Senin, 01 April 2013

infeksi perineum



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Infeksi Perineum biasanya terjadi pada persalinan normal. Disebabkan kebersihan daerah perineum kurang terjaga. Misalnya, karena tidak segera mengganti pembalut bila sudah penuh cairan lokia. Atau, setelah dibasuh, daerah perineum tidak dikeringkan.
Gejala yang biasanya timbul adalah: 1) Timbul rasa panas dan perih pada tempat yang terinfeksi, 2) Perih saat buang air kecil, 3) Demam, 4) Keluar cairan seperti keputihan dan berbau.

B.     Tujuan
Tujuan penulisan Asuhan Kebidanan ini adalah untuk menjelaskan segala sesuatu tentang infeksi perineum yang mencakup:
1.      Pengertian infeksi perineum
2.      Macam-macam














BAB II
T E O R I

A.    PENGERTIAN
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.
Infeksi terjadi apabila mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau lainnya tumbuh berlebihan pada vagina. Sebagian dari mikroorganisme ini memang merupakan penghuni jalan lahir dan tetap berada dalam keseimbangan yang baik pada vagina yang bersih dan sehat. Infeksi juga bisa terjadi karena kebersihan yang kurang terjaga. Jadi, jangan anggap remeh gangguan dan kelainan di jalan lahir. Sebab efeknya tak cuma bisa menghambat proses persalinan, tetapi juga berakibat jauh lebih fatal.
Infeksi pun dikhawatirkan akan menulari si bayi. Contohnya bila vagina ibu terinfeksi gonorhea, maka bayi yang dilahirkan melaluinya kemungkinan besar akan mengalami kebutaan karena kuman yang menyerang termasuk ganas dan memiliki enzim yang mampu menembus kornea. Biasanya penularan mulai terlihat sehari atau dua hari setelah bayi dilahirkan dengan gejala yang sangat parah. Bahkan, sekadar disentuh pun beleknya akan keluar dan sangat menular. Bayi dengan infeksi seperti ini biasanya akan diisolasi dan diberi antibiotik khusus setiap jam.
Infeksi lain di jalan lahir yang juga diduga bisa menular ke bayi di antaranya herpes genitalis, condyloma lata (kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih), condyloma acuminata (infeksi yang menimbulkan massa mirip kembang kol di kulit luar kelamin wanita) dan lainnya.
Ada 3 pemeriksaan (3P) untuk menentukan apakah ibu bisa menjalani persalinan normal atau tidak.
1.      Pemeriksaan fisik melalui rabaan tangan pada perut ibu. Tujuannya mengetahui sejauh mana bagian terbawah tubuh janin sudah masuk ke dalam rongga panggul.
2.      Pemeriksaan dalam dengan memasukkan jari dokter/bidan ke dalam vagina dan memeriksa panggul bagian dalam secara klinis.
3.      Pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui ukuran dan taksiran berat janin.
Selain itu, proses persalinan bergantung pula pada 3P yang berarti power, passage, dan passanger. Proses persalinan bisa berjalan lancar jika ketiga komponen tersebut dalam kondisi baik. Ukuran bayi (passanger) sebaiknya tak terlalu besar agar bisa melalui jalan lahir (passage). Didukung oleh kontraksi (power) yang teratur dan efektif sehingga mampu membuka jalan lahir. Ketiga hal tersebut sudah harus diketahui sebelum persalinan.

B.      MACAM-MACAM INFEKSI JALAN LAHIR
Infeksi pada Perineum, Vulva, Vagina, Serviks dan Endometrium

  1. Infeksi Perineum
Infeksi Perineum biasanya terjadi pada persalinan normal. Disebabkan kebersihan daerah perineum kurang terjaga. Misalnya, karena tidak segera mengganti pembalut bila sudah penuh cairan lokia. Atau, setelah dibasuh, daerah perineum tidak dikeringkan.
Gejala:
§  Timbul rasa panas dan perih pada tempat yang terinfeksi
§  Perih saat buang air kecil.
§  Demam.
§  Keluar cairan seperti keputihan dan berbau.


Lakukan:
§  Jangan menggaruk perineum maupun vagina.
§  Jangan mencoba mengobati sendiri dengan cairan pembersih kewanitaan karena ada keputihan.
§  Segera hubungi dokter kandungan Anda untuk dilakukan tindakan pengobatan. Selain diberi antibiotik, dokter akan menganjurkan Anda merawat luka dengan cara bath seat, yakni berjongkok atau duduk, kemudian membasuh bekas luka dengan cairan antiseptik.
Mencegah Infeksi Perineum:
§  Basuh vagina dan sekitarnya dengan ir bersih setiap habis buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) hingga bersih. Basuh dari arah depan ke belakang, hingga tidak ada kotoran dari anus yang akan menempel pad a luka bekas jahitan.
§  Setelah vagina dibersihkan, segera ganti pembalut untuk mencegah vagina lembab dan kotor.
§  Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk bersih sampai kering.
Komplikasi
    1. Vulvitis
    2. Vaginitis
    3. Servicitis
    4. Endometritis

Patofisiologi
 



















  1. Vulvitis.
a.       Definisi
Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita).
b.      Penyebab
·         Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
·         Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik
·         Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
·         Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
c.       Gejala
Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina.
Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju.
Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.
Gatal-gatalnya sangat hebat.
Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual.
Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses.
Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis.
Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
d.      Diagnosa
Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan Pap smear.
Pada vulvitis menahun yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan biasanya dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan.
e.       Pengobatan
Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya.
Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.

  1. Vaginitis.
a.       Pengertian
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita).
b.      Penyebab
Penyebabnya bisa berupa:
1)      Infeksi
·         Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
·         Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik
·         Protozoa (misalnya trichomonas vaginalis)
·         Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes)
2)       Zat atau benda yang bersifat iritatif
·         Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
·         Sabun cuci dan pelembut pakaian
·         Deodoran
·         Zat di dalam air mandi
·         Pembilas vagina
·         Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
3)      Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4)      Terapi penyinaran obat-obatan
5)      Perubahan hormonal
c.       Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.
d.      Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan dibiakkan untuk mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan pap smear.
e.       Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi meular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin). Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

  1. Servicitis
a.       Pengertian
Cervicitis ( endo cervicitis ) ialah radang pada selaput lendir canalis cervikalis. Karena epitel selaput canalis cervikalis hanya terdiri dari satu lapisan silindris mana dengan muda terjadi infeksi. Pada seorang multipara dalam keadaan normal canalis cervikalis bebas kuman, pada seorang multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas atas dari daerah bebas kuman ostium uteri internum.
b.      Klasifikasi Cervicitas
1)      Cervicitis Akula
a)      Penyebab
Cervicitis Akula dalam pengertian yang lazim ialah infeksi yang diawali dari endoseviks dan ditemukan dalam gonorhea, dan pada infeksi post abortum atau post partum yang disebabkan oleh streptococcus, stafilococcus dll.
b)      Gejala
Cervis merah dan membengkak dengan mengeluarkan cairan mukupurulen. Akan tetapi gejala-gejala pada cervis biasanya tidak seberapa tampak ditengah gejala-gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
c)      Terapi
Terapi dilakukan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakit ini dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi cervicitis kronika.
2)      Cervicitis Kronika
a)      Patofisiologi
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan dengan luka-luka kecil atau besra pada cerviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi menahun. Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
§  Cerviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan infiltrasi endokopik dalam stroma endocerviks. Cervicitis ini tidak menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran sekret yang agak putih kekuningan.
§  Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang tidak terpisah secara jelas dan epitel portio disekitarnya, sekret dikeluarkan terdiri atas mukus bercampur nanah.
§  Sobekan pada cerviks uteri disini lebih luas dan mucosa endocerviks lebih kelihatan dari luar (eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian itu mudah kena infeksi dari vagina, karena radang menahun, cerviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras : sekret bertambah banyak.
b)      Penyebab
·         Gonorhoe, sediaan harus dari flour cerviks, terutama yang purulen.
·         Sekunder terhadap kolpitis.
·         Tindakan intrauteri dilatasi dll.
·         Alat-alat atau obat kontrasepsi.
·         Robekan cerviks terutama yang menyebabkan extropin.
c)      Gejala
·         Flour hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau.
·         Sering menimbulkan erosi pada potio yang tampak sebagian daerah yang merah menyala.
·         Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulen keluar dari kanalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ektripion maka harus diingat gonorhoe.
·         Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis.
·         Pada cervicitisyang kronis kadang-kadang dapat dilihal bintik-bintik ini disebut ovula nabothii dan disebabkan oleh retensi kelenjar-kelenjar cerviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka cerviks atau karena radang.
d)     Terapi
·         Antibiotika terurama kalau dapat ditemukan gonococus dalam sekret.
·         Kalau cerviks tidak spesifik didapat diobati dalam argentetas netrta 10% atau Albotyl yang menyebabkan dengan epitel slindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dan epitel gepeng berlapis banyak.
·         Kauterisasi-radial dengan termokauter, atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi terjadi nekrosis, jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti lambatlaun oleh jaringan yang sehat. Jika radang menahun mencapai endocerviks jauh kedalam kanalis crevikalis, perlu dilakukan konisasi dengan mengangkat sebagian besar mukosa endocerviks. Jika sobekan dan infeksi sangat luas, perlu dilakukan amputasi cerviks.

  1. Endometritis
a.       Pengertian
Endometriosis merupakan suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan.
Endometritis banyak ditemukan setelah sectio cesarea terutama bila sebelumnya pasien menderita karioamnionitis,partus lama atau ketuban pecah.
b.      Macam-Macam Endometritis
*      Endometritis Akuta
Pada endometritis akuta endometrium mengalami edema dan hipermi dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hipermi,edema,dan infiltrasi leukosit berinti polimorf yang banyak serta perdarahan-perdarahan interstial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akuta dan radang menjalar ke atas dan menyebabkan endometritis akuta. Infeksi gonorea akan di bahas secara khusus dan oleh sebab itu tidak di bicarakan lebih lanjut di sini. Infeksi post abortus dan post partum sering terdapat oleh karena luka-luka pada serviks uteri. Luka pada dinding uterus bekas tempat plasenta yang merupakan porte d’entrée pada kuman-kuman pathogen. Selain itu,alat-alat yang digunakan pada abortus dan partus dapat membawa kuman-kuman ke dalam uterus.
Pada abortus septic dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah dan limfe dapat menjalar ke parametrium,ke tuba dan ovarium dan ke peritoneum di sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akuta dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gajala penyakt dalam keseluruhannya. Penderita panas tinggi,kelihatan sakit keras,keluar lochea yang bernanah dan uterus serta daerah di sekitarnya nyeri pada perabaan.
Sebab lain endometritis akuta ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus/abortus seperti kerokan,memasukkan radium ke dalam uterus,memasukkan IUD ke dalam uterus,dsb. Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus,apakah endometritis akuta tetap terbatas pada endometrium/menjalar ke jaringan di sekitarnya. Endometritis akuta yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak seberapa patogen,umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri,dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari endomtrium pada waktu haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting ialah berusaha mencegah agar infeksi tidak menjalar.

*      Endometritis Kronika
Endometritis kronika tidak seberapa sering terdapat oleh karena infeksi masuknya pada endometrium,yang tidak dapat mempertahankan diri karena pelepasan lapisan fungsional dari endometrium yang lagi haid.Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel – sel plasma dan limfosit.Penemuan limfosit saja tidak besar  artinya karena sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.
 Gejala krinis endometritis kronika ialah leukorea dan menorargia pengobatannya tergantung
Endometritis kronika ditemukan
a.       Pada tuberculosis
b.      Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus
c.       Jika terdapat korpus alienum di kavum uteri
d.      Pada polip uterus dengan infeksi
e.       Pada tumor ganas uterus
f.       Pada salpingo-ooporitis dan selulitis pelvic
Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus tuberkulosa genital pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel di tengah-tengah endometrium yang beradang menahun.
Pada abortus inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan vili korilaris di tengah-tengah radang menhun endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus terdapat peradangandan organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah dan terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta.
Endometritis kronika yang lain umumnya akibat infeksi terus menerus karena adanya benda asing atau polip atau tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.

c.       Faktor-Faktor Predisposisi
Meliputi:
1)      Sectio sesarea
2)      Ketuban pecah
3)       Partus lama
4)      Anemia
5)      Jaringan placenta yang bertahan
6)      Pemakaian AKDR
7)      Penyakit:sistemik yang menurunkan resistensi terhadap infeksi
8)      Perdarahan
9)      Wanita dengan kasus nutrisi yang buruk
d.      Etiologi
Endometritis disebabkan oleh adanya infeksi oleh sereptokokus β – hemolitikusgroup A yang nantinya dapat menyebabkan bising pada usus yang hipoaktif sehingga menjadi pada peradangan.
e.       Patofisiologi
Jenis infeksi yang paling sering adalah endometritis,kuman-kuman memasuki endometrium, kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas incersio placenta dan dalam waktu singkat mengikut sertakan endometrium.
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen,radang bebas pada endometrium jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan menggunakan getah berbau dan terdiri atas keeping-keping nekrotis serta cairan.Pada bekas antara darah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan yang terdiri dari leokosit.
f.       Tanda Dan Gejala
1)      Menggigil
2)      Demam
3)      Nyeri abdomen bagian bawah dengan/tanpa perdarahan pervaginam
4)      Secret vagina mukofulen dan lokia yang berbau busuk merupakan gejala-gejala yang khas
g.      Komplikasi Potensial
1)      Komplikasi meliputi selvikis pelvis
2)      Trombolflebitis vena pelvis
3)      Peritonitis
4)      Abses pelvis
5)      Bakteriema
6)      Koagulasi intravaskuler diseminata
7)      Syok septic
h.      Diagnosis Banding
Meliputi:
1)      Infeksi traktus urinarius
2)      Demam pernapasan
3)      Demam obab
4)      Septicemia
5)      Tromboflebitis pelvis
6)      Abses pelvis
i.        Penatalaksanaan
1)      Antibiotika dan drainase yang memadai merupakan pokok sasaran terapi
2)      Cairan intravena dan elektronik,secepat mungkin pasien diberikan diet per oral untuk memberikan nutrisi yang baik
3)      Penggantian darah dapat diindikasikan untuk anemia berat post abortus atau post partum
4)      Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung ang banyak manfaatnya





BAB III
K A S U S

Radar padang baru lubuk basung
            Ibu Arini datang ke BPS ELIANA HANIFA pada tanggal 20 April 2010 jam 09.00 WIB. Klien datang dengan keluhan nyeri pada daerah kewanitaanya terutama  pada luka bekas jahitan setelah melahirkan 5 hari yang lalu. Klien terakhir menstruasi pada tanggal 18 Agustus 2009. Klien juga mengatakan bahwa ini adalah anak yang pertama.























BAB IV
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “ A “ POST PARTUM HARI KE 5 DENGAN INFEKSI LUKA PERENIUM DI BPS ELIANA HANIFA PADANG BARU LUBUK BASUNG

I. DATA DASAR
            Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 20 April 2010 pukul 09.00 WIB di BPS ELIANA HANIFA.

I.I DATA SUBYEKTIF
  BIODATA
            Nama istri                                              : Ny “ A”
Umur                                                     : 25 tahun
Bangsa                                                  : Indonesia
Suku                                                      : Minang
Agama                                                  : Islam
Pendidikan                                            : SMA
Pekerjaan                                              : IRT
Alamat rumah                                       : Jln. Cendrawasi no 51 Rt. 3 / Rw. 6

Nama suami                                          : Tn “ B ”
Umur                                                     : 27 tahun     
Bangsa                                                  : Indonesia
Suku                                                      : Minang
Agama                                                  : Islam
Pendidikan                                            : SMA
Pekerjaan                                              : Wiraswata
Alamat rumah                                       : Jln.Cendrawasi no 51 Rt.3 / Rw.6


  KELUHAN UTAMA/ALASAN MASUK
1. Alasan masuk
Perawatan dan pemerikaan postpartum
2. Keluhan utama
Ibu datang ke bidan mengaku habis melahirkan 5 hari yang lalu secara normal anak ke-2,ibu mengeluh pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.

  RIWAYAT MENSTRUASI
ü  Haid pertama/Menarche                       : 13 tahun
ü  Siklus                                                    : 28 hari
ü  Banyaknya                                            : 2-3 kali ganti duk
ü  Warnanya                                              : Merah Tua
ü  Lamanya                                               : 6-7 hari
ü  Sifat darah                                            : Encer
ü  Teratur/tidak                                         : Teratur
ü  Dismenorheo                                         : Tidak
ü  HPHT                                                   : 8 Juli 2009
ü  HPL                                                      : 15 April 2010

  RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU
Suami ke
Hamil ke
PERSALINAN
NIFAS
Umur anak skrg
L/P
UK
H/M
Tmpt p’salinan
P’nolong
P’nyulit
Lm nifas
Kelainan
KB
M’nyusui
1
I
H
A
M
I
L

I
N
I



  RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS SEKARANG
Ibu mengatakan hamil anak ke I ,usia kehamilan 9 bulan,pergerakan janin dirasakan sejak usia 4 bulan selama hamil klien memeriksakan kehamilan di Bidan sebanyak 4 kali, keluhan selama hamil,
ü  Trimester I                                      : Mual muntah
ü  TrimesterII                                      : -
ü  Trimester III                                   : Konstipasi
Imunisasi yang pernah didapat TT
Vitamin/ obat-obatan yang pernah didapat Fe

PERSALINAN
Ibu memgatakan kenceng-kenceng sejak hari Kamis tanggal 15 April 2010 jam 19.00 WIB, melahirkan di Bidan Eliana.
Bayi lahir pada tanggal 16 April 2010 jam 02.30 WIB, jenis kelamin Laki-laki, BB 3400gram, PB 50cm,AS 7, tidak ada kelainan konginetal.
Ada perlukaan jalan lahir, ada bekas jahitan pada perineum, diepis, luka derajat II, jahitan satu-satu.
Klien mengatakan nyeri pada luka bekas jahitan.

RIWAYAT NIFAS
Ibu menyusui bayinya selama nifas.
Ibu mengkonsumsi Fe, vit A dari bidan.
Ibu mendapatkan obat antibiotic untuk menyembuhkan luka infeksi pada periniumnya dan diminum secara teratur 3x/hari.

NEONATUS
Reflek : morro (+), suching (+), rooting (+)
Pertumbuhan :
ü  BB 3400gram
ü  PB 50cm
ü  LK 34cm
ü  LD 37cm
ü  LL 10cm
Imunisasi HBO

  RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, infeksi virus dan menahun. Klien juga tidak pernah alergi terhadap makanan/minuman, tidak pernah mengalami kecelakaan.

Riwayat Kesehatan Suami / Keluarga
Keluarga klien tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, infeksi virus dan menahun. Klien juga tidak pernah alergi terhadap makanan/minuman, tidak pernah mengalami kecelakaan.

  KEADAAN PSIKOSOSIAL BUDAYA
ü  Ibu mengatakan senang karena bayinya lahir dalam keadaan normal.
ü  Ibu mengatakan bahwa tidak tarak terhadap jenis makanan.
ü  Ibu mengatakan ini adalah kelahiran bayi pertamanya, klien cemas dan takut bila suami dan keluarga klien tidak menyukai dengan kelahuiran bayinya.
ü  Hubungan klien dengan suami, keluarga, dan masyarakat sekitar baik. Klien tinggal bersama suami.

  POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
AKTIVITAS
SELAMA HAMIL
SELAMA NIFAS
  1. POLA TIDUR / ISTIRAHAT
    1. Tidur siang
    2. Tidur malam


Jam 13.00-14.00 WIB
Jam 21.00-05.00 WIB


Jam 13.30-14.00 WIB
Jam 22.00-04.00 WIB
  1. POLA NUTRISI
  1. Makan
    1. frekuensi
    2. jumlah
    3. menu
    4. masalah

  1. Minum
    1. frekuensi
    2. jumlah
    3. jenis
    4. masalah


3x/hari
½ piring
Nasi,lauk,sayur,buah
Tidak ada


6-7x/hari
6-7 gelas/hari
Air putih dan susu
Tidak ada


3x/hari
1piring
Nasi,lauk,buah,sayur
Tidak ada


7-8x/hari
7-8 gelas/hari
Air putih
Tidak ada

C. POLA ELIMINASI
a. BAK
1. Frekuensi
2. Warna
3. Keluhan

b. BAB
1. Frekuensi
2. Warna
3. Keluhan




± 5-6 x/hari
Kuning jernih
Tidak ada


2x/hari
Kecoklatan
Tidak ada



± 6 – 7x/hari
Kuning jernih
Tidak ada


1 kali/hari
Kuning
Tidak ada
  1. KEBERSIHAN DIRI
  1. mandi
  2. gosok gigi
  3. mencuci rambut
  4. ganti baju
  5. ganti pakaian dalam
  6. pemeliharaan kuku
  7. ganti softeck


2x/hari
2x/hari
2x/minggu
2x/hari
2x/hari

1x/minggu
-


2x/hari
3x/hari
2x/minggu
2x/hari
3-4x/hari

1x/minggu
4x/hari
  1. POLA AKTIVITAS
Menyapu, masak
Menyapu, masak, mencuci


  1. POLA SEKSUAL
1. frekuensi

Jarang melakukan hubungan seksual

Tidak pernah melakukan hubungan seksual
  1. POLA KEBIASAAN
  1. obat-obatan
  2. makanan
  3. minuman
  4. rokok


Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada


Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

II. DATA OBYEKTIF
a. Keadaan umum                                       : Gelisah
b. Kesadaran                                               : Composmentis
c. Berat badan sebelum hamil                      : 65 Kg
d. Berat badan sekarang                             : 56 Kg
e. Tinggi badan                                           : 156 cm
f. Lila                                                          : 10 cm

TANDA-TANDA VITAL
a. Tekanan darah                                         : 130/90 mmHg
b. Nadi                                                        : 84 ×/ menit
c. pernafasan                                               : 24 ×/ menit
d. suhu                                                        : 38,5C

PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
ü  Kepala : kulit kepala bersih, rambut lurus, tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan
ü  Muka : simetris, tidak pucat, tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum ekspresi wajah menyeringai, skala nyeri 4
ü  Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada gangguan pengelihatan
ü  Mulut dan Gigi : bibir simetris, gigi bersih, gusi tidak ada gingivitis, tidak ada caries pada gigi
ü  Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumenn, tidak OMP
ü  Leher : tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
ü  Payudara : simetris, papilla mammae bersih, puting menonjol, keluar ASI, tidak ada luka, ada hiperpigmentasi
ü  Aksila : tidak ada benjolan
ü  Abdomen : ada linea nigra, tidak ada luka bekas operasi
ü  Genetalia : vulva dan vagina kotor, tidak oedema, tidak ad avarices, ada flour albus, ada luka bekas jahitan satu-satu, warna lokhea merah segar
ü  Anus : tidak ada hemoroid, bersih
ü  Ekstremitas atas : simetris, tidak ada oedema, kuku bersih, tidak ada gangguan pergerakan
ü  Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedema, kuku bersih, tidak ada gangguan pergerakan

PALPASI
ü  Abdomen : Normal
ü  Payudara : tidak ada benjolan abnormal, konsistensi ASI yang keluar lancar.

AUSKULTASI
ü  Suara bising usus + (8x/menit)

PERKUSI
ü  Reflek patella kanan dann kiri (+/+)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
    HB : 12 gr
    Golongan darah : B
2. Urine
    Protein : Negatif ( - )

KESIMPULAN
Post partum hari ke 5,P1 A0 dengan masalah pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
NO
DATA DASAR
DIAGNOSA

DS :
Klien mengatakan pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.

DO :
KU  baik
Kesadaran composmentis
Nyeri (+) pada perineum, skala nyeri 4, ekspresi muka menyeringai.
TTV :
T : 130/90 mmHg
N : 24x/ mnt
S : 38,5 C
RR : 84x/mnt
Genetalia : vulva dan vagina kotor, tidak oedema, tidak ad avarices, ada flour albus, ada luka bekas jahitan satu-satu, warna lokhea merah segar
Post partum hari ke 5,P1 A0 dengan masalah pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.
III.   IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
           -
IV.   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
           Tidak dilakukan

V, VI, VII INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Post partum hari ke 5 dengan infeksi perinium
1.BHSP antara nakes, keluarga dan px
R/ untuk menjalin hubungan yang kooperatif antara px,nakes da n keluarga.

2. Observasi TTV
R/ untuk mengetahui k/u px dan perkembangannya


3. Kaji nyeri
R/ untuk mengetahui tingkat nyeri px

4.Beri pengetahuan pada px agar tidak menggaruk luka pada bekas jahitannya
R/ untuk mencegah infeksi yang lebih lanjut

5.Anjurkan pada px untuk selalu menjaga kebersihan vaginanya
R/ untuk mencegah terjadinya infeksi






6.Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotic
R/ untuk mempercepat
proses penyembuhan

7. anjurkan ibu untuk banyak makan makanan yang mengandung protein. Misalnya telur, dagig dll.
R/ untuk mempercepat proses penyembuhan
1.Melakukan BHSP antara px, nakes dan keluarga






2. Melakukan observasi TTV
T : 120/80 mmHg
N : 82x/mnt
S : 38 C
RR : 20 x/mnt

3. mengkaji tingkat nyeri, skala nyeri 2



4. memberitahu px agar tidak menggaruk luka bekas jahitan






5. Menganjurkan pd px untuk selalu menjaga kebersihan vaginanya dengan cara setiap habis BAK/BAB cebok yang bersih yaitu dari depan ke belakang jika prlu menggunakan sabun, ganti softek minimal 2x/hari

6.Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotic.
Amoxyllin tab 3x/hari



7. menganjurkan pada ibu untuk makan makanan yang mengandung protein seperti telur, daging dll.
Selasa, 20 April 2010 pukul 12.00 WIB

S : Klien mengatakan pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.


O :
KU baik
Nyeri (-) skala nyeri 2
TTV :
T : 120/80mmHg
N : 80x/mnt
S : 38C
RR : 20x/mnt



A : post partum hari ke 5 dengan infeksi perinium


P :
Renpro dilanjutkan


BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Klien mengatakan pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.
2.      Ibu datang ke bidan mengaku habis melahirkan 5 hari yang lalu secara normal anak ke-2,ibu mengeluh pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu
3.      Infeksi Perineum biasanya terjadi pada persalinan normal. Disebabkan kebersihan daerah perineum kurang terjaga. Misalnya, karena tidak segera mengganti pembalut bila sudah penuh cairan lokia. Atau, setelah dibasuh, daerah perineum tidak dikeringkan.

B.     Saran
Profesi Bidan
Agar dapat membantu dan memberi perasaan puas dan menyenangkan bagi kita klien serta dapat setia dan mendampingi dan menolong ibu-ibu pasca persalinan sampai sang Ibu dapat merawat bayinya dengan baik.

Lahan Praktek
Agar lebih meningkatkan pelayanan potensi, dalam menjalankan tugasnya bidan memiliki alat yang dinamakn standar pelayanan kebidanan, kode etik, dan etika kebidanan. Memberikan pelayanan yang aman bagi masyarakat dan menjaga kebersihan, kerapian lahan dan memajukan tenaga medis.



DAFTAR PUSTAKA

Ø  Taber Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
Ø  Fakultas Kedokteran VI. 2001. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: Media Aesculapius.
Ø  Mochtar Rustam MPH. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar: