Senin, 01 April 2013

sistitis



MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN IBU III
“SISTITIS”


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allh SWT, karena hanya dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan semua pihak baik moril maupun materil sehingga asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis.
Semoga asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.


Tulungagung,   Januari 2011



Penulis




                                                                
                                                                

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya ialah sistitis yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut.pada infeksi ini sering tejadi pada masyarakat yang kurang mampu karena tinggkat pengatahuan masyarakat tentang infeksi saluran kemih yang rendah.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Pengertian Sistitis
  2. Etiologi sistitis
  3. Patofisiologi
  4. Gambaran Klinis
  5. Komplikasi
  6. Pemeriksaan Diagnostik
  7. Pengobatan Penyakit ISK

1.3 TUJUAN
Memahami Pengertian sistitis, penyebab dan bagaimana cara pengobatan dan pencegahan sistitis. Serta berusaha sebaik mungkin untuk mencegah infeksi saluran kemih.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Sistitis adalah infeksi pada saluran kandung kemih.
      Infeksi kandung kemih umumnya terjadi pada wanita, terutama pada masa reproduktif. Beberapa wanita menderita infeksi kandung kemih secara berulang.
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

2.2 ETIOLOGI
Bakteri dari vagina bisa berpindah dari uretra ke kandung kemih. Wanita sering menderita infeksi kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual, kemungkinan karena uretra mengalami cedera pada saat melakukan hubungan seksual. Kadang infeksi kandung kemih berulang pada wanita terjadi karena adanya hubungan abnormal antara kandung kemih dan vagina (fistula vesikovaginal). Infeksi kandung kemih jarang terjadi pada pria dan biasanya berawal sebagai infeksi uretra yang bergerak menuju prostat lalu ke kandung kemih. Selain itu, infeksi kandung kemih bisa terjadi akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama pembedahan.
Penyebab tersering dari infeksi kandung kemih berulang pada pria adalah infeksi prostat karena bakteri yang bersifat menetap. Antibiotik dengan segera akan melenyapkan bakteri dari air kemih di dalam kandung kemih, tetapi antibiotik tidak dapat menembus prostat dengan baik sehingga tidak dapat meredakan infeksi di dalam prostat. Karena itu, jika pemakaian antibiotik dihentikan, maka bakteri yang berada di dalam prostat akan cenderung kembali menginfeksi kandung kemih. 
  Hubungan abnormal antara kandung kemih dan usus (fistula vesikoenterik) kadang menyebabkan bakteri pembentuk gas masuk dan tumbuh di dalam kandung kemih.
Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung udara di dalam air kemih (pneumaturia).

2.3 PATOFISIOLOGI
Sistitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.Kemudian bakteri tersebut berekolonisasi pada suatu tempat misalkan pada vagina atau genetalia eksterna menyebabkan organisme melekat dan berkolonisasi disuatu tempat di periutenial dan masuk ke kandung kemih.

2.4 MANIFESTASI KLINIS
Uretro Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
1) Disuria (nyeri waktu berkemih)
2) Peningkatan frekuensi berkemih
3) Perasaan ingin berkemih
4) Adanya sel-sel darah putih dalam urin
5) Nyeri punggung bawah atau suprapubic
6) Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

2.5 KOMPLIKASI :
1) Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
2) Gagal ginjal

2.6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Urinalisis
1) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2) Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
b. Bakteriologis
Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria  2 )
Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.

2.7 PENGOBATAN
o Pemberian terapi single : trimekstropin-sulfametroxazole (bactrhim,septa)
o Pemberian terapi 1-3 hari : Nitrofurantoin (Macrodantin, Furadantin), Chephalaxin (keflek), Ciprofloksasim (cibrloksin, noroksin), Ofdlksasin (floksin)
o Pemberian anlgesik untuk mengurangi nyeri.



BAB III

K A S U S


Tak Higienis Datangkan Sistitis

Pakaian dalam yang kotor sangat mungkin jadi penyebab infeksi saluran kemih.
Sepanjang akhir pekan lalu Amirah 30 tahun, tergeletak di kamarnya setelah 19 hari melahirkan. Tubuhnya lemas, belum lagi rasa sakit di sekitar buah pinggangnya.Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga penjualan sayur di pasar krempyeng itu terkapar, tak bisa ke mana-mana.
"Diagnosis dokter menunjukkan saluran kemih saya terinfeksi ."katanya. Anehnya, infeksi ini bukan karena adanya batu pada ginjal atau kandung kemih. Sebab, hasil uji laboratorium menunjukkan ginjalnya temyata tidak bermasalah. Setelah dokter merekonstruksi aktivitas Amirah, disimpulkan bahwa infeksi ini karena bakteri yang masuk ke alat kelaminnya.
Amirah sempat menepis kesimpulan sang dokter. Ia merasa tak menderita penyakit kulit. Hanya, beberapa hari sebelumnya ia mengaku malas mandi dan tak sempat mengganti pakaian dalam. "Dokter itu menyebut bakteri masuk lewat celana dalam saya yang tiduk higienis," katanya.  Amirah memang sudah bekerja lagi di pasar setelah 2 minggu melahirkan  Selama itu pula Amirah hanya mengganti pakaian luarnya. "Saya juga tidak banyak minum air putih," katanya.
Dokter menyebut ia ada kemungkinan menderita sistitis {cystitis), yaitu inflamasi kandung kemih, yang paling sering disebabkan oleh infeksi yang menjalar dari uretra (saluran kencing). Penyebab lainnya adalah urine yang mengalir balik dari urctra ke kandung kemih. Kontaminasi tinja atau penggunaan katcter atau sistoskop juga bisa jadi pemicunya. Untuk kasus Amirah, celana dalam yang kotor diduga kuat penyebabnya.
Perkara celana dalam yang banyak menginfeksi kemajuan dan saluran kemih diakui oleh dokter spesialis kulit dan kelamin,Tridia Sudirga. Ia menyebutkan, celana dalam yang kotor bisa jadi media tumbuhnya jamur maupun baktm.
Untuk jamur, biasanya jenis kandida dan dermatofia. Sedangkan baktcria, paling sering dari jenis Staphylococcus dan Strepto-coccus. Terkadang juga bakteri Eserchia coli.
"Pakaian dalam yang kotor atau basah karena keringat membuat bakteri dan jamur mudah tumbuh dengan subur," kata Tridia,
Rabu malam lalu. Bila jamur ini sudah tumbuh subur, dalam stadium ringan seseorang akan menderita penyakit kulit kandidosis dan tinea cruris, yaitu semacam kurap dan panu.
Penyakit ini paling sering ditemui di sekitar alat kelamin, karena suhu di area ini selalu panas. Kebiasaan menggunakan celana berlapis, ketat, dan bahan yang tebal juga menyebabkan celana dalam lebih cepat lembap karena keringat. "Bisa juga karena terlalu banyak gesekan di sekitar selangkangan saat kita berjalan," katanya.
Untuk serangan bakteri, biasanya kulit menderita infeksi folikel atau folliculitis (radang folikel rambut). Juga bisul-bisul kecil dan efek serangan bakteri lain di sekitar kulit. Menurut Tridia, bakteri dan jamur ini pada awalnya tidak melulu menginfeksi daerah di sekitar selangkangan. "Dalam beberapa kasus, bisa masuk ke alat kelamin dan menginfeksi dari dalam," katanya.
Perkara infeksi jamur dan bakteri ini, wanita cenderung lebih rentan diserang. Tridia menjelaskan, penyebabnya kaum hawa dalam sebulan sekali mengalami menstruasi. Kebiasaan memakai pembalut yang tidak segera diganti jadi salah satu penyebab. "Saat pakai pembalut, area di sekitar selangkangan cenderung lebih lembap," katanya.
Faktor lainnya adalah kaum wanita sering memakai korset atau celana bagian nilon yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat. Pada pria, karena faktor malas mengganti pakaian dalam. Apalagi pria cenderung beraktivitas lebih banyak, karena itu lebih banyak berkeringat.
"Pria juga cenderung malas membersihkan daerah kemaluannya," kata Aria Suriadirdja, yang juga ddkter spesialis kulit dan kelamin. Karena itu, ia menyarankan agar celana dalam diganti dua kali sehari. Apalagi dalam cuaca yang panas menyengat seperti akhir-akhir ini."Kalau sudah berkeringat, langsung ganti saja," katanya.
Bila sutiah terserang, Aria menyarankan segera berobat untuk menghilangkan jamur dan bakteri. Bila sudah selesai, berobatlah sampai tuntas. Kepada pasangan juga harus diobati, karena kecenderungan menular lewat hubungan seksual tinggi. "Kalau jamur dan bakteri bersisa sedikit saja, nanti cepat berkembang lagi," katanya.















BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN  PADA IBU NIFAS

DATA DASAR

Pengkajian dilakukan pada hari jumat tanggal 07  januari 2011  jam 08.30 WIB di BPS Ny. Siti

A.
Data Subyektif


1
BIODATA



Nama pasien
:
Ny. A
Nama suami
:
Tn. B



Umur
:
30 tahun
Umur
:
33 tahun



Suku/bangsa
:
Jawa barat    /Indonesia
Suku/bangsa
:
Jawa/Indonesia



Agama
:
Islam
Agama
:
Islam



Pendidikan
:
SMA
Pendidikan
:
SMA



Pekerjaan
:
Pedagang
Pekerjaan
:
Swasta



Penghasilan
:
-
Penghasilan
:
Rp. 900.000/bln



Kawin ke
:
1
Kawin ke
:
1



Umur kawin
:
24 tahun
Umur kawin
:
27 tahun



Lama kawin
:
6 tahun
Lama kawin
:
6 tahun



Alamat rumah
:
Jl. Senopati No. 7 
Bandung , jabar





2
KELUHAN  UTAMA
Suami pasien mengatakan istrinya merasa nyeri saat berkemih.

3
RIWAYAT MENSTRUASI



Menarche
:
13 tahun



Lama haid
:
7 hari



Banyaknya
:
Hari ke 1-3 = 1-2 x ganti pembalut, 4-7 = 2 kotek sehari



Siklus
:
28 hari



Dismrnorhoe
:
Tidak ada



Fluor albus
:
Sebelum haid, tidak gatal dan tidak berbau



HPHT
:
10-3-2010



HPL
UK
::
17-12-2010







4
RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS SEKARANG

Sumi ke
Hamil ke
Persalinan
Nifas
Umur anak sekarang

L / P
UK
H / M
Tempat persalinan
Penolong
Penyulit
Lama nifas
Kelainan
KB
Menyusui

1
1
p
9 bln
H
Rumah sakit
bidan
Tidak ada
7 hr
Tidak ada
Tidak
tidak
 hari





5. RIWAYAT  KEHAMILAN , PERSALINAN , DAN NIFAS  SEKARANG

KEHAMILAN 
Ibu mengatakan hamil anak ke 1 , usia kehamilan 9 bulan , pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 5  bulan , selama hamil klien memeriksakan kehamilan di bidan , sebanyak  kali 4 kali.
Keluhan selama hamil  :
TM I      : mual muntah
TM II     : tidak ada keluhan
TM III    : nyeri punggung
Imunisasi yang pernah didapat TT
Vitamin / obat – obatan yang pernah didapat Fe , Vitamin c ,B1 , B6
HE yang pernah didapat perubahan-perubahan tubuh pada saat kehamilan dan tanda-tanda bahaya kehamilan




PERSALINAN
Ibu mengatakan kenceng – kenceng sejak hari minggu tanggal 3 januari 2011  jam  08.30 WIB.
Melahirkan di BPS Ny. Siti Munawaroh
Bayi lahir pada tanggal 3 Januari 2011 jam 05.00 WIB secara normal  ditolong oleh  Dokter Spesialis Kandungan dengan jenis kelamin laki-laki. 
BB 3200 gram , PB 49  cm , AS 7 , kelaninan konginetal tidak ada , anus ada
Ada perlukaan jalan lahir , ada heating.
Klien mengatakan merasa sakit di daerah vagina
Jumlah perdarahan  150 cc.




Persalinan berlangsung  normal dengan  ditolong oleh bidan Siti Munawaroh, Bayi lahir tanggal 3 Januari  2011, jam 05.00 WIB. Jenis kelamin laki-laki, BB 3200 gr, PB 49 cm, AS 7, tidak ada kelainan konginetal, anus ada.








6
Riwayat kesehatan
6.1 Riwayat kesehatan yang lalu



Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS, Hepatitis B
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM
Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan / minuman dan obat-obatan

 6.2     Riwayat kesehatan suami / keluarga
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM

Keadaan psikososial budaya
Suami klien mengatakan    istrinya terlihat murung , tampak sedih , tidak mau makan dan tidak mau menyusui anaknya sejak 4 hari yang selamat. Suami dan keluarga mendukung kelahiran bayinya. Hubungan ibu dan masyarakat baik



7
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
POLA NUTRISI
Selama hamil



Makan
:
3 x sehari, porsi 1 piring (nasi, sayur, lauk dan buah)



Minum
:
± 6 -8 gelas per hari, air putih dan susu



Selama nifas



Makan
:
2 x sehari, porsi 1/2 piring (nasi, sayur, lauk dan buah)



Minum
:
± 6 -7 gelas per hari, air putih




POLA ELIMINASI
Selama hamil



Eliminasi
:
BAB : 1 x / 2 hari





BAK ± 8 x /hari



Selama nifas





Eliminasi
:
BAB : 1 x / 2 hari





BAK ± 7 x /hari




PERSONAL HYGIENE
Selama hamil



Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 1 x / hari
Selama nifas      
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 1 x / hari, ganti pembalut ±2x/hr




POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama hamil



Tidur malam
:
± 8 Jam Mulai jam 21.00 – 05.00 WIB



Tidur siang
:
Siang + 2 jam



Selama nifas





Tidur malam
:
± 6 ( sering terbangun)



Tidur siang
:
Siang + 1 jam



POLA AKTIFITAS
Selama hamil
Ibu melakukan pekerjaan rumah seperti biasa dibantu oleh suami misalnya mencuci baju dan bersih-bersih rumah
Selama nifas
Ibu belum bisa melakukan aktivitas  ibu rumah tangga seperti biasa

POLA SEKSUALITAS
Selama hamil
± 1x / minggu
Selama nifas
Klien belum pernah berhubungan seksual




KETERGANTUNGAN



Selama hamil dan nifas klien tidak pernah ketergantungan pada obat – obatan, minuman, atau makanan tertentu







B
Data Obyektif


A.
Pemeriksaan Umum



1.
Keadaan Umum
:
Baik



2.
Kesadaran
:
Composmentis



3.
Postur Tubuh
:
Lordosis



4.
Cara Berjalan
:
Tegak



5.
BB Sekarang
:
58 Kg



6.
TB
:
158 cm



7.
Lila
:
26 cm



TANDA – TANDA VITAL
TD                : 110/70 mmHg
Suhu             :  38ºC
Nadi              : 78 x / Menit
Respirasi       : 18 x / Menit



B.
Pemeriksaan Fisik



1.
Inpeksi :





1.1
Kepala
:
Rambut lurus, Warna rambut hitam, tidak rontok, tidak berketombe, tidak ada benjolan, .



1.2
Muka
:
Tidak ada cloasma gravidarum, pucat, tidak oedema.



1.3
Mata
:
Simetris, Kelopak mata tidak oedema, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterus



1.4
Hidung
:
Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.



1.5
Mulut dan gigi
:
Bibir simetris, Lidah bersih, gusi tidak epulis, gigi tidak caries



1.6
Telinga
:
Simetris, bersih, Tidak ada serumen.



1.7
Leher
:
Tidak ada luka bekas operasi, Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis .



1.8
Axilla
:
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.



1.9
Dada
:
Payudara: membesar, simetris, papila mamae menonjol, tidak ada benjolan tidak ada strie, bersih.



1.10
Abdoment
:
Terlihat tegang, Tidak ada bekas luka operasi, linea alba ada, tidak ada strie livide dan strie albican



1.11
Punggung
:
Posisi tulang belakang normal



1.12
Extremitas
:
Simetris, tidak oedema, tidak varises, tidak ada gangguan  pergerakan.



1.13
Ano-genital
:
Genetalia bersih, lochea ada , ada jahitan , anus tidak ada hemoroid.


2.
Palpasi



Kepala
:
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan



Leher
:
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.



Payudara
:
Tidak ada nyeri tekan, teraba ASI keluar



Abdomen
:
Tfu 2 jari dibawah pusat


3.
Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri : + / +



4.
Auskultasi
Dada
Pada pernafasan tidak ada suara nafas tambahan
Abdomen
Bising usus ( + )


5.
Pemeriksaan Penunjang



Darah : HB 10 gr %
Leukosit 13.000 cmm








































KESIMPULAN
Ny . A, K/U baik, P 0000, Post partum hari ke 19  merasa nyeri pada pinggang.


IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

DATA DASAR
DIAGNOSA / MASALAH
DS :
 Suami pasien mengatakan istrinya sering menggalami nyeri pada pinggang
DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TANDA – TANDA VITAL
 TD                : 110/70 .mHg
Suhu             :  38ºC
Nadi              : 78 x / Menit
Respirasi       : 18 x / Menit
Abdoment :       Terlihat tegang, tfu 2 jari dibawah pusat
AnoGenetalial : Genetalia bersih,locea ada, ada jahitan
    Pemeriksaan Penunjang
1) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2) Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
Diagnosa
G1P 0000,infeksi saluran kemih

 

 III.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Diagnosa                : infeksi saluran kandung kemih   
 Masalah potensial : infeksi

IV   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI

Tidak ada


VI. VII   INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI

Dx/Mx/Keb.
Tujuan / kriteria keberhasilan
INTERVENSI
Dx:
 Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada kandung kemih.















Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien

memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.

Kriteria :
1) Tanda vital dalam batas normal

2) Nilai kultur urine negative

3) Urine berwarna bening dan tidak bau


TTV : normal
TD : 110/70-120/80 mmHg
N : 60-100 x /menit
S: 365 – 375 oC
RR: 16-20 x /menit

1.
BHSP
Rasional :
Terjalin hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
2
Jelaskan keadaan ibu sekarang
Rasional :
Dengan mengetahui keadaanya saat ini kx akan mengurangi kecemasan ibu dan
ibu tau penyebab penyakitnya

3
Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional :
Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh

4
Catat karakteristik urine

Rasional :
Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.


5



6

Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
Untuk mencegah stasis urine


Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri, khususnya daerah genetalia.
Rasional :
Mencegah infeksi lebih lanjut
7








8







9
Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.
Rasional :
Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih


Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional :
Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra

Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasional :
Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.















IMPLEMENTASI

Tanggal : 07-01-2011 / Pkl. 10.00 WIB
Dx/Mx/Keb.
Implementasi

Dx:
GIP0000 dengan sistitis
1.
BHSP,Bina hubungan saling percaya antara klien untuk menciptakan hubungan yang terapeutik.

2.
Menjelaskan keadaan ibu sekarang bahwa keadaanya harus segara diobati dan memerlukan perawatan

3.
Mengkaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C

Memantau TTV :
*TD : 100/70 mmHg
*S : 38°C
*N : 112x/mnt
*RR : 22x/mnt
Lochea berwarna hijau dan berbau busuk


4.
Mencatat karakteristik urine



5.
Menganjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi



6.
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, khususnya daerah genetalia.
-          Menganjarkan cara cebok yang benar dari depan ke belakang
-          Mengganti pembalut apabila merasa sudah penuh.



7
Menganjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.



8
Memberikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.



9
 Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
§  Ampicillin dengan dosis 3 X 1 peroral
§  Tetracyclin IV 500 mg 3 X 1
§  Asam mefenamat 3 X 1 peroral








VII EVALUASI

Tanggal : 07-01-2011 /  Pkl. 15.00 WIB
Diagnosa/Mslh/Kebt.
Evaluasi
Dx:
G1P0000, post partum hari ke 14 dengan sistitis 
S
:
Ibu mengatakan perut bagian bawah masih nyeri
O
:
TTV
*TD : 100/70 mmHg
*S : 38°C
*N : 108x/mnt
*RR : 20x/mnt
Abdoment terasa sedikit kaku
Lochea berwarna hijau dan berbau
Ibu masih terlihat pucat dan lemah
Mual muntah berkurang
Porsi makan tidak dihabiskan

A
:
G1P0000, post partum hari ke 14 dengan sistitis

P
:
-
Beri kompres hangat pada ketiak, lipatan paha dan dahi



-
Observasi TTV



-
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi



Tgl 08-01-2011, jam 08.00 WIB
Dx :
G1P0000, post partum hari ke 15 dengan sistitis
S
:
Ibu mengatakan perut bagian bawah nyerinya sudah berkurang dan perut tidak kaku  , sudah tidak merasa mual dan tidak muntah serta nafsu makannya bertambah

O
:
TTV
*TD : 110/70 mmHg
*S : 38°C
*N : 98x/mnt
*RR : 20x/mnt
Abdoment terasa sedikit kaku
Lochea berwarna kuning kehijauan dan agak berbau
Ibu sudah tidak pucat
Porsi makan sudah dihabiskan


A
:
G1P0000, post partum hari ke 15 dengan sistitis

P
:
Beri kompres hangat pada ketiak, lipatan paha dan dahi



Observasi TTV



Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi


Dx :



Tgl 0901 - 2011, jam 08.00 WIB
G1P0000, post partum hari ke 16 dengan sistitis
S
:
Ibu mengatakan perut bagian bawah kadang – kadang nyeri tapi badan tidak panas dan perut tidak kaku

O
:
TTV
*TD : 110/70 mmHg
*S    : 37°C
*N   : 84x/mnt
*RR : 18x/mnt
Lochea berwarna kuning dan tidak berbau

A
:
P1001, post partum hari ke 16 dengan sistitis

P
:
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Observasi TTV

 


BAB III

PENUTUP


  1. KESIMPULAN
    • Berdasarkan dengan asuhan kebidanan ini, klien mengatakan persalinan ini merupakan persalinan pertama. G1P0000, Post partum hari ke 14, dengan masalah sistitis
    • Klien mengatakan mkepala dan mengeluh sakit kepala dan gangguan penglihatan sehubungan dengan sistitis 
    • Sistitis adalah infeksi pada saluran kandung kemih

  1. SARAN
    Agar masalah-masalah sistitis dapat berkurang pada ibu nifas maka sebaiknya setelah melahirkan ibu agar selalu menjaga kebersihan diri utamanya pada daerah genetalia
















DAFTAR PUSTAKA


Ø  Taber Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
Ø  Fakultas Kedokteran VI. 2001. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: Media Aesculapius.
Ø  Wiknjosastro, Hanifa. 2005. ILMU KEBIDANAN. Jakarta: YBP-SP.
Ø  Mochtar Rustam MPH. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta: EGC.
Ø  Saifudin Abdul Bari, dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR. POGI. YBP-SP






Tidak ada komentar: