Rabu, 13 Maret 2013

DIIT IBU HAMIL DENGAN OBESITAS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Cara pandang akan selalu berubah. Demikian juga cara pandang terhadap bentuk badan. Dahulu, kelebihan berat badan dianggap sebagai simbol kemakmuran. Pandangan ini kemudian berubah. Kelebihan berat badan dianggap mengurangi keindahan bentuk badan. Dan perkembangan terakhir, cara pandang ini berubah lagi, mengarah pada kesadaran akan perlunya hidup sehat.
            Obesitas atau kegemukan dianggap petanda kesehatan dan kekayaan. Kini yang menjadi perhatian utama nutrisi adalah bagaimana menyelaraskan asupan energi dan kebutuhan tubuh. Memang, dengan meningkatnya baku kehidupan, penambahan berat badan obesitas tumbuh mengancam kesehatan penduduk. Obesitas merupakan masalah kesehatan penting karena sangat erat kaitannya dengan berbagai penyakit metabolik dan kardiovaskuler (serangan jantung dan stroke).
            Secara sederhana obesitas didefinisikan sebagai keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di dalam jaringan lemak sehingga mengganggu kesehatan. Keadaan ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dan yang digunakan tubuh sehingga berat badan menjadi bertambah.
            Satu dari langkah paling penting yang dapat diambil oleh seorang wanita untuk mempertahankan kesehatannya dan mencegah penyakit kronis adalah mempertahankan berat badan yang sehat.
            Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak hanya pada masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan. Dan umumnya para wanita hamil tidak mengetahui akan hal tersebut, mereka justru cenderung mengkonsumsi makanan dengan jumlah yang lebih banyak daripada saat tidak hamil karena mereka menganggap di dalam tubuhnya terdapat janin yang membutuhkan nutrisi juga.

            Atas dasar pemikiran tersebut kami membuat makalah ini, dan diharapkann akan mampu sedikit mengubah cara pandang masyarakat mengenai konsumsi makanan saat hamil, sehingga menghindari terjadinya obesitas. Bagi ibu hamil yang menderita obesitas kami juga memberikan informasi nagaimana prinsip diit yang baik.

1.2  Rumusan Masalah
a)      Apakah obesitas itu?
b)      Bagaimanakah obesitas dalam kehamilan?
      c)       Bagaiman pencegahan obesitas saat kehamilan?
      d)      Bagaimana prinsip diit ibu hamil dengan obesitas?

1.3  Tujuan
·       Tujuan Umum
a)      Sebagai media informasi bagi masyarakat tentang obesitas, penyebab, dan klasifikasinya.
b)      Sebagai bahan bacaan ibu-ibu hamil untuk dapat mencegah obesitas, dan prinsip diitnya.
·         Tujuan Khusus
                  a)      Mengetahui definisi obesitas
                              b)      Mengetahui bagaimana obesitas dalam kehamilan
                  c)       Mengetahui cara mencegah obesitas saat kehamilan
                  d)      Mengetahui prinsip diit ibu hamil dengan obesitas
 
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Definisi Obesitas

            Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas normal ( brownel, 1984 ). Pasien dengan obesitas mempunyai status nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan atau penurunan penggunaan kalori (energi). Artinya, masukan kalori tidak seimbang dengan penggunaannya yang pada akhirnya berangsur-angsur berakumulasi meningkatkan berat badan. Selain kelebihan berat badan nilai TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk laki-laki dan lebih dari 25 mm untuk wanita. (Nurachmah, 2001)
     Kelebihan energi pada penderita obesitas disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan sub cutan dan didalam jaringan tirai usus. Pada orang yang menderita obesitas ogan-organ tubuhnya di paksa untuk bekerja lebih berat karena harus, membawa kelebihan berat badan oleh sebab itu pada umumnya lebh cepat gerah, capek, dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. (Noto atmodjo, 2007)
            Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menetapkan berat badan yang di inginkan individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis. Indeks masa tubuh (IMT) merupakan prediksi derajat lemak tubuh dan pengukurannya di rekomendasikan federal untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas. IMT di hitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter atau mengalihkan berat badan dalam pons dengan 703 lalu dibagi kuadrat tinggi badan dalam inci kuadrat. (Varney, 2003)

Perhitungan Indeks Masa Tubuh

IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (m) 2

Klasifikasi IMT yang dapat digunakan untuk membantu dalam perhitungan IMT untuk menentukan apakah berat badan individu sesuai dengan tinggi badannya.



Tabel 2.1. Klasifikasi IMT

Kriteria
IMT
Berat Badan Kurang

Berat Badan Normal

Berat Badan Berlebih

Obesitas ( Kelas I )

Obesitas ( Kelas II)

Obesitas Ekstrim (Kelas III)
< 18,5 kg/m2

18,5-24,9 kg/m2

25-29,9 kg/m2

30-34,9 kg/m2

35-39,9  kg/m2

≥40 kg/m2

            Banyak Fokus tentang konsep perhitungan kalori telah dimuat media dan diantara populasi  umum. Pada umumnya asupan kalori sebaiknya sama dengan keluaran kalori.



2.2 Obesitas Dalam Kehamilan

            Terdapat suatu ketidaksepakatan tentang devinisi yang tepat untuk obesitas dalam kehamilan, walaupun banyak pengarang menganjurkan berat badan dalam kehamilan melebihi 175 pon atau kurangnya 40% (biasanya 100 pon atau lebih) diatas berat badan ideal. Wanita kegemukan berisiko tinggi untuk hipertensi, diabetes gistasional, dan infeksinal, infeksi saluran kencing, dan infeksi episiotomi atau luka. Penentuan usia kehamilan bisanya terbatas karena siklus hait yang tidak teratur dan sukar menentukan tinggi fundus uteri. (Rayburm, 2001)
            Pada banyak penelitian, angka kematian maternal meningkat, umumnya akibat tromboemboli, infeksi, atau komplikasi anasia. Makrosomia pada janin juga lebih sering terjadi. Walaupun kematian perinatal tidak meningkat dan bayi berat badan lahir rendah jarang, hasil kehamilan yang optimal disertai oleh kenaikan berat badan ibu paling kurang 25 pon pada ibu-ibu obesitas (Rayburm, 2001)
            Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24-28
     Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat badan.Seusai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya, plasenta yang berfungsi menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. Sehingga kecerdasan si kecil pun bisa jadi berkurang. Kemungkinan buruk lain, janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.
Hal hal yang mempengaruhi obesitas ibu hamil antara lain :
-       Genetik
-       Pola makan yang berlebihan
-       Kurang gerak
-       Faktor lingkungan
Dampak obesitas pada ibu hamil adalah :
-       Meningkatnya AKI dan AKB
-       Pada bayi akan mengalami gangguan pertumbuhan
-       Kesuburan menurun
-       Tekanan darah meningkat
-       Menyebabkan penyakit DM
Diit obesitas ibu hamil :
-       Selalu sarapan
-       Susun daftar makan
-       Pilih makanan berserat serta rendah kandungan lemak dan gula
-       Usahakan untuk mengolah makanan
-       Jadikan buah sebagai camilan
-       Perbanyak minum air putih,minum 8 gelas per hari
-       Jangan percaya mitos orang hamil perlu makanan tambahan 2x lipat dari biasanya
-       Makanan dengan nutrisi tinggi→ dikurangi 500-1000 kalori dari kebutuhan normal
-       Kurangi hidrat arang
-       Cukup mineral dan vitamin

2.3 Pencegahan Obesitas Saat Kehamilan

            Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan serangkaian tes di trimester awal. Perlu dilakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu berisiko terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin dari bulan ke bulan.
           Pencegahan lainnya adalah dengan cara membatasi kalori. Cara ini memang sering jadi kontraversi karena, di sisi lain, janin membutuhkan nutrisi lebih. Pengurangan kalori ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Yang terpenting, komposisi makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga konsisi ibu tetap sehat.Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun harus bersikap tenang karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Ini sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan tindakan medis yang lebih kompleks.
2.4    Prinsip Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas
1.  Tujuan Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas
                  a.     Memberikan makan rendah kalori guna mencapai berat badan normal
     b.      Mempertahankan ntumbuh kembang bayi yang normal
      c.       Mempertahankan kesehatan ibu hamil Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan. ( Purwitasari, 2009 )
2. Syarat Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas
     a. Kalori dikurangi sebanyak 500-700 dibawah kebutuhan normal. Pengurangan   kalori dilakukan dengan pengurangan konsumsi karbohidrat dan lemak.
b.Protein tinggi untuk pertumbuhan bayi dan pembentukan sel darah merah
c.Tinggi vitamin dan mineral
d. Tinggi serat untuk memberi rasa kenyang. ( Purwitasari, 2009 )
3. Bahan Makan Yang Di Berikan Dalam Sehari
            Diit Rendah Kalori (RK)
JENIS
RK I
RK II
RK III
RK IV
Berat (gr)
URT
Berat (gr)
URT
Berat (gr)
URT
Berat (gr)
URT
Beras
100
1 gls
150
1,5 gls
200
2 gls
250
2,5 gls
Protein Hewani
100
2 ptg
150
3 ptg
150
3 ptg
200
4 ptg
Telur
50
1 btr
50
1 btr
50
1 btr
50
1 btr
Protein Nabati
100
4 ptg
100
4 ptg
150
5 ptg
150
5 ptg
Sayuran
400
4 gls
400
4 gls
400
4 gls
400
4 gls
Buah
400
4 ptg
400
4 ptg
400
4 ptg
400
4 ptg
Minyak
10
1,5 sdm
15
1,5 sdm
15
1,5 sdm
15
1,5 sdm
Gula Pasir
-
-
10
1 sdm
15
1,5 sdm
15
1,5 sdm
Nilai Gizi
-
-
-
-
Kalori
1200 kal
1500 kal
1700 kal
1900 kal
Protein
59 gr
71 gr
75 gr
80 gr
Lemak
35 gr
40 gr
45 gr
48 gr
Hidrat Arang
173 gr
206 gr
250 gr
270 gr

4.   Pedoman Untuk Mengurangi Lemak
              a. Sayuran – sayuran
1. Kurangi konsumsi sayuran dengan bumbu kacang yang digoreng, ganti bumbu kacang yang disangrai.
2. Batasi konsumsi sayuran dengan bumbu kelapa yang berlebih ( seperti, urapan) , atau santan kental
3. Batasi konsumsi sayuran dengan dressing keju yang berlebih, contohnya salat.
  4. Konsumsi sayuran dengan cara direbus, dikukus, dalam bentuk segar.  (Purwitasari, 2009 )
b. Buah – buahan
      1. Konsumsi buah – buahan dalam bentuk segar.
                     2. Kurangi konsumsi buah – buahan yang berlemak. ( Purwitasari, 2009 )
    c. Nasi, Sereal, dan Roti
     1. Kalau bisa konsumsi nasi beras tumbuk atau nasi agar roti yang mengandung bekatul atau havermouth.
     2. Batasi sereal dan krackkers yang berminyak atau yang mengandung lemak lebih dari 2 potong/hari.
                   3.Batasi kebiasaan sarapan dengan roti mentega dan susu full cream.(Purwitasari,     2009 )
d. Susu
          1. Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yougurt yang rendah lemak
          2. Pilih keju rendah lemak misalnya Cottage Cheese.
          3. Pilih es krim yang tidak mengandung susu, misalnya es krim yang terbuat dari sari buah.
          4. Pilih makanan pencuci mulut yang terbuat dari makanan berserat seperti agar – agar dengan saus dari susu skim. ( Purwitasari, 2009 )
e. Protein
          1. Pilih daging tidak berlemak dan berwarna cerah, seperti daging ayam kampung ( tanpa kulit), ikan dll.
          2. Hindari konsumsi jerowan, daging berlemak, otak, kepala, dan brutu ayam.
          3. Tingkatkan konsumsi protein nabati sebagai penganti, seperti tahu, tempe, kacang hijau, dll.
          4. Batasi konsumsi lauk yang digoreng, diolah dengan santan kental.
          5.Masak dengan cara merebus, memanggang, menumis, mepepes. (Purwitasari,  2009)
f. Lemak
1.  Kurangi konsumsi minyak goreng sampai 1 sendok makan/hari ( 10 gram). ( Purwitasari, 2009 )



Menu makanan untuk obesitas :

Makan pagi
Roti tawar
Buah apel
1 sendok teh selai kacang
1 gelas jus strawberry
Selingan
Pisang
Makan siang
Nasi putih ukuran sedang
Pepes ikan
Sayur bayam bening
Pepaya
Selingan sore
Buah-buahan
1 gelas jus melon
Makan malam
1 buah kentang atau ubi rebus
Pepes tempe/tahu + jamur
Sayur buncis + wortel
1 gelas jus tomat
Selingan
1 pisang ambon


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas normal. Selain kelebihan berat badan nilai TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk laki-laki dan lebih dari 25 mm untuk wanita. Faktor Penyebab Obesitas terdiri dari faktor demografi, faktor sosiokultural, faktor biologi, faktor perilaku. Obesitas dalam kehamilan terdapat suatu ketidaksepakatan tentang devinisi yang tepat untuk obesitas dalam kehamilan.
3.2 Saran
      -  Untuk masyarakat
Bagi ibu hamil di harapkan untuk menjaga kesehatannya dengan mengatur pola makan,di haraplkan ibu hamil mengubah pandangannya bahwa ibu hamil harus makan dua kali lipat seharusnya, porsinya tetap dan meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan yang di konsumsi.
     -  Institusi
Diharapkan dapat memberikan waktu yang lebih untuk mempelajari materi lebih mendalam dan diberikan bimbingan dalam proses belajar.
     -Mahasiswa
Diharapkan dapat menyalurkan informasi akan prisip diit pada ibu hamil dengan obesitas dalam masyarakat.











DAFTAR PUSTAKA

Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: KDT.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Purwitasari, Devi. 2009. Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rayburn, William F. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: KDT
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, vol.1. Jakarta: EGC.
Sumber dari internet:
Http.Balipost.html. Diakses Pada Tanggal 20 Mei 2011
Http.hdindonesia.com. Diakses Pada Tanggal 20 Mei  2011