Senin, 01 April 2013

parametritis



BAB 1
PENDAHULUAN


I.                  LATAR BELAKANG
Setelah persalinan,terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukan urine untuk mengurangi hemodelusi darah,terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena.sehingga terjadi peningkatan suhu badan 0,5 derajat celcius.Yang bukan merupakan keadaan yang patologis atau yang menyimpang pada hari pertama.Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh,sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas.Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 derajat celcius tanpa menghitung hari pertama dan berturut – turut selama 2 hari.
Maka dari itu kami mambahas materi parametritis agar lebih mengetahui apa itu parametritis dan penatalaksanaannya untuk menangani masalah mengenai parametritis.

II.               TUJUAN
2.1  TUJUAN UMUM
Memenuhi Tugas Askeb IBU III.

2.2   TUJUAN KHUSUS
2.2.1    Mengerti tentang definisi parametritis
2.2.2    Mengerti tentang etiologi parametritis
2.2.3    Mengerti tentang macam – macam parametritis
2.2.4    Mengerti tentang patologi parametritis
2.2.5    Mengerti tentang bahaya yang ditimbulkan parametritis
2.2.6    Mengerti tentang tanda dan gejala parametritis
2.2.7    Mengerti tentang komplikasi yang ditimbulkan karena parametritis
2.2.8    Mengerti diagnosa banding , pencegahan , dan pengobatan parametritis


















BAB II
PEMBAHASAN

I.                   Definisi Parametritis
Parametritis ( selulitis pelvika ) adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan :
a.       Dari servisitis atau endometritis dan tersebar melalui pembuluh limfe.
b.      Langsung meluas dari servisitis ke dasar ligamentum sampai ke parametrium.
c.       Atau sekunder dari trombofeblitis pelvika.proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau  menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan.Jika menjalarn.Jika menjalar ke atas,dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral diatas ligamentum inguinalis atau pada fossa iliaka.
Parametritis merupakan peradangan pada parametrium, parametritis masuk dalam kategori infeksi post partum yang terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Parametrium merupakan bagian dari lapisan yang melapisi uterus :
·          Endometrium : lapisan paling dalam
·          Myometrium : lapisan tengan uterus
·          Parametrium : lapisan terluar  (SARWONO. 2005: 120)

Infeksi nifas ini juga dapat disebut dengan nama MORBIDITAS PUERPERALIS yang meliputi demam dalam nifas oleh sebab apapun.
Definisi dari morbiditas puerperalis itu sendiri adalah kenaikan suhu sampai + 38o C selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum dengan mengecualikan hari pertama. Parametritis juga mempunyai nama lain yaitu SELLULITIS PELVIKA. Parametritis pada umumnya terjadi demam atau gejala-gejala pada hari 7 ke atas.

II.                Etiologi Parametritis
·          Parametrium terinfeksi oleh organisme yang menyerang parametritis.
·          Adanya kuman yang menginfeksi parametrium.
·          Terjadi endometritis dan miometritis yang menjalar ke parametrium.
·          Ligamentum latum yang terinfeksi meluas.
·          Adanya luka dari serviks menyebar dari endometrium ke perimetrium.

Cara terjadinya infeksi.
·          Tenaga kesehatan tidak menjaga kesterilan.
·          Adanya partus lama yang disertai ketuban pecah dini dan dilakukan VT berkali-kali.
·          Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.
·          Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah.
ð  Macam-macam Parametritis
A.    Parametritis Akut
Apabila kuman-kuman dengan jalan limfe atau darah melewati batas uterus dan sampai ke jaringan ikat di parametrium, maka terjadilah parametritis akut. Infeksi paling sering disebabkan oleh steptokus dan stafilokokus. Jarang oleh ekoli dan kuman-kuman lain. Kejadian ini muncul karena infeksi puerpural atau post abortum, akan tetapi ditemukan pula sebagai akibat tindakan intra uterine dan sebagainya.
Radang berlokasi paling banyak diparametrium bagian lateral (parametritis lateralis) akan tetapi bisa kedepan (parametritis anterior) dan kebelakang (parametritis posterior) dan radang, juga bisa menjadi abses. Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan mencari jalan keluar diatas ligamentum pauparti, ke daerah ginjal. Melalui foramen abturatorium ke paha bagian dalam dan sebagainya. Parametritis dapat pula menahun dan di tempat radang terjadi fibrosis.

B.     Parametritis Menahun
Merupakan parametritis yang di derita oleh pasien sudah lama. Disebabkan karena, tanda dan gejala, tidak dirasakan oleh pasien. Sehingga infeksi meradang di tempat yang terinfeksi dan terjadi fibrosis pada parametrium.
Gambaran klinik menunjukkan bahwa penderita demam, menderita sakit perut dibagian bawah dan di sebelah kanan atau kiri, dan di sebelah uterus terdapat odeman dan hiperemi, dan dibawah kulit dan jaringan subkutan dapat diraba bagian dari tumor yang akan ke luar serta kondisi untuk bedah kebidanan untuk protop harus dipatuhi.

III.             Patologi Parametritis
Setelah kala URI, daerah bekas insersio placenta adalah luka yang rentan terkena infeksi. Daerah ini tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dalam organ dan mengakibatkan radang.
Proses radang dapat terbatas atau terhenti pada luka itu saja atau juga dapat menyebar di luar luka asalnya.

IV.             Bahaya Yang Ditimbulkan Parametritis
·          Radang menjalar pada peritonium.
·          Radang menjalar pada abdomen, menyebabkan apendiksitis.
·          Menyebabkan kematian.

V.                Tanda dan Gejala Parametritis
·          Suhu badan meningkat 38o C – 40o C (oral) dan menggigil
·          Nyeri perut bagian bawah dan terasa kaku
·          Denyut nadi meningkat.
·          Terjadi lebih dari hari ke 7 postpartum.
·          Lokhia yang purulen dan berbau.
·          TFU  :
Involusi
Tinggi fundus uterus
Berat uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
100 gram
Uri lahir
Dua jari bawah pusat
750 gram
Satu minggu
Pertengahan pusat-symphisis
500 gram
Dua minggu
Tak teraba di atas symphisis
350 gram
Enam minggu
Bertambah kecil
50              gram
Delapan minggu
Sebasar normal
30              gram


ð  Komplikasi
·          Parametritis akut dapat menjadi kronis dengan eksa serbasi yang akut, terjadi paritenitis ke rectum / ke kencing.
·          Dapat terjadi tromboflebitis pelvika dapat menimbulkan Emboli
·          Dapat timbul abses dalam parametrium
·          Kalau infeksi tidak segera diketahui bisa menyebabkan bertambah.

VI.             Diagnosa Banding
a.        Infeksi perinium, vulva, vagina dan serviks.
b.        Endometritis
c.        Septi kemia
d.       Pienemia
e.        Peritonitis
v  Pencegahan Parametritis
A.    Selama kehamilan
-    Keadaan gizi harus diperhatikan.
-    Apabila anemia, segera konsumsi tablet Fe.
-    Koitus pada hamil tua sebaiknya dilarang, karena mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadi infeksi.

B.     Selama persalinan
-    Membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir.
-    Jaga supaya persalinan tidak berlarut-larut.
-    Menyelesaikan persalinan dengan trauma yang sedikit.
-    Selalu menjaga kesterilan saat melakukan pemeriksaan dalam.

C.     Selama nifas
-    Menjaga kesterilan luka-luka pada jalan lahir.
-    Alat-alat yang digunakan haruslah steril.
-    Pengunjung dari luar hendaknya pada hari pertama dibatasi sedikit mungkin.
-    Memisahkan tiap penderita dengan gejala nifas, jangan dirawat bersama wanita dengan nifas yang sehat.


VII.          Pengobatan
·          Pemberian antibiotika (penicilin) dengan dosis tinggi.
·          Kombinasi tetracylin dan penicilin G dengan dosis tinggi melalui IV.
·          Pemeriksaan dalam untuk mengetahui adanya benjolan atau tumor di sebelah uterus.
·          Perhatikan diet.
·          Bila pada hari ke 7 demam tidak turun, maka segera rujuk ke fasilitas yang lebih memadai.























BAB III
KASUS

KASUS PARAMETRITIS
   
Ibu mengatakan 2 minggu yang lalu telah melahirkan anaknya yang pertama perempuan BB 3100 GRAM dengan panjang 48 cm dengan operasi, ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah disertai demam, menggigil, mual muntah dan perut terasa kaku sejak 3 hari yang lalu, ibu juga mengeluarkan lendir berwarna hijau dan berbau.


( fkunhas.com/l/kasus+nifas+parametritis.html 4JULI 2009 PUKUL 09.00 )








BAB V
PENUTUP

I.                  KESIMPULAN
Infeksi atau peradangan sudah dapat diapstikan terjadi pada setiap persalinan yang akan menjadi jalan masuknya bekteri yng bersifat komensal dan menjadi infeksius.Pertolongan persalinan yang bersih tidak memerlukan pengobatan umum,tapi pada persalinan yang diduga akan dapat terjadi infeksi kala nifas memerlukan profilaksis antibiotika.
II.               SARAN
Pada kasus dengan infeksi kala nifas yang berat sebaiknya dirujuk dan dikonsultasikan sehingga mendapatkan pengobatan yang adekuat.Sebagian infeksi kala nifas yang berat perlu dirawat di rumah sakit sehingga dapat dilakukan observasi,karena dapat dilakukan tindakan operasi untuk menyelamatkan jiwa penderita.






DAFTAR PUSTAKA

1.      Ginekologi dan Obstetri. 1981. UNPAD. Bandung
2.      Prawiro hardjo Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta BPSP
3.      Danfortt. 2002. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :Widya Medika
4.      Sarwono , 2005 : 120.
5.      Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologis. Jakarta : EGC.
6.      Prawirohardjo, Sarwono .2007.Ilmu Kebidanan(hal : 716 –722).Jakarta:Tridasa Printer.
7.      www. Google/kesehatan ibu dan anak.co.id.(Kamis,22 Desember 2010, 17.07 WIB)

Tidak ada komentar: