BAB 1
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Setelah
persalinan,terjadi
beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukan urine
untuk mengurangi hemodelusi darah,terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui
pembuluh darah vena.sehingga terjadi peningkatan suhu badan 0,5 derajat
celcius.Yang bukan merupakan keadaan yang patologis atau yang menyimpang pada
hari pertama.Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman
kedalam tubuh,sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas.Infeksi kala nifas
adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab
apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 derajat celcius
tanpa menghitung hari pertama dan berturut – turut selama 2 hari.
Maka dari itu kami mambahas materi parametritis agar
lebih mengetahui apa itu parametritis dan penatalaksanaannya untuk menangani
masalah mengenai parametritis.
II.
TUJUAN
2.1 TUJUAN UMUM
Memenuhi Tugas Askeb IBU III.
2.2 TUJUAN KHUSUS
2.2.1
Mengerti tentang definisi
parametritis
2.2.2
Mengerti tentang etiologi
parametritis
2.2.3
Mengerti tentang macam – macam
parametritis
2.2.4
Mengerti tentang patologi
parametritis
2.2.5
Mengerti tentang bahaya yang
ditimbulkan parametritis
2.2.6
Mengerti tentang tanda dan gejala
parametritis
2.2.7
Mengerti tentang komplikasi yang
ditimbulkan karena parametritis
2.2.8
Mengerti diagnosa banding ,
pencegahan , dan pengobatan parametritis
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Definisi Parametritis
Parametritis ( selulitis pelvika )
adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan :
a. Dari servisitis atau
endometritis dan tersebar melalui pembuluh limfe.
b. Langsung meluas dari
servisitis ke dasar ligamentum sampai ke parametrium.
c.
Atau sekunder dari trombofeblitis pelvika.proses ini dapat tinggal terbatas
pada dasar ligamentum latum atau
menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan.Jika menjalarn.Jika menjalar
ke atas,dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral diatas ligamentum
inguinalis atau pada fossa iliaka.
Parametritis merupakan peradangan pada parametrium, parametritis masuk dalam
kategori infeksi post partum yang terjadi pada ibu yang baru melahirkan.
Parametrium merupakan bagian dari lapisan yang melapisi uterus :
·
Endometrium : lapisan paling
dalam
·
Myometrium : lapisan tengan
uterus
·
Parametrium : lapisan terluar (SARWONO.
2005: 120)
Infeksi nifas ini juga dapat disebut
dengan nama MORBIDITAS PUERPERALIS yang meliputi demam dalam nifas oleh sebab
apapun.
Definisi dari morbiditas puerperalis
itu sendiri adalah kenaikan suhu sampai + 38o C selama 2 hari dalam
10 hari pertama postpartum dengan mengecualikan hari pertama. Parametritis juga
mempunyai nama lain yaitu SELLULITIS PELVIKA. Parametritis pada umumnya terjadi
demam atau gejala-gejala pada hari 7 ke atas.
II.
Etiologi Parametritis
·
Parametrium
terinfeksi oleh organisme yang menyerang parametritis.
·
Adanya kuman yang menginfeksi
parametrium.
·
Terjadi
endometritis dan miometritis yang menjalar ke parametrium.
·
Ligamentum
latum yang terinfeksi meluas.
·
Adanya
luka dari serviks menyebar dari endometrium ke perimetrium.
Cara terjadinya infeksi.
·
Tenaga
kesehatan tidak menjaga kesterilan.
·
Adanya
partus lama yang disertai ketuban pecah dini dan dilakukan VT berkali-kali.
·
Tindakan
bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.
·
Tertinggalnya sisa plasenta,
selaput ketuban dan bekuan darah.
ð Macam-macam Parametritis
A.
Parametritis Akut
Apabila kuman-kuman dengan jalan
limfe atau darah melewati batas uterus dan sampai ke jaringan ikat di
parametrium, maka terjadilah parametritis akut. Infeksi paling sering disebabkan
oleh steptokus dan stafilokokus. Jarang oleh ekoli dan kuman-kuman lain.
Kejadian ini muncul karena infeksi puerpural atau post abortum, akan tetapi
ditemukan pula sebagai akibat tindakan intra uterine dan sebagainya.
Radang berlokasi paling banyak diparametrium
bagian lateral (parametritis lateralis) akan tetapi bisa kedepan (parametritis
anterior) dan kebelakang (parametritis posterior) dan radang, juga bisa menjadi
abses. Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan
mencari jalan keluar diatas ligamentum pauparti, ke daerah ginjal. Melalui
foramen abturatorium ke paha bagian dalam dan sebagainya. Parametritis dapat
pula menahun dan di tempat radang terjadi fibrosis.
B.
Parametritis Menahun
Merupakan parametritis yang di derita
oleh pasien sudah lama. Disebabkan karena, tanda dan gejala, tidak dirasakan
oleh pasien. Sehingga infeksi meradang di tempat yang terinfeksi dan terjadi
fibrosis pada parametrium.
Gambaran klinik menunjukkan bahwa
penderita demam, menderita sakit perut dibagian bawah dan di sebelah kanan atau
kiri, dan di sebelah uterus terdapat odeman dan hiperemi, dan dibawah kulit dan
jaringan subkutan dapat diraba bagian dari tumor yang akan ke luar serta
kondisi untuk bedah kebidanan untuk protop harus dipatuhi.
III.
Patologi Parametritis
Setelah
kala URI, daerah bekas insersio
placenta adalah luka yang rentan terkena infeksi. Daerah
ini tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dalam organ dan mengakibatkan
radang.
Proses radang dapat terbatas atau
terhenti pada luka itu saja atau juga dapat menyebar di luar luka asalnya.
IV.
Bahaya Yang Ditimbulkan Parametritis
·
Radang menjalar pada
peritonium.
·
Radang
menjalar pada abdomen, menyebabkan apendiksitis.
·
Menyebabkan kematian.
V.
Tanda dan Gejala Parametritis
·
Suhu badan meningkat 38o C
– 40o C (oral) dan menggigil
·
Nyeri perut bagian bawah dan
terasa kaku
·
Denyut nadi meningkat.
·
Terjadi lebih dari hari ke 7
postpartum.
·
Lokhia yang purulen dan berbau.
·
TFU :
Involusi
|
Tinggi fundus uterus
|
Berat uterus
|
Bayi lahir
|
Setinggi pusat
|
100 gram
|
Uri lahir
|
Dua jari bawah pusat
|
750 gram
|
Satu minggu
|
Pertengahan pusat-symphisis
|
500 gram
|
Dua minggu
|
Tak teraba di atas symphisis
|
350 gram
|
Enam minggu
|
Bertambah kecil
|
50
gram
|
Delapan minggu
|
Sebasar normal
|
30
gram
|
ð Komplikasi
·
Parametritis akut dapat menjadi
kronis dengan eksa serbasi yang akut, terjadi paritenitis ke rectum / ke
kencing.
·
Dapat
terjadi tromboflebitis pelvika dapat menimbulkan Emboli
·
Dapat timbul abses dalam
parametrium
·
Kalau
infeksi tidak segera diketahui bisa menyebabkan bertambah.
VI.
Diagnosa Banding
a.
Infeksi
perinium, vulva, vagina dan serviks.
b.
Endometritis
c.
Septi kemia
d.
Pienemia
e.
Peritonitis
v Pencegahan Parametritis
A.
Selama kehamilan
-
Keadaan gizi harus
diperhatikan.
-
Apabila
anemia, segera konsumsi tablet Fe.
-
Koitus
pada hamil tua sebaiknya dilarang, karena mengakibatkan pecahnya ketuban dan
terjadi infeksi.
B.
Selama persalinan
-
Membatasi
sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir.
-
Jaga
supaya persalinan tidak berlarut-larut.
-
Menyelesaikan
persalinan dengan trauma yang sedikit.
-
Selalu
menjaga kesterilan saat melakukan pemeriksaan dalam.
C.
Selama nifas
-
Menjaga
kesterilan luka-luka pada jalan lahir.
-
Alat-alat yang digunakan
haruslah steril.
-
Pengunjung dari luar hendaknya
pada hari pertama dibatasi sedikit mungkin.
-
Memisahkan tiap penderita
dengan gejala nifas, jangan dirawat bersama wanita dengan nifas yang sehat.
VII.
Pengobatan
·
Pemberian
antibiotika (penicilin) dengan dosis tinggi.
·
Kombinasi
tetracylin dan penicilin G dengan dosis tinggi melalui IV.
·
Pemeriksaan
dalam untuk mengetahui adanya benjolan atau tumor di sebelah uterus.
·
Perhatikan diet.
·
Bila
pada hari ke 7 demam tidak turun, maka segera rujuk ke fasilitas yang lebih
memadai.
BAB III
KASUS
KASUS PARAMETRITIS
Ibu mengatakan 2 minggu yang lalu telah melahirkan
anaknya yang pertama perempuan BB 3100 GRAM dengan panjang 48 cm dengan
operasi, ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah disertai demam, menggigil, mual
muntah dan perut terasa kaku sejak 3 hari yang lalu, ibu juga mengeluarkan
lendir berwarna hijau dan berbau.
( fkunhas.com/l/kasus+nifas+parametritis.html 4JULI 2009 PUKUL 09.00 )
BAB
V
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Infeksi atau peradangan sudah dapat diapstikan
terjadi pada setiap persalinan yang akan menjadi jalan masuknya bekteri yng
bersifat komensal dan menjadi infeksius.Pertolongan persalinan yang bersih
tidak memerlukan pengobatan umum,tapi pada persalinan yang diduga akan dapat
terjadi infeksi kala nifas memerlukan profilaksis antibiotika.
II.
SARAN
Pada kasus dengan infeksi kala nifas yang berat
sebaiknya dirujuk dan dikonsultasikan sehingga mendapatkan pengobatan yang
adekuat.Sebagian infeksi kala nifas yang berat perlu dirawat di rumah sakit
sehingga dapat dilakukan observasi,karena dapat dilakukan tindakan operasi
untuk menyelamatkan jiwa penderita.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ginekologi dan Obstetri. 1981.
UNPAD. Bandung
2.
Prawiro hardjo Sarwono. 1999.
Ilmu Kebidanan. Jakarta
BPSP
3.
Danfortt. 2002. Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta
:Widya Medika
4.
Sarwono ,
2005 : 120.
5.
Mochtar,
Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologis. Jakarta : EGC.
6.
Prawirohardjo,
Sarwono .2007.Ilmu Kebidanan(hal : 716 –722).Jakarta:Tridasa Printer.
7.
www.
Google/kesehatan ibu dan anak.co.id.(Kamis,22 Desember 2010, 17.07 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar