eliminasi
|
:
|
BAB : 1
x / 2 hari
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
BAK ± 7 x /hari
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
PERSONAL HYGIENE
Selama hamil
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci
Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 1 x / hari
Selama nifas
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci
Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 1 x / hari,
ganti pembalut ±2x/hr
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama hamil
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur malam
|
:
|
± 8 Jam Mulai jam 21.00 – 05.00 WIB
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur siang
|
:
|
Siang + 2 jam
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur malam
|
:
|
± 6 ( sering terbangun)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur siang
|
:
|
Siang + 1 jam
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA AKTIFITAS
Selama hamil
Ibu melakukan pekerjaan rumah seperti biasa
dibantu oleh suami misalnya mencuci baju dan bersih-bersih rumah
Selama nifas
Ibu belum bisa melakukan aktivitas ibu rumah tangga seperti biasa
POLA SEKSUALITAS
Selama hamil
± 1x / minggu
Selama nifas
Klien belum pernah berhubungan seksual
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
KETERGANTUNGAN
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama hamil dan nifas klien tidak pernah
ketergantungan pada obat – obatan, minuman, atau makanan tertentu
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
B
|
Data Obyektif
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
A.
|
Pemeriksaan Umum
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.
|
Keadaan Umum
|
:
|
Baik
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2.
|
Kesadaran
|
:
|
Composmentis
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.
|
Postur Tubuh
|
:
|
Lordosis
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
4.
|
Cara Berjalan
|
:
|
Tegak
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
5.
|
BB Sekarang
|
:
|
58 Kg
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
6.
|
TB
|
:
|
158 cm
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
7.
|
Lila
|
:
|
26 cm
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
TANDA – TANDA VITAL
TD
: 110/70 mmHg
Suhu
: 38ºC
Nadi
: 78 x / Menit
Respirasi
: 18 x / Menit
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
B.
|
Pemeriksaan Fisik
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.
|
Inpeksi :
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.1
|
Kepala
|
:
|
Rambut lurus, Warna rambut hitam, tidak rontok,
tidak berketombe, tidak ada benjolan, .
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.2
|
Muka
|
:
|
Tidak ada cloasma gravidarum, pucat, tidak
oedema.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.3
|
Mata
|
:
|
Simetris, Kelopak mata tidak oedema, konjungtiva
pucat, sklera tidak ikterus
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.4
|
Hidung
|
:
|
Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.5
|
Mulut dan gigi
|
:
|
Bibir simetris, Lidah bersih, gusi tidak epulis, gigi tidak caries
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.6
|
Telinga
|
:
|
Simetris, bersih, Tidak ada serumen.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.7
|
Leher
|
:
|
Tidak ada luka bekas operasi, Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis .
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.8
|
Axilla
|
:
|
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.9
|
Dada
|
:
|
Payudara: membesar, simetris, papila mamae menonjol,
tidak ada benjolan tidak ada strie, bersih.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.10
|
Abdoment
|
:
|
Terlihat tegang, Tidak ada bekas luka operasi, linea alba ada, tidak ada strie livide dan
strie albican
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.11
|
Punggung
|
:
|
Posisi tulang belakang normal
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.12
|
Extremitas
|
:
|
Simetris, tidak oedema, tidak varises, tidak ada gangguan pergerakan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.13
|
Ano-genital
|
:
|
Genetalia bersih, lochea ada , ada jahitan , anus tidak ada hemoroid.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2.
|
Palpasi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kepala
|
:
|
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Leher
|
:
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Payudara
|
:
|
Tidak ada nyeri tekan, teraba ASI keluar
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Abdomen
|
:
|
Tfu 2 jari dibawah pusat
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3.
|
Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri : + / +
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4.
|
Auskultasi
Dada
Pada pernafasan tidak ada
suara nafas tambahan
Abdomen
Bising usus ( + )
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5.
|
Pemeriksaan Penunjang
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Darah : HB 10 gr %
Leukosit 13.000 cmm
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
KESIMPULAN
Ny . A, K/U baik, P 0000, Post partum hari ke 19 merasa nyeri pada pinggang.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
DATA
DASAR
|
DIAGNOSA / MASALAH
|
DS :
Suami pasien mengatakan istrinya
sering menggalami nyeri pada pinggang
DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TANDA – TANDA VITAL
TD : 110/70 .mHg
Suhu
: 38ºC
Nadi
: 78 x / Menit
Respirasi
: 18 x / Menit
Abdoment : Terlihat tegang, tfu 2 jari dibawah pusat
AnoGenetalial : Genetalia bersih,locea ada, ada jahitan
Pemeriksaan Penunjang
1) Leukosuria atau piuria terdapat
> 5 /lpb sedimen air kemih
2) Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb
sedimen air kemih.
|
Diagnosa
G1P 0000,infeksi saluran kemih
|
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa : infeksi saluran kandung kemih
Masalah potensial : infeksi
IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
Tidak ada
VI. VII INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI
Dx/Mx/Keb.
|
Tujuan
/ kriteria keberhasilan
|
INTERVENSI
|
||
Dx:
Infeksi yang berhubungan dengan adanya
bakteri pada kandung kemih.
|
Tujuan :
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien
memperlihatkan
tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Kriteria :
1) Tanda vital
dalam batas normal
2) Nilai kultur
urine negative
3) Urine
berwarna bening dan tidak bau
TTV : normal
TD :
110/70-120/80 mmHg
N : 60-100
x /menit
S: 365
– 375 oC
RR: 16-20 x
/menit
|
1.
|
BHSP
Rasional :
Terjalin
hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
|
|
2
|
Jelaskan keadaan ibu sekarang
Rasional :
Dengan mengetahui keadaanya saat ini kx
akan mengurangi kecemasan ibu dan
ibu tau penyebab penyakitnya
|
|||
|
||||
3
|
Kaji suhu tubuh
pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional :
Tanda vital
menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
|
|||
4
|
Catat
karakteristik urine
Rasional :
Untuk
mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.
|
|||
5
6
|
Anjurkan pasien
untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
Untuk mencegah
stasis urine
Anjurkan
ibu menjaga kebersihan diri, khususnya daerah genetalia.
Rasional :
Mencegah
infeksi lebih lanjut
|
|||
7
8
9
|
Anjurkan pasien
untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.
Rasional :
Untuk mencegah
adanya distensi kandung kemih
Berikan
perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional :
Untuk menjaga
kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra
Berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasional :
Mengetahui
seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.
|
|||
IMPLEMENTASI
Tanggal : 07-01-2011 / Pkl. 10.00 WIB
Dx/Mx/Keb.
|
Implementasi
|
|||
Dx:
GIP0000
dengan sistitis
|
1.
|
BHSP,Bina hubungan saling percaya
antara klien untuk menciptakan hubungan yang terapeutik.
|
||
2.
|
Menjelaskan keadaan ibu sekarang
bahwa keadaanya harus segara diobati dan memerlukan perawatan
|
|||
3.
|
Mengkaji suhu
tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Memantau TTV :
TD : 100/70 mmHg
S : 38°C
N : 112x/mnt
RR : 22x/mnt
Lochea berwarna hijau dan
berbau busuk
|
|||
|
4.
|
Mencatat
karakteristik urine
|
||
|
5.
|
Menganjurkan
pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
|
|
|
|
6.
|
Menganjurkan
ibu menjaga kebersihan diri, khususnya daerah genetalia.
-
Menganjarkan
cara cebok yang benar dari depan ke belakang
-
Mengganti pembalut apabila
merasa sudah penuh.
|
||
|
7
|
Menganjurkan
pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.
|
||
|
8
|
Memberikan
perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
|
||
|
9
|
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
§ Ampicillin dengan dosis 3 X 1 peroral
§ Tetracyclin IV 500 mg 3 X 1
§ Asam mefenamat 3 X 1 peroral
|
||
VII EVALUASI
Tanggal : 07-01-2011 / Pkl. 15.00 WIB
Diagnosa/Mslh/Kebt.
|
Evaluasi
|
|||
Dx:
G1P0000,
post partum hari ke 14 dengan sistitis
|
S
|
:
|
Ibu mengatakan
perut bagian bawah masih nyeri
|
|
O
|
:
|
TTV
TD : 100/70 mmHg
S : 38°C
N : 108x/mnt
RR : 20x/mnt
Abdoment terasa sedikit kaku
Lochea berwarna hijau dan
berbau
Ibu masih terlihat pucat dan lemah
Mual muntah berkurang
Porsi makan tidak dihabiskan
|
||
A
|
:
|
G1P0000, post partum hari ke 14 dengan
sistitis
|
||
|
P
|
:
|
-
|
Beri kompres hangat pada ketiak, lipatan paha dan dahi
|
|
|
|
-
|
Observasi TTV
|
|
|
|
-
|
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
|
|
|
|
Tgl 08-01-2011, jam 08.00 WIB
|
|
Dx :
G1P0000, post partum hari ke 15 dengan
sistitis
|
S
|
:
|
Ibu mengatakan
perut bagian bawah nyerinya sudah berkurang dan perut tidak kaku ,
sudah tidak merasa mual dan
tidak muntah serta nafsu makannya bertambah
|
|
|
O
|
:
|
TTV
TD : 110/70 mmHg
S : 38°C
N : 98x/mnt
RR : 20x/mnt
Abdoment terasa sedikit kaku
Lochea berwarna kuning kehijauan dan agak berbau
Ibu sudah tidak pucat
Porsi makan sudah dihabiskan
|
|
|
A
|
:
|
G1P0000, post partum hari ke 15 dengan
sistitis
|
|
|
P
|
:
|
Beri kompres hangat pada ketiak, lipatan paha dan dahi
|
|
|
|
|
Observasi TTV
|
|
|
|
|
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
|
|
Dx :
|
|
|
Tgl 09 – 01 - 2011, jam 08.00 WIB
|
|
G1P0000, post partum hari ke 16 dengan
sistitis
|
S
|
:
|
Ibu mengatakan perut bagian bawah kadang
– kadang nyeri tapi badan tidak panas dan perut tidak kaku
|
|
|
O
|
:
|
TTV
TD : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84x/mnt
RR : 18x/mnt
Lochea berwarna kuning dan tidak berbau
|
|
|
A
|
:
|
P1001, post partum hari ke 16 dengan
sistitis
|
|
|
P
|
:
|
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
Observasi TTV
|
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
- Berdasarkan dengan asuhan kebidanan ini, klien mengatakan persalinan ini merupakan persalinan pertama. G1P0000, Post partum hari ke 14, dengan masalah sistitis
- Klien mengatakan mkepala dan mengeluh sakit kepala dan gangguan penglihatan sehubungan dengan sistitis
- Sistitis adalah infeksi pada saluran kandung kemih
- SARAN
Agar
masalah-masalah sistitis dapat berkurang pada ibu nifas maka sebaiknya setelah
melahirkan ibu agar selalu menjaga kebersihan diri utamanya pada daerah
genetalia
DAFTAR PUSTAKA
Ø Taber Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA
SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
Ø Fakultas Kedokteran VI. 2001. KAPITA
SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: Media Aesculapius.
Ø Wiknjosastro, Hanifa. 2005. ILMU
KEBIDANAN. Jakarta: YBP-SP.
Ø Mochtar Rustam MPH.
1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta: EGC.
Ø Saifudin Abdul Bari, dkk. 2002. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR. POGI. YBP-SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar