Sabtu, 16 November 2013

EPIDEMIOLOGI CAMPAK


2.1  CAMPAK
2.2.1 DEFINISI
Virus campak, anggota genus Morbilli virus dari family Paramyxoviridae. Suatu penyakit virus akut yang sangat menular dengan gejala awal berupa demam, konjungtivitis, pilek, batuk dan binti-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau putih kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak Koplik).Tanda khas bercak kemerahan dikulit timbul pada hari ketiga sampai ketujuh; dimulai di daerah muka, kemudian menyeluruh, berlangsung selama 4-7 hari, dan kadang-kadang berakhir dengan pengelupasan kulit berwarna kecoklatan. Sering timbul lekopenia. Penyakit lebih berat pada bayi dan orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak. Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat replikasi virus atau karena superinfeksi bakteri antara lain berupa otitis media, pneumonia, laryngotracheobronchitis (croup), diare, dan ensefalitis.
2.2.2 TANDA DAN GEJALA
Tanda dan Gejala Penyakit Campak di tandai dengan :
Hari 1-3 :
-          Demam tinggi.
-          Mata merah dan sakit bila kena cahaya.
-          Anak batuk pilek
-          Mungkin dengan muntah atau diare.
Hari 3- 4 :
-          Demam tetap tinggi.
-          Timbul ruam / bercak-bercak merah pada kulit dimulai wajah dibelakang telinga menyebar cepat ke seluruh tubuh.
-          Mata bengkak terdapat cairan kuning kental
Hari 4 – 6 :
-          Ruam berubah menjadi kehitaman dan mulai mongering
-          Selanjutnya mengelupas secara berangsur-angsur
-          Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas
-          Hilangnya ruam sesuai urutan timbulnya. 

2.2.3 ETIOLOGI DAN SIFAT CAMPAK
          Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus. virus ini memiliki RNA rantai tunggal, famili paramiksovirus, sampai saat ini hanya ada satu serotipe yang diketahui dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
Selama masa prodormal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan  dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat aktif sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kerarhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleusdengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.Penyebaran virus maksimal adalah melalui percikan ludah (droplet) dari mulut selamamasa prodormal (stadium kataral). Penularan terhadap penderita rentan sering terjadisebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan, pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke 7. Tindakan pencegahan dengan melakukan isolasi terutama di rumah sakit atau institusi lain, harusdipertahankan dari hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul
     Karateristik Virus Campak :
     1. Virus Campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan yang kuat, apabila berada diluar tubuh   manusia virus Campak akan mati.  
    2.   Pada temperatur kamar virus  Campak kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama    3 – 5 hari.
     3. Tanpa media protein  virus Campak hanya dapat hidup selama 2 minggu dan hancur oleh sinar ultraviolet.
      4. Virus Campak termasuk mikroorganisme yang bersifat  ether labile  karena  selubungnya terdiri dari lemak, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% ether selama 10 menit, dan 50% aseton dalam 30 menit.
      5.  Sebelum dilarutkan, vaksin Campak disimpan dalam keadaan kering dan beku, relatif  stabil dan dapat disimpan di  freezer  atau pada suhu lemari es (2-8°C; 35,6-46,4°F)  secara aman selama setahun atau lebih.
      6. Vaksin yang telah dipakai harus dibuang dan  jangan dipakai ulang.

2.2.4   MASA INKUBASI DAN MASA PENULARAN
a.      Masa Inkubasi :
    Masa inkubasi berlangsung sekitar 10 hari, tapi bisa berkisar antara 7-18 hari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya 14 hari sampai timbul ruam. Jarang sekali lebih lama dari 19-21 hari. IG untuk perlindungan pasif yang diberikan setelah hari ketiga masa inkubasi dapat memperpanjang masa inkubasi.
b.      Masa Penularan :
           Masa penularan berlangsung mulai dari hari pertama sebelum munculnya gejala prodromal (biasanya sekitar 4 hari sebelum timbulnya ruam) sampai 4 hari setelah timbul ruam; minimal setelah hari kedua timbulnya ruam. Virus vaksin yang dilemahkan sampai saat ini tidak pernah dilaporkan menular.

2.2.5 TRIAD EPIDEMIOLOGI
 A. Agent
               Penyakit ini disebabkan oleh virus campak yaitu virus rubella golongan Paramyxovirus dari pada genus Morbillivirus. Virus rubella adalah virus RNA beruntai tunggal yang hanya menginfeksi manusia, dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, PH asam, eter, dan tripsin (enzim). Ukuran virus ini yaitu 140 milimikron, berdiameter 150-100 mikrometer, usia paruhnya sekitar 2 jam pada suhu 37 derajat celcius. Waktu kelangsungan hidup virus ini pun singkat di udara, permukaan, dan pada benda.
                 Virus ini menyerang anak-anak, dewasa, bahkan ibu hamil. Virus rubella ini dapat menyerang bagian saraf dan otak yang kemudian menyerang kulit ditandai dengan timbulnya bercak merah. Virus campak biasanya timbul di sel-sel yang melapisi bagian belakang tenggorokan dan paru-paru.
            
Gambar virus campak Golongan Paramyxovirus

B. Penjamu  
                      Sidang CDC / PAHO / WHO menyimpulkan bahwa host atau pejamu penyakit ini adalah manusia. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang yang sudah terkena penyakit ini, makan sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit campak ini lagi. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm5yF9lNv7yu4WYBLbqnNGjb-99fHUUvU8Yv-2QjTnICVs1vZK6EdTtKOqJ5JZ1VqpMgLlxPVdgPgtmkSjEw_Fo1_-rhG4mvTFt2vXESBlPJTs7YsY9wiMSle_LMo8piUHOhq-AGB7jZc/s1600/anak1.pnghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvhL2bUdd0dAr-x3fFs9sEunN4UAqvc1UgYHb28jzSGOAciwh-qwMsSr6-LiVzIa0e_J_vQbxq7TqS0XZQhBDFhYXOkm8sdVaW9OCGRLsal6WrolypUE_9tQNgVirjh8jDkfn4lzkolhU/s320/anak3.pnghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqorPElAn174p_h5O7r4AKVLAW0fjCfqqoZWZrrOaLm60Z7eSFZFEbJ3tUmFjlxB6kUIVa93LqKhhKvM76rKiWGa_DK1npDJsTRYTb1cjXwTZrA8fFCR4aYaLze4ZbR5O1xABB6x00X_A/s320/anak2.png
 
I.                    Gambar Wajah dan tubuh anak terkena campak hari ketiga ruam.
  Beberapa faktor host yang dapat meningkatkan resiko penyakit campak antara lain :
·            Umur
Kasus campak di Negara industry terjadi pada anak usia 4-6 tahun ataupun usia sekolah dasar dan pada anak dengan usia yang lebih muda di Negara berkembang. Cakupan imunisasi yang intensif menghasilkan perubahan dalam distribusi umur dimana kasus lebih banyak pada anak dengan usia yang lebih tua, remaja, dan dewasa muda.
·            Pendidikan
     Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Pendidikan juga mempengaruhi pola berpikir pragmatis dan rasional terhadap adat kebiasaan, dengan pendidikan lebih tinggi orang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau masalah baru.
·            Status Gizi
Kejadian kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi malnutrisi, tetapi belum dapat dibedakan antara efek malnutrisi terhadap kegawatan penyakit campak dan efek yang ditimbulkan penyakit campak terhadap nutrisi yang dikarenakan penurunan selera makan dan kemampuan untuk mencerna makanan.
C. Environment (Lingkungan)
             Epidemi campak dapat terjadi setiap 2 tahun di negara berkembang dengan cakupan vaksinasi yang rendah. Kecenderungan waktu tersebut akan hilang pada populasi yang terisolasi dan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil yakni < 400.000 orang. Pada lingkungan yang jarang terjangkit penyakit, angka kematian bisa setinggi 25%.

2.2.6 PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Namun untuk pencegahan biasanya diberikan vaksin campak rutin kepada anak-anak. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
  Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
 Adapun tiga tahap pemberantasan campak yaitu meliputi :
1. Tahap Reduksi
Tahap reduksi campak dibagi menjadi 2 tahap:
·        Tahap pengendalian campak; pada tahapan ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi > 80% dan interval terjadinya KLB berkisar antara 4-8 tahun.
·              Tahap pencegahan KLB; pada tahapan ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata, penurunan tajam kasus dan kematian dengan interval terjadinya KLB relaif lebih panjang.
2. Tahap Eliminasi
       Pada tahap eliminasi, cakupan imunisasi campak sudah sangat tinggi (>95%), dan daerah dengan cakupan  imunisasi rendah sudah sangat kecil. Kasus campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai tidak terlindung harus diselidiki dan mendapat imunisasi tambahan.
3. Tahap Eradikasi
        Cakupan imunisasi tinggi dan merata dengan kasus campak sudah tidak ditemukan. Transmisi virus dapat diputuskan, dan negara- negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.

2.2.7 RESERVOIR
     Virus Campak ditularkan dari orang ke orang, manusia merupakan satu-satunya  reservoir penyakit Campak .

2.2.8 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
·  Pemeriksaan laboratorium Meliputi :
1.    Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni, Dimana jumlah leukosit cenderung menurun disertai limfositosis relative.
2.    Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.