Senin, 08 April 2013

WOW, Anak Perempuan 5 Tahun Melahirkan Bayi Laki-Laki


Lina Medina (c) melty Vemale.com - Mengandung dan melahirkan adalah hal yang alami terjadi pada wanita. Seorang wanita sudah bisa mengalami kehamilan jika dia sudah mulai melepas sel telur dan mengalami menstruasi. Biasanya, wanita akan mencapai tahap ini di usia belasan tahun. Tetapi di sekitar tahun 1938, dunia medis digegerkan karena seorang gadis kecil berusia 5 tahun hamil dan melahirkan bayi laki-laki.
Usia 5 Tahun Sudah Melahirkan
Nama anak perempuan itu adalah Lina Vanessa Medina atau biasa disingkat Lina Medina. Gadis kecil ini lahir 27 September 1933 dan tinggal di Peru. Saat usianya mencapai 5 tahun, orang tua Lina Medina sangat kaget mendapati perut anak perempuannya membesar. Hal yang ditakutkan adalah penyakit seperti tumor atau penyakit lain, tetapi setelah diperiksakan, baru diketahui bahwa Lina sedang mengandung tujuh bulan.
Satu setengah bulan setelah diketahui mengandung, Lina Medina melahirkan melalui operasi caesar. Hal tersebut dilakukan karena pinggul dan tulang di bagian pangkal paha terlalu kecil untuk kelahiran normal. Lina Medina melahirkan bayi laki-laki tanggal 14 Mei 1939 dibantu Dr. Gerardo Lozada dan Dr. Busalleu. Anak laki-laki itu lahir dengan berat 2,7 kg dan diberi nama Gerardo sama seperti nama sang dokter.
notizie
Kiri: Lina Medina, bayinya dan dokter | Kanan: Foto kehamilan Lina Medina (c) notizie
Mengapa Bisa Hamil?
Misteri besar yang ditinggalkan kasus langka ini adalah bagaimana Lina Medina bisa hamil? Gadis kecil ini tidak jauh berbeda dengan anak-anak lain, dia senang bermain hingga mendapati dirinya hamil. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Dr. Edmundo Escomel menunjukkan bahwa Lina Medina sudah mengalami menstruasi sejak usia 8 bulan. Jauh dari usia normal seorang wanita saat mendapat menstruasi pertama.
Lalu bagaimana Lina Medina bisa mengandung? Kuat dugaan bahwa gadis kecil itu mengalami kekerasan seksual oleh ayahnya, tetapi sang ayah dibebaskan dari penjara karena kurangnya bukti. Sementara itu, Lina Medina tidak pernah bercerita bagaimana dia bisa mengandung.
Banyak orang menduga cerita ini hanya bualan, tetapi sebuah foto yang diambil Dr Edmundo Escomel saat Lina Medina mengandung 7 bulan menjadi bukti bahwa cerita ini adalah nyata. Misteri ini tetap belum terpecahkan hingga anak laki-laki Lina Medina meninggal di tahun 1979 karena penyakit sumsum tulang belakang. Hingga saat ini, Lina Medina mendapat predikat sebagai ibu paling muda di dunia.

askeb endometritis



BAB I

    ENDOMETRITIS

A.    PENGERTIAN
*      Endometritis merupakan suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan.
*      Endometritis adalah infeksi atau desidua endometrium, dengan ekstensi ke dalam miometrium dan jaringan parametrial.
*      Endometritis adalah keradangan pada dinding uterus yang umumnya disebabkan oleh partus. Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari endometrium
Endometritis banyak ditemukan setelah sectio cesarea terutama bila sebelumnya pasien menderita karioamnionitis,partus lama atau ketuban pecah.

B.  MACAM-MACAM ENDOMETRITIS

*      Endometritis Akuta

Ø  Pada endometritis akuta endometrium mengalami edema dan hipermi dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hipermi,edema,dan infiltrasi leukosit berinti polimorf yang banyak serta perdarahan-perdarahan interstial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akuta dan radang menjalar ke atas dan menyebabkan endometritis akuta. Infeksi gonorea akan di bahas secara khusus dan oleh sebab itu tidak di bicarakan lebih lanjut di sini. Infeksi post abortus dan post partum sering terdapat oleh karena luka-luka pada serviks uteri. Luka pada dinding uterus bekas tempat plasenta yang merupakan porte d’entrée pada kuman-kuman pathogen. Selain itu,alat-alat yang digunakan pada abortus dan partus dapat membawa kuman-kuman ke dalam uterus.
Pada abortus septic dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah dan limfe dapat menjalar ke parametrium,ke tuba dan ovarium dan ke peritoneum di sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akuta dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gajala penyakt dalam keseluruhannya. Penderita panas tinggi,kelihatan sakit keras,keluar lochea yang bernanah dan uterus serta daerah di sekitarnya nyeri pada perabaan.
          Sebab lain endometritis akuta ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus/abortus seperti kerokan,memasukkan radium ke dalam uterus,memasukkan IUD ke dalam uterus,dsb. Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus,apakah endometritis akuta tetap terbatas pada endometrium/menjalar ke jaringan di sekitarnya. Endometritis akuta yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak seberapa patogen,umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri,dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari endomtrium pada waktu haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting ialah berusaha mencegah agar infeksi tidak menjalar.

*      Endometritis Kronika

Ø  Endometritis kronika tidak seberapa sering terdapat oleh karena infeksi masuknya pada endometrium,yang tidak dapat mempertahankan diri karena pelepasan lapisan fungsional dari endometrium yang lagi haid.Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel – sel plasma dan limfosit.Penemuan limfosit saja tidak besar  artinya karena sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.
Ø   Gejala krinis endometritis kronika ialah leukorea dan menorargia pengobatannya tergantung

Ø  Endometritis kronika ditemukan
a.       Pada tuberculosis
b.      Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus
c.       Jika terdapat korpus alienum di kavum uteri
d.      Pada polip uterus dengan infeksi
e.       Pada tumor ganas uterus
f.       Pada salpingo-ooporitis dan selulitis pelvic
Ø  Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus tuberkulosa genital pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel di tengah-tengah endometrium yang beradang menahun.
Pada abortus inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan vili korilaris di tengah-tengah radang menhun endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus terdapat peradangandan organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah dan terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta.
Endometritis kronika yang lain umumnya akibat infeksi terus menerus karena adanya benda asing atau polip atau tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.

C.  FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
Meliputi:
a.       Sectio sesarea
b.      Ketuban pecah
c.        Partus lama
d.      Anemia
e.       Jaringan placenta yang bertahan
f.       Pemakaian AKDR
g.      Penyakit:sistemik yang menurunkan resistensi terhadap infeksi
h.      Perdarahan
i.        Wanita dengan kasus nutrisi yang buruk

D. ETIOLOGI
Endometritis disebabkan oleh adanya infeksi oleh sereptokokus β – hemolitikusgroup A yang nantinya dapat menyebabkan bising pada usus yang hipoaktif sehingga menjadi pada peradangan.

E. PATOFISIOLOGI
Jenis infeksi yang paling sering adalah endometritis, kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas incersio placenta dan dalam waktu singkat mengikut sertakan endometrium.
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang bebas pada endometrium jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan menggunakan getah berbau dan terdiri atas keeping - keping nekrotis serta cairan. Pada bekas antara darah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan yang terdiri dari leokosit.

F. TANDA DAN GEJALA
a.       Menggigil
b.      Demam
c.       Nyeri abdomen bagian bawah dengan/tanpa perdarahan pervaginam
d.      Secret vagina mukofulen dan lokia yang berbau busuk merupakan gejala-gejala yang khas
G.  KOMPLIKASI POTENSIAL
a.       Komplikasi meliputi selvikis pelvis
b.      Trombolflebitis vena pelvis
c.       Peritonitis
d.      Abses pelvis
e.       Bakteriema
f.       Koagulasi intravaskuler diseminata
g.      Syok septic


H. DIAGNOSIS BANDING
Meliputi:
a.       Infeksi traktus urinarius
b.      Demam pernapasan
c.       Demam obab
d.      Septicemia
e.       Tromboflebitis pelvis
f.       Abses pelvis
I. DIAGNOSIS TAMBAHAN
a.       Bakteriologi adalah organism yang sering di isolasi dari darah pasien dengan endometritis setelah SC adalah peptokokus, emberokokus, eloskridia, bakberiodes fragills, aschericia coli, streptokokus dan lainnya.
b.      Pasien abdomen           bising usus mungkin hipoaktif uterus post partum sering terasa nyeri pada peradaban.
c.       Pemeriksaan pelvis           uterus sering membengkak. Adanya lokasi yang berbau busuk member kesan adanya infeksi anaerob.
J.  PENATALAKSANAAN
a.       Antibiotika dan drainase yang memadai merupakan pokok sasaran terapi.
b.      Cairan intravena dan elektronik,secepat mungkin pasien diberikan diet per oral untuk memberikan nutrisi yang baik.
c.       Penggantian darah dapat diindikasikan untuk anemia berat post abortus atau post partum.
d.      Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung ang banyak manfaatnya.




Description: D:\Data\gbr endometritis.jpgDescription: D:\Data\endometritis 2.jpg
























KASUS ENDOMETRITIS
  
Endometritis adalah suatu penyakit dimana lapisan rahim bagian dalam (endometrium) tumbuh di luar rahim. Endometriosis berbeda-beda bentuknya, mulai dari bercak-bercak pada organ panggul, hingga kista endometriosis dengan perlengketan pada usus, kandung kemih dan ureter (saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih). Endometriosis diperkirakan terjadi pada 7% perempuan usia reproduksi di Amerika Serikat dan sering berhubungan dengan nyeri panggul dan gangguan kesuburan.
Endometriosis adalah penyakit yang dipengaruhi oleh hormon estrogen. Terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan perkembangan penyakit ini. Teori transplantasi mengatakan bahwa endometriosis disebabkan oleh naiknya darah haid (menstruasi retrograd) melalui saluran telur selama haid. Menstruasi retrograd ini terjadi pada 70%-90% perempuan, dan menjadi lebih sering pada penderita endometriosis. Teori metaplasia menjelaskan bahwa lesi endometriosis terbentuk akibat perubahan sel-sel yang berasal dari saluran Muller, yang berubah menjadi sel-sel di rongga perut dan permukaan indung telur. Teori induksi hampir sama dengan teori metaplasia, yaitu darah haid memicu perubahan sel-sel dalam rongga perut menjadi sel-sel endometrium.
Endometriosis harus diduga pada perempuan yang mengalami gangguan kesuburan, nyeri haid yang hebat, nyeri saat berhubungan intim atau nyeri panggul yang menahun. Kasus ini terjadi pada Desi, 28 tahun. Dia datang ke Polindes Jatijajar untuk memeriksakan keadaanya karena dia mengeluh nyeri pinggang. Bidan di polindes tersebut segera memeriksa keadaannya. Dari pemeriksaan yang dilakukan diduga Yanti terkena endometritis. “Dari gejala-gejalanya mirip dengan endometritis. Tapi perlu dilakukan pemeriksaan lanjut untuk hasil yang lebih akurat” Kata salah satu bidan di Polindes tersebut.
Dengan USG atau CT-scan terlihat adanya tumor berbentuk kista pada satu atau kedua indung telur yang mengarah ke kista coklat, atau terlihat adanya bercak-bercak endometriosis dalam otot rahim, yang disebut adenomiosis. Pemeriksaan laboratorium yang mengukur kadar CA-125 memiliki sensitivitas 60% dan spesifitas 90% untuk memprediksi endometriosis.
Hingga kini belum ada cara pengobatan endometriosis yang memuaskan, hampir semuanya memerlukan biaya yang mahal dan tidak pernah dapat menyembuhkan endometriosis. Pengobatan yang saat ini dianut adalah obat hormonal, operasi dan kombinasi keduanya. Pengobatan hormonal memang dapat mengurangi lesi endometriosis, namun angka kekambuhannya sangat tinggi. Oleh karena endometriosis tidak pernah dapat disembuhkan sama sekali, maka pengobatan bagi yang belum menginginkan anak bersifat jangka panjang, sedangkan yang menginginkan anak pengobatannya harus sesingkat mungkin dan terarah. Dengan operasi laparaskopi, meskipun dilakukan dengan cermat, namun lesi-lesi yang berukuran sangat kecil dapat tertinggal, sehingga untuk mencegah angka kekambuhan yang lebih tinggi, perlu diberikan pengobatan hormonal setelah laparaskopi. Pemberian hormon tergantung pada stadium endometriosis dan lamanya tergantung jenis hormon yang digunakan. Operasi laparatomi diarahkan pada pasien dengan stadium lanjut yang tidak dapat menjalani prosedur laparaskopi dan mereka yang konservasi kesuburannya tidak diperlukan lagi.















BAB III
TINJAUAN KASUS


I.             DATA DASAR
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat tanggal 21, bulan Januari, tahun 2009 pukul 09.00 WIB di Polindes Jatijajar.


1.1  DATA SUBYEKTIF
BIODATA
Nama               : Ny. Y                                                Nama Suami    : Tn. M
Umur               : 28 tahun                                Umur               : 33 tahun
Agama             : Islam                                     Agama             : Islam
Pendidikan      : SMA                                     Pendidikan      : SI Perternakan.
Suku/Bangsa   : Indonesia                              Suku/ Bangsa  : Indonesia         Pekerjaan      : Ibu rumah tangga                  Pekerjaan         : Pegawai Negeri Sipil
Kawin             : Kawin                                   Kawin             : Kawin
Umur Kawin   : 25 tahun                                Umur Kawin   : 30 tahun
Lama Kawin   : 3 tahun                                  Lama Kawin   : 3 tahun
Alamat                        : Jl.Pahlawan No 15                Alamat                        : Jl. Pahlawan No.15
                          Pekalongan.                                                   Pekalongan.

KELUHAN YANG UTAMA
Klien mengatakan nyeri pada pinggang dan paha, mengeluarkan darah kuning berisi darah dan lendir berbau amis sejak 3 hari yang lalu

RIWAYAT MENSTURASI
Menarche                 : 13 Tahun
Sirklus                      : 28 Hari
Lama                        :  7 Hari
Jumlah                      :  ± 3 Softek / Hari
Konsistensi               : Hari ke 1-3 : kental, ada gumpalan
                                   Hari ke 4-7 : encer, tidak ada gumpalan
Warna                       : Merah Hati
Bau                           : Khas
Dysminorhoe            :  Klien mengatakan Dysmenorhoe pada saat hari pertama mensturasi.
Flour Albus              :  Klien mengatakan kadang- kadang Flour Albus setelah  mensturasi
HPHT                       : 22 april 2009
HPL                         : 29 Januari 2010
UK                           : 31 Minggu 6 Hari
   
RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU
SUA
MI
KE
HA
MIL
KE
PERSALINAN
NIFAS
UMUR
ANAK
SEKA
RANG
L
/
P
UK
HIDUP/
MATI
TEMPAT
PERSALI
NAN
PENO
LONG
PENYU
LIT
LAMA
NIFAS
KELA
INAN
KB
ME
NYU
SUI

I

I

P

39 minggu

hidup

BPS

Bidan

Tidak ada


3 hari

Tidak ada


suntik


menyusui

3 hari















RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
  1. Klien mengatakan hamil anak ke-1 usia kehamilan 8 bulan, gerak anak dirasakan pada usia kehamilan 4 bulan, 4 sampai 5 kali perhari.
  2. Keluhan selama kehamilan :
-  Trimester I      :  Klien mengatakan pada trimester I mengalami mual muntah.
-  Trimester II     : Klien mengatakan pada trimester II tidak ada keluhan.
-  TrimesterIII    : Klien mengatakan pada trimester III mengalami edema pada     kaki.
c.  Klien mengatakan telah mendapat :
-  Sebelum menikah klien telah mendapat imunisasi TT/CPW lengkap sebanyak 2 kali.
-  Selama hamil klien mengatakan mendapat imunisasi TT pada usia kehamilan 1 bulan, setelah mendapat tablet FE dan yodium.
d.  HE yang didapat :
-  Klien mengatakan telah mendapat HE melalui konsultasi dengan bidan.
-  Klien mengatakan telah mendapat HE melalui penyuluhan posyandu.

PERSALINAN
·         Ibu mengatakan kenceng-kenceng  hari Selasa tanggal 20 Januari jam 16.00 sejak
·         Melahirkan di rumah bersalin Ibunda
·         Bayi lahir pada tanggal 21 Januari jam 01.00 secara pervaginam ditolong oleh Bidan jenis kelamin perempuan
·         BB 2600 gram, PB 40 cm, AS 6 , Tidak ada kelainan konginetal, Lubang anus ada
·         Klien mengatakan nyeri pada pinggang dan paha.
·         Jumlah perdarahan 150cc
·         Robekan derajat 1
·         Tidak ada luka episiotomi

RIWAYAT KESEHATAN
RIWAYAT KESEHATAN SUAMI / KELUARGA
  • Suami/ keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis.
  • Suami/ keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi.
  • Suami/ keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti Asma.
  • Suami/ keluarga klien mengatakan tidak pernah terinfeksi firus seperti Aids
  • Suami/ keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan/ operasi

KEADAAN PSIKO SOSIAL BUDAYA
Klien mengatakan kehamil pertama ini sangat diharapkan baik klien, suami, dan keluarga klien, hubungan dengan suami, keluarga, masyarakat baik, dan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu.

POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI
POLA NUTRISI
Selama Hamil  :  Makan ± 5x sehari,menu nasi,lauk sayur buah
                           Porsi ½ piring,Minum ± 2x /hari, jenis susu
Selama Nifas   :  Makan ± 4x sehari,menu nasi,lauk sayur buah
                           Porsi 1 piring,Minum ± 2x /hari, jenis air putih dan susu

POLA ELIMINASI
Selama Hamil  : BAK  ± 9x /hari,BAB ± 2x /hari
Selama Nifas   : BAK  ± 7x /hari,BAB ± 1x /hari



POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama Hamil
  • Tidur Siang ± 2 jam /hari mulai pukul 12.00 – 14.00 WIB
  • Tidur Malam ± 10 jam /hari mulai pukul 20.00 – 06.00 WIB
Selama Nifas
  • Tidur Siang ± 2 jam /hari mulai pukul 13.00 – 15.00 WIB
  • Tidur Malam ± 10 jam /hari mulai pukul 20.00 – 06.00 WIB


POLA AKTIFITAS
Selama Hamil  : Menyapu,mencuci,masak,ngepel
Selama Nifas   : Menyapu

PERSONAL HIEGINE
Selama Hamil
  • Mandi                          : ± 1x /hari
  • Gosok gigi                   : ± 2x /hari
  • Cuci rambut                : ± 3x /minggu
  • Ganti pakaian dalam   : ± 2x /hari
  • Ganti baju                   : ± 2x /hari
Selama Nifas
  • Mandi                          : ± 1x /hari
  • Gosok gigi                   : ± 1x /hari
  • Cuci rambut                : ± 1x /minggu
  • Ganti pakaian dalam   : ± 1x /hari
  • Ganti baju                   : ± 1x /hari

POLA SEXSUALITAS
Selama Hamil  : ± 1x seminggu
Selama nifas    : ± 1x seminggu



KETERGANTUNGAN
Selama Hamil atau nifas, klien tidak pernah ketergantungan terhadap obat – obatan, minuman, makanan tertentu seperti tarak terhadap ikan laut, telur, dll.

1.2  DATA OBYEKTIF
  • Kesadaran Umum       : Baik
  • Kesadaran                   : Composmentis
  • Postur Tubuh               : Semi Lordosis
  • Cara Berjalan              : Tegak
  • BB sebelum hamil       : 50 kg
  • BB sekarang                : 65 kg
  • TB                               : 160 cm
  • LILA                           : 25 cm

TANDA – TANDA VITAL
  • Tekanan Darah            : 120/80 mmHg
  • Suhu                            : 38 ºC
  • Nadi                            : 80 x /menit
  • Respirasi                      : 20 x /menit

PEMERIKSAAN FISIK
1.      Inspeksi
·         Muka                          :   Simetris, pucat, tidak edema, tidak ada cloasma Gravidarum, menyeringai menahan sakit
·         Payudara                    :   Simetris, Papila mamae bersih, menonjol, kolostrum belum keluar, mamae bersih, tidak ada hiperpigmentasi.
·         Abdomen                   :   Pembesaran sesuai umur kelamin, tidak ada linea, tidak ada luka bekas operasi.
·         Genetalia                    :   Vulva dan Vagina kotor, tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada flour albus, ada bekas jahitan,mengeluarkan lochea rubra
2.      PALPASI
·         Payudara                    :               Tidak ada benjolan (baik), konsistensi keras
·         Abdoment                  :   TFU 2 jari dibawah pusat

3.      AUSKULTASI
Suara bising usus +


4.      PERKUSI I
Reflek patela kanan + dan kiri +, ada reflek mengangkat ke atas (baik).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium       :   Hb 11 mg/dl

KESIMPULAN
P 1001 A0,post partum hari ke 3, dengan masalah endometritis

II  IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH    
NO
DATA DASAR
DIAGNOSA

DS:
- Klien mengatakan nyeri pada pinggang dan paha, mengeluarkan darah kuning berisi darah dan lendir berbau amis sejak 3 hari yang lalu


DO:
Tanda-tanda vital
        Tekanan Darah    : 120/ 80 mmHg
        Suhu                    :  38º C
        Nadi                    : 86 x /menit
        Respirasi             : 20 x /menit


Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
        Muka           :  Simetris, pucat, tidak edema, tidak ada cloasma gravidanum
        Payudara      :  Simetris, papila mamae bersih, menonjol, kolostrum belum keluar, tidak ada luka, areola, mamae bersih, tidak hiperpigmentasi.
        Abdomen     :  Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada linea, tidak ada luka bekas operasi.
        Genetalia     :  Vulva dan vagina kotor, tidak edema, tidak varises, tidak ada fluor albus, ada bekas jahitan, keluar lochea rubra
Palpasi
·         Payudara                    :   Tidak ada benjolan (baik), konsistensi keras
·         Abdoment                  :  TFU 2 jari dibawah pusat
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium       :   Hb 11 mg/dl


P1001 A0, post partum hari ke 3, dengan masalah endometritis




III  IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
            Perdarahan

IV        IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
            Rujukan


INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI

No
Diagnosa Masalah
Tujuan atau Kriteria Keberhasilan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
1
Diagnosa:
P 1001A0, post partum hari ke 3, dengan masalah nyeri pada pinggang dan paha mengeluarkan darah kuning berisi darah dan lendir berbau amis sejak 3 hari yang lalu

Tujuan:
1.      Menjaga agar kesehatan ibu dan bayi dalam keadaan baik
2.      Deteksi dini adanya kelainan untuk penanganan segera apabila ada komplikasi
3.      Menjaga klien agar tidak merasa cemas
4.      Mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri pada pinggang dan paha ibu




Kriteria hasil:
1. Sakit pinggang dan nyeri pada paha ibu bisa berkurang dan hilang

Rencana Tindakan:
1.      Lakukan pendekatan dengan metode BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya
Rasional:
Dengan adanya pendekatan maka akan mepererat kerjasama antara ibu dan bidan.
2.      Tinjau ulang pengalaman ibu atau orang terdekat sebelumnya yang kenker
Rasional:
Dengan meninjau ulang pengalaman ibu atau orang terdekat sebelumnya yang kenker maka akan membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalam pada kanker

3.      Berikan dukungan emosi pada ibu atau orang terdekat selama tes diagnostic dan fase pengobatan
Rasional:
Dengan membrikan dukungan emosi pada klien atau orang terdekat selama tes diagnostic dan fase pengobatan maka ibu akan
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan efek kanker atau efek semping terapi

4.      Rujuk pada konseling professional bila diindikasikan
Rasional:
Dengan melakukan rujukan pada konseling professional bila diindikasikan maka akan menolong ibu untuk mendapatkan penanganan
Jumat, 24 Januari 2009 pukul 09.00 WIB
Pelaksanaan:
1.      Melakukan Bina Hubungan Saling Percaya pada klien dengan sopan, bahasa mudah difahami dan dimengerti oleh klien.



2.      Meninjau ulang pengalaman ibu atau orang terdekat sebelumnya yang kenker dengan cara anamnesa









3.      Memberikan dukungan emosi pada ibu atau orang terdekat selama tes diagnostic dan fase pengobatan denagn memberikan penjelelasan kepada orang-orang terdekat ibu








4.      Merujuk pada konseling professional bila diindikasikan dengan cara merujuk pada instalasi kesehatan yang lebih lengkap

























Jumat, 24 Januari 2009 pukul 09.30 WIB
S :
        Ibu mengatakan mengerti dan mau menjalankan anjuran yang diberikan oleh bidan
        Ibu mengerti atau memahami penjelasan yang diberikan oleh bidan
        Ibu bersedia melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan oleh bidan


O :
        Ibu tampak mengerti dan antusias dalam menerima penjelasan dari bidan. Ini terlihat dari antusiasme dalam berkomunikasi dengan bidan, dan klien bersedia menjalankan anjuran bidan
        Pinggang dan paha ibu masih terasa nyeri

A:
P 1001A0, post partum hari ke 3, dengan masalah nyeri pada pinggang dan paha, mengeluarkan darah kuning berisi darah dan lendir sejak 3 hari yang lalu

P :
-      Anjurkan ibu untuk mengalihkan perhatian agar rasa nyeri dapat berkurang
-      Anjurkan ibu untuk segera periksa ke instalasi kesehatan jika ibu merasa kondisinya memburuk