BAB I
ENDOMETRITIS
A. PENGERTIAN
Endometritis merupakan suatu
peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan.
Endometritis adalah infeksi
atau desidua endometrium, dengan ekstensi ke dalam miometrium dan jaringan
parametrial.
Endometritis adalah keradangan
pada dinding uterus yang umumnya disebabkan oleh partus. Dengan kata lain
endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari endometrium
Endometritis banyak
ditemukan setelah sectio cesarea terutama bila sebelumnya pasien menderita
karioamnionitis,partus lama atau ketuban pecah.
B. MACAM-MACAM ENDOMETRITIS
Endometritis Akuta
Ø Pada endometritis akuta endometrium mengalami edema dan hipermi dan
pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hipermi,edema,dan infiltrasi leukosit
berinti polimorf yang banyak serta perdarahan-perdarahan interstial. Sebab yang
paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.
Infeksi
gonorea mulai sebagai servisitis akuta dan radang menjalar ke atas dan
menyebabkan endometritis akuta. Infeksi gonorea akan di bahas secara khusus dan
oleh sebab itu tidak di bicarakan lebih lanjut di sini. Infeksi post abortus
dan post partum sering terdapat oleh karena luka-luka pada serviks uteri. Luka
pada dinding uterus bekas tempat plasenta yang merupakan porte d’entrée pada
kuman-kuman pathogen. Selain itu,alat-alat yang digunakan pada abortus dan
partus dapat membawa kuman-kuman ke dalam uterus.
Pada
abortus septic dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan
melalui pembuluh-pembuluh darah dan limfe dapat menjalar ke parametrium,ke tuba
dan ovarium dan ke peritoneum di sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akuta
dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gajala penyakt dalam keseluruhannya.
Penderita panas tinggi,kelihatan sakit keras,keluar lochea yang bernanah dan
uterus serta daerah di sekitarnya nyeri pada perabaan.
Sebab
lain endometritis akuta ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar
partus/abortus seperti kerokan,memasukkan radium ke dalam uterus,memasukkan IUD
ke dalam uterus,dsb. Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam
uterus,apakah endometritis akuta tetap terbatas pada endometrium/menjalar ke
jaringan di sekitarnya. Endometritis akuta yang disebabkan oleh kuman-kuman
yang tidak seberapa patogen,umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan
sendiri,dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari endomtrium pada waktu
haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting ialah berusaha
mencegah agar infeksi tidak menjalar.
Endometritis Kronika
Ø Endometritis kronika tidak seberapa sering terdapat oleh karena
infeksi masuknya pada endometrium,yang tidak dapat mempertahankan diri karena
pelepasan lapisan fungsional dari endometrium yang lagi haid.Pada pemeriksaan
mikroskopik ditemukan banyak sel – sel plasma dan limfosit.Penemuan limfosit
saja tidak besar artinya karena sel itu
juga ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.
Ø Gejala krinis endometritis
kronika ialah leukorea dan menorargia pengobatannya tergantung
Ø Endometritis kronika ditemukan
a.
Pada tuberculosis
b.
Jika tertinggal sisa-sisa
abortus atau partus
c.
Jika terdapat korpus alienum di
kavum uteri
d.
Pada polip uterus dengan
infeksi
e.
Pada tumor ganas uterus
f.
Pada salpingo-ooporitis dan
selulitis pelvic
Ø Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus
tuberkulosa genital pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel di
tengah-tengah endometrium yang beradang menahun.
Pada
abortus inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua
dan vili korilaris di tengah-tengah radang menhun endometrium.
Pada
partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus terdapat
peradangandan organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah dan
terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta.
Endometritis
kronika yang lain umumnya akibat infeksi terus menerus karena adanya benda asing
atau polip atau tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.
C. FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
Meliputi:
a.
Sectio sesarea
b.
Ketuban pecah
c.
Partus lama
d.
Anemia
e.
Jaringan placenta yang bertahan
f.
Pemakaian AKDR
g.
Penyakit:sistemik yang
menurunkan resistensi terhadap infeksi
h.
Perdarahan
i.
Wanita dengan kasus nutrisi
yang buruk
D. ETIOLOGI
Endometritis disebabkan oleh adanya infeksi oleh
sereptokokus β – hemolitikusgroup A yang nantinya dapat menyebabkan bising pada
usus yang hipoaktif sehingga menjadi pada peradangan.
E. PATOFISIOLOGI
Jenis infeksi yang paling sering adalah endometritis, kuman-kuman
memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas incersio placenta dan dalam
waktu singkat mengikut sertakan endometrium.
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang
bebas pada endometrium jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah
menjadi nekrotis dan menggunakan getah berbau dan terdiri atas keeping - keping
nekrotis serta cairan. Pada bekas antara darah yang meradang dan daerah sehat
terdapat lapisan yang terdiri dari leokosit.
F. TANDA DAN GEJALA
a.
Menggigil
b.
Demam
c.
Nyeri abdomen bagian bawah
dengan/tanpa perdarahan pervaginam
d.
Secret vagina mukofulen dan
lokia yang berbau busuk merupakan gejala-gejala yang khas
G. KOMPLIKASI POTENSIAL
a.
Komplikasi meliputi selvikis
pelvis
b.
Trombolflebitis vena pelvis
c.
Peritonitis
d.
Abses pelvis
e.
Bakteriema
f.
Koagulasi intravaskuler
diseminata
g.
Syok septic
H. DIAGNOSIS BANDING
Meliputi:
a.
Infeksi traktus urinarius
b.
Demam pernapasan
c.
Demam obab
d.
Septicemia
e.
Tromboflebitis pelvis
f.
Abses pelvis
I. DIAGNOSIS TAMBAHAN
a.
Bakteriologi adalah organism
yang sering di isolasi dari darah pasien dengan endometritis setelah SC adalah
peptokokus, emberokokus, eloskridia, bakberiodes fragills, aschericia coli, streptokokus
dan lainnya.
b.
Pasien abdomen bising usus mungkin hipoaktif uterus
post partum sering terasa nyeri pada peradaban.
c.
Pemeriksaan
pelvis uterus sering
membengkak. Adanya lokasi yang berbau busuk member kesan adanya infeksi
anaerob.
J. PENATALAKSANAAN
a.
Antibiotika dan drainase yang
memadai merupakan pokok sasaran terapi.
b.
Cairan intravena dan
elektronik,secepat mungkin pasien diberikan diet per oral untuk memberikan
nutrisi yang baik.
c.
Penggantian darah dapat
diindikasikan untuk anemia berat post abortus atau post partum.
d.
Tirah baring dan analgesia
merupakan terapi pendukung ang banyak manfaatnya.
KASUS ENDOMETRITIS
Endometritis
adalah suatu penyakit dimana lapisan rahim bagian dalam (endometrium) tumbuh di
luar rahim. Endometriosis berbeda-beda bentuknya, mulai dari bercak-bercak pada
organ panggul, hingga kista endometriosis dengan perlengketan pada usus,
kandung kemih dan ureter (saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih).
Endometriosis diperkirakan terjadi pada 7% perempuan usia reproduksi di Amerika
Serikat dan sering berhubungan dengan nyeri panggul dan gangguan kesuburan.
Endometriosis
adalah penyakit yang dipengaruhi oleh hormon estrogen. Terdapat beberapa teori
yang dapat menjelaskan perkembangan penyakit ini. Teori transplantasi
mengatakan bahwa endometriosis disebabkan oleh naiknya darah haid (menstruasi
retrograd) melalui saluran telur selama haid. Menstruasi retrograd ini terjadi
pada 70%-90% perempuan, dan menjadi lebih sering pada penderita endometriosis. Teori
metaplasia menjelaskan bahwa lesi endometriosis terbentuk akibat perubahan
sel-sel yang berasal dari saluran Muller, yang berubah menjadi sel-sel di
rongga perut dan permukaan indung telur. Teori induksi hampir sama
dengan teori metaplasia, yaitu darah haid memicu perubahan sel-sel dalam rongga
perut menjadi sel-sel endometrium.
Endometriosis harus
diduga pada perempuan yang mengalami gangguan kesuburan, nyeri haid yang hebat,
nyeri saat berhubungan intim atau nyeri panggul yang menahun. Kasus ini terjadi
pada Desi, 28 tahun. Dia datang ke Polindes Jatijajar untuk memeriksakan
keadaanya karena dia mengeluh nyeri pinggang. Bidan di polindes tersebut segera
memeriksa keadaannya. Dari pemeriksaan yang dilakukan diduga Yanti terkena
endometritis. “Dari gejala-gejalanya mirip dengan endometritis. Tapi perlu
dilakukan pemeriksaan lanjut untuk hasil yang lebih akurat” Kata salah satu
bidan di Polindes tersebut.
Dengan
USG atau CT-scan terlihat adanya tumor berbentuk kista pada satu atau kedua
indung telur yang mengarah ke kista coklat, atau terlihat adanya bercak-bercak
endometriosis dalam otot rahim, yang disebut adenomiosis. Pemeriksaan
laboratorium yang mengukur kadar CA-125 memiliki sensitivitas 60% dan
spesifitas 90% untuk memprediksi endometriosis.
Hingga
kini belum ada cara pengobatan endometriosis yang memuaskan, hampir semuanya
memerlukan biaya yang mahal dan tidak pernah dapat menyembuhkan endometriosis.
Pengobatan yang saat ini dianut adalah obat hormonal, operasi dan kombinasi
keduanya. Pengobatan hormonal memang dapat mengurangi lesi endometriosis, namun
angka kekambuhannya sangat tinggi. Oleh karena endometriosis tidak pernah dapat
disembuhkan sama sekali, maka pengobatan bagi yang belum menginginkan anak
bersifat jangka panjang, sedangkan yang menginginkan anak pengobatannya harus
sesingkat mungkin dan terarah. Dengan operasi laparaskopi, meskipun
dilakukan dengan cermat, namun lesi-lesi yang berukuran sangat kecil dapat
tertinggal, sehingga untuk mencegah angka kekambuhan yang lebih tinggi, perlu
diberikan pengobatan hormonal setelah laparaskopi. Pemberian hormon tergantung
pada stadium endometriosis dan lamanya tergantung jenis hormon yang digunakan.
Operasi laparatomi diarahkan pada pasien dengan stadium lanjut yang tidak
dapat menjalani prosedur laparaskopi dan mereka yang konservasi kesuburannya
tidak diperlukan lagi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
DATA DASAR
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat tanggal 21, bulan
Januari, tahun 2009 pukul 09.00 WIB di Polindes Jatijajar.
1.1 DATA SUBYEKTIF
BIODATA
Nama : Ny. Y Nama
Suami : Tn. M
Umur : 28 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SI Perternakan.
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/ Bangsa : Indonesia Pekerjaan :
Ibu rumah tangga Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Kawin : Kawin Kawin : Kawin
Umur Kawin : 25 tahun Umur Kawin : 30 tahun
Lama Kawin :
3 tahun Lama
Kawin : 3 tahun
Alamat :
Jl.Pahlawan No 15 Alamat : Jl. Pahlawan No.15
Pekalongan. Pekalongan.
KELUHAN YANG UTAMA
Klien mengatakan nyeri pada pinggang dan paha,
mengeluarkan darah kuning berisi darah dan lendir berbau amis sejak 3 hari yang
lalu
RIWAYAT MENSTURASI
Menarche : 13 Tahun
Sirklus : 28 Hari
Lama : 7 Hari
Jumlah : ± 3 Softek / Hari
Konsistensi : Hari ke 1-3 : kental, ada gumpalan
Hari ke 4-7 : encer, tidak ada
gumpalan
Warna : Merah Hati
Bau : Khas
Dysminorhoe : Klien mengatakan Dysmenorhoe
pada saat hari pertama mensturasi.
Flour Albus : Klien
mengatakan kadang- kadang Flour Albus setelah
mensturasi
HPHT : 22 april 2009
HPL : 29 Januari 2010
UK : 31 Minggu 6 Hari
RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU
SUA
MI
KE
|
HA
MIL
KE
|
PERSALINAN
|
NIFAS
|
UMUR
ANAK
SEKA
RANG
|
L
/
P
|
UK
|
HIDUP/
MATI
|
TEMPAT
PERSALI
NAN
|
PENO
LONG
|
PENYU
LIT
|
LAMA
NIFAS
|
KELA
INAN
|
KB
|
ME
NYU
SUI
|
I
|
I
|
P
|
39 minggu
|
hidup
|
BPS
|
Bidan
|
Tidak ada
|
3 hari
|
Tidak ada
|
suntik
|
menyusui
|
3 hari
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
- Klien
mengatakan hamil anak ke-1 usia kehamilan 8 bulan, gerak anak dirasakan
pada usia kehamilan 4 bulan, 4 sampai 5 kali perhari.
- Keluhan
selama kehamilan :
- Trimester I : Klien mengatakan pada
trimester I mengalami mual muntah.
- Trimester II : Klien mengatakan pada trimester II tidak ada
keluhan.
- TrimesterIII : Klien
mengatakan pada trimester III mengalami edema pada kaki.
c. Klien mengatakan telah mendapat :
- Sebelum menikah klien telah mendapat imunisasi
TT/CPW lengkap sebanyak 2 kali.
- Selama hamil klien mengatakan mendapat
imunisasi TT pada usia kehamilan 1 bulan, setelah mendapat tablet FE dan
yodium.
d. HE yang didapat :
- Klien mengatakan telah mendapat HE melalui
konsultasi dengan bidan.
- Klien mengatakan telah mendapat HE melalui
penyuluhan posyandu.
PERSALINAN
·
Ibu
mengatakan kenceng-kenceng hari Selasa
tanggal 20 Januari jam 16.00 sejak
·
Melahirkan
di rumah bersalin Ibunda
·
Bayi
lahir pada tanggal 21 Januari jam 01.00 secara pervaginam ditolong oleh Bidan
jenis kelamin perempuan
·
BB
2600 gram, PB 40 cm, AS 6 , Tidak ada kelainan konginetal, Lubang anus ada
·
Klien
mengatakan nyeri pada pinggang dan paha.
·
Jumlah
perdarahan 150cc
·
Robekan
derajat 1
·
Tidak
ada luka episiotomi
RIWAYAT KESEHATAN
RIWAYAT KESEHATAN SUAMI / KELUARGA
- Suami/
keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis.
- Suami/
keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
DM, Hipertensi.
- Suami/
keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
Asma.
- Suami/
keluarga klien mengatakan tidak pernah terinfeksi firus seperti Aids
- Suami/
keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan/ operasi
KEADAAN PSIKO SOSIAL BUDAYA
Klien mengatakan kehamil pertama ini sangat diharapkan
baik klien, suami, dan keluarga klien, hubungan dengan suami, keluarga,
masyarakat baik, dan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu.
POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI
POLA NUTRISI
Selama Hamil : Makan ± 5x sehari,menu nasi,lauk sayur buah
Porsi ½ piring,Minum ± 2x /hari, jenis susu
Selama Nifas :
Makan ± 4x sehari,menu nasi,lauk sayur
buah
Porsi
1 piring,Minum ± 2x /hari, jenis air putih dan susu
POLA ELIMINASI
Selama Hamil : BAK ±
9x /hari,BAB ± 2x /hari
Selama Nifas : BAK
± 7x /hari,BAB ± 1x /hari
POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama Hamil
- Tidur
Siang ± 2 jam /hari mulai pukul 12.00 – 14.00 WIB
- Tidur
Malam ± 10 jam /hari mulai pukul 20.00 – 06.00 WIB
Selama Nifas
- Tidur
Siang ± 2 jam /hari mulai pukul 13.00 – 15.00 WIB
- Tidur
Malam ± 10 jam /hari mulai pukul 20.00 – 06.00 WIB
POLA AKTIFITAS
Selama Hamil : Menyapu,mencuci,masak,ngepel
Selama Nifas : Menyapu
PERSONAL HIEGINE
Selama Hamil
- Mandi : ± 1x /hari
- Gosok
gigi : ± 2x /hari
- Cuci
rambut : ± 3x /minggu
- Ganti
pakaian dalam : ± 2x /hari
- Ganti
baju : ± 2x /hari
Selama Nifas
- Mandi : ± 1x /hari
- Gosok
gigi : ± 1x /hari
- Cuci
rambut : ± 1x /minggu
- Ganti
pakaian dalam : ± 1x /hari
- Ganti
baju : ± 1x /hari
POLA SEXSUALITAS
Selama Hamil :
± 1x seminggu
Selama nifas :
± 1x seminggu
KETERGANTUNGAN
Selama Hamil atau nifas, klien tidak pernah
ketergantungan terhadap obat – obatan, minuman, makanan tertentu seperti tarak
terhadap ikan laut, telur, dll.
1.2 DATA OBYEKTIF
- Kesadaran
Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Postur
Tubuh : Semi Lordosis
- Cara
Berjalan : Tegak
- BB
sebelum hamil : 50 kg
- BB
sekarang : 65 kg
- TB : 160 cm
- LILA : 25 cm
TANDA – TANDA VITAL
- Tekanan
Darah : 120/80 mmHg
- Suhu : 38 ºC
- Nadi : 80 x /menit
- Respirasi : 20 x /menit
PEMERIKSAAN FISIK
1.
Inspeksi
·
Muka : Simetris, pucat, tidak edema, tidak ada
cloasma Gravidarum, menyeringai menahan sakit
·
Payudara : Simetris, Papila mamae bersih, menonjol, kolostrum belum keluar,
mamae bersih, tidak ada hiperpigmentasi.
·
Abdomen : Pembesaran sesuai umur kelamin, tidak ada linea, tidak ada luka
bekas operasi.
·
Genetalia : Vulva dan Vagina kotor, tidak ada edema, tidak ada varises, tidak
ada flour albus, ada bekas jahitan,mengeluarkan lochea rubra
2.
PALPASI
·
Payudara : Tidak ada
benjolan (baik), konsistensi keras
·
Abdoment : TFU 2 jari dibawah pusat
3.
AUSKULTASI
Suara bising usus +
4.
PERKUSI I
Reflek patela kanan + dan kiri
+, ada reflek mengangkat ke atas (baik).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium : Hb 11 mg/dl
KESIMPULAN
P 1001 A0,post partum hari ke 3, dengan masalah
endometritis
II IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
NO
|
DATA DASAR
|
DIAGNOSA
|
|
DS:
- Klien mengatakan nyeri pada pinggang dan paha, mengeluarkan darah kuning
berisi darah dan lendir berbau amis sejak 3 hari yang lalu
DO:
Tanda-tanda vital
–
Tekanan
Darah : 120/ 80 mmHg
–
Suhu : 38º C
–
Nadi : 86 x /menit
–
Respirasi : 20 x /menit
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
–
Muka : Simetris, pucat, tidak edema, tidak ada
cloasma gravidanum
–
Payudara
: Simetris,
papila mamae bersih, menonjol, kolostrum belum keluar, tidak ada luka,
areola, mamae bersih, tidak hiperpigmentasi.
–
Abdomen
: Pembesaran
sesuai umur kehamilan, tidak ada linea, tidak ada luka bekas operasi.
–
Genetalia
: Vulva
dan vagina kotor, tidak edema, tidak varises, tidak ada fluor albus, ada
bekas jahitan, keluar lochea rubra
Palpasi
·
Payudara : Tidak ada benjolan (baik), konsistensi keras
·
Abdoment : TFU 2 jari dibawah pusat
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : Hb 11 mg/dl
|
P1001 A0, post partum hari ke 3, dengan masalah endometritis
|
III IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Perdarahan
IV IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
Rujukan
INTERVENSI, IMPLEMENTASI,
EVALUASI
No
|
Diagnosa Masalah
|
Tujuan atau Kriteria
Keberhasilan
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
Diagnosa:
P 1001A0, post partum hari ke 3, dengan masalah nyeri pada pinggang dan
paha mengeluarkan darah kuning berisi darah dan lendir berbau amis sejak 3
hari yang lalu
|
Tujuan:
1.
Menjaga agar kesehatan ibu
dan bayi dalam keadaan baik
2.
Deteksi
dini adanya kelainan untuk penanganan segera apabila ada komplikasi
3.
Menjaga
klien agar tidak merasa cemas
4.
Mengurangi
dan menghilangkan rasa nyeri pada pinggang dan paha ibu
Kriteria hasil:
1. Sakit pinggang dan nyeri pada paha ibu
bisa berkurang dan hilang
|
Rencana Tindakan:
1.
Lakukan
pendekatan dengan metode BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya
Rasional:
Dengan adanya pendekatan maka akan mepererat kerjasama antara ibu dan
bidan.
2.
Tinjau ulang pengalaman ibu
atau orang terdekat sebelumnya yang kenker
Rasional:
Dengan meninjau
ulang pengalaman ibu atau orang terdekat sebelumnya yang kenker maka akan
membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada
pengalam pada kanker
3.
Berikan dukungan emosi pada
ibu atau orang terdekat selama tes diagnostic dan fase pengobatan
Rasional:
Dengan membrikan dukungan emosi pada klien atau
orang terdekat selama tes diagnostic dan fase pengobatan maka ibu akan
beradaptasi
atau menyesuaikan diri dengan efek kanker atau efek semping terapi
4.
Rujuk pada konseling
professional bila diindikasikan
Rasional:
Dengan
melakukan rujukan pada konseling professional bila diindikasikan maka akan
menolong ibu untuk mendapatkan penanganan
|
Jumat, 24
Januari 2009 pukul 09.00 WIB
Pelaksanaan:
1.
Melakukan
Bina Hubungan Saling Percaya pada klien dengan sopan, bahasa mudah difahami
dan dimengerti oleh klien.
2.
Meninjau ulang pengalaman ibu
atau orang terdekat sebelumnya yang kenker dengan cara anamnesa
3.
Memberikan dukungan emosi
pada ibu atau orang terdekat selama tes diagnostic dan fase pengobatan denagn
memberikan penjelelasan kepada orang-orang terdekat ibu
4.
Merujuk pada konseling
professional bila diindikasikan dengan cara merujuk pada instalasi kesehatan
yang lebih lengkap
|
Jumat, 24
Januari 2009 pukul 09.30 WIB
S :
–
Ibu
mengatakan mengerti dan mau menjalankan anjuran yang diberikan oleh bidan
–
Ibu
mengerti atau memahami penjelasan yang diberikan oleh bidan
–
Ibu bersedia melaksanakan
anjuran-anjuran yang diberikan oleh bidan
O :
–
Ibu
tampak mengerti dan antusias dalam menerima penjelasan dari bidan. Ini
terlihat dari antusiasme dalam berkomunikasi dengan bidan, dan klien bersedia
menjalankan anjuran bidan
–
Pinggang
dan paha ibu masih terasa nyeri
A:
P 1001A0, post partum hari ke 3, dengan masalah nyeri pada pinggang dan
paha, mengeluarkan darah kuning berisi darah dan lendir sejak 3 hari yang
lalu
P :
-
Anjurkan ibu untuk mengalihkan
perhatian agar rasa nyeri dapat berkurang
- Anjurkan ibu untuk segera periksa ke
instalasi kesehatan jika ibu merasa kondisinya memburuk
|