Senin, 01 April 2013

abses payudara



BAB   I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada kalangan wanita khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang payudara ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu abses mammae. Abses mammae ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini terjadi karena si ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus. ABSES MAMMAE merupakan istilah medis untuk peradangan payudara. Gejalanya antara lain payudara memerah, terasa sakit serta panas dan membengkak. Bila semakin parah, maka suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38 derajat Celcius dan timbul rasa lelah yang sangat.
Abses ini biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami abses mammae pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.

1.2              RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan tentang abses payudara, penyusun menentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      apa definisi dari abses payudara ?
2.      apa saja penyebab abses payudara ?
3.      bagaimana penatalaksanaan dari abses payudara ?

1.3.      TUJUAN PEMBAHASAN
a.    Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada          pasien denan abses mammae

b.    Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa mampu mengetahui pengertian abses mammae
2.      Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab abses mammae
3.      Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin   muncul  pada pasien abses mammae
4.      Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan abses  mammae

 BAB II
LANDASAN TEORI

A.    DEFINISI
Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses.
B.      ETIOLOGI
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus).
Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.
Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.
Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.

Suatu Infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara :
*      Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
*      Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
*      Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.

Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
*      Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.
*      Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.
*      Terdapat gangguan system kekebalan.

Abses Payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat adanya infeksi payudara. Infeksi ini paling sering terjadi selama menyusui, akibat masuknya bakteri ke jaringan payudara. Peradangan atau infeksi payudara atau yang disebut mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di putting, dan dermatitis yang mengenai putting. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan dikulit (biasanya pada putting susu). Abses payudara bisa terjadi disekitar putting, bisa juga diseluruh payudara.

C.    GEJALA
Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :
*      Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya nyeri tekan).
*      Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
*      Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
*      Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
*      Gatal-gatal
*      Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena.


D.    PATOFISIOLOGI
Luka atau lesi pada putting terjadi à peradangan à masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi) à pengeluaran susu terhambat à produksi susu normal à penyumbatan duktus à terbentuk abses.
Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi atau biopsy payudara.
Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses pecah dengan sendirinya san mengeluarkan isinya. Kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi. Abses tidak pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras.


E.     PENANGANAN
Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah :
*      Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
*      Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia. Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mongering dan hal ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya.
*      Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
*      Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 – 20 menit, 4 kali/hari.
*      Sebaiknya dilakukan pemijatan dan p emompaan air susu pada payudara yang terkena untuk mencegah pembengkakan payudara.
*      Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen) karena kedua obat tersebut aman diberikan untuk ibu menyusui dan bayinya.











BAB III
K A S U S

Jakarta - Kelahiran buah hati tentulah membawa berjuta-juta kebahagiaan. Tapi hati-hati! Ada bahaya mengancam sang ibu. Yaitu terjadi abses mammae. Inilah yang diderita Ny.Maria Phasa hingga ia tidak ingin selalu menyusui bayinya setiap kali ia melihat bayinya.setiap kali ia menyusui banyinya ia merasa kesakitan pada payudaranya..Perempuan kelahiran 15 januari 1984 ini sebenarnya sangat ingin sekali menyusui bayinya,dan dia memeriksakan sakitnya ke RS setempat,dan dokter mengatakan dia menderita abses mammae,dan dianjurkan untuk segera diinsisi ..



















BAB IV
TINJAUAN KASUS

I.                   PENGKAJIAN

Dilakukan pada hari kamis tanggal 20 Desember 2010 di RS Budi, Jakarta  jam 10.00 WIB.

I.      DATA SUBYEKTIF
Biodata
Nama istri                 :  Ny. M                       Nama suami                :  Tn. R
Umur                        :  26 th                         Umur                           :  31 thn          
Agama                      :  Katolik                     Agama                         :  katolik                     
Pendidikan               :  SMA                                    Pendidikan                  :  SMA                       
Suku/Bangsa            :  Indonesia                 Suku/Bangsa               : Indonesia
Pekerjaan                  :  Ibu rumah tangga     Pekerjaan                     :  Wiraswasta  
Kawin                      :  kawin                       Kawin                         :  kawin          
Umur kawin             :  21 thun                     Umur kawin                :  26 thun        
Lama kawin             :  5 tahun                     Lama kawin                :  5 tahun        
Alamat                     :  Jakarta Barat            Alamat                         :  Jakarta Barat

v  Keluhan Utama
Klien mengatakan payudaranya terasa sakit dan membengkak sehingga tidak bisa menyusui bayinya.

v  Riwayat Menstruasi
a.       Menarche Umur       : 14 Tahun
b.      Siklus                       : 28 hari
c.       Lamanya                  : 7 Hari
d.      Banyaknya               :  
-          Hari ke 1 – 2 = 3 Kotek penuh per hari
-          Hari ke 4 – 7 = 2 kotek penuh per hari
e.       Konsistensi              :
-          Hari ke 1 – 2 = kental ada gumpalan
-          Hari ke 4 – 7 = encer dan tidak ada gumpalan
f.          Warna                               :
-          Hari ke 1 – 2 = Merah Tua
-          Hari ke 3 – 6 = merah segar
g.      Bau                          : khas, tidak berbau busuk
h.     Dysmenorhoe            : Ada biasanya pada hari pertama tidak selalu terjadi, rasa nyeri pada perut yang masih normal tidak sampai menyebabkan pingsan
i.           Flour Albus                       : Sebelum dan sesudah menstruasi, tidak bau
j.           HPHT                   : 15-3-2010
k.      HPL                         :  22-12-2010
l.           UK                                    :  9 bulan

v  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

4
RIWAYAT PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
Sumi ke
Hamil ke
Persalinan
Nifas
Umur anak sekarang
L / P
UK
H / M
Tempat persalinan
Penolong
penyulit
Lama nifas
Kelainan
KB
menyusui
1
1
L
9 bln
H
BPS
Bidan
-
7 hari
Abses mamae
tidak
tidak
7 hari
















v  Riwayat persalinan saat ini
Persalinan berlangsung normal tanpa indikasi ditolong oleh bidan rinda. Bayi lahir tanggal 13 Desember 2010, jam 13.00 WIB. Jenis kelamin laki-laki. BB 3000 gram PB 48 cm, AS 6-8, tidak ada kelainan konginental, anus ada.
v  Riwayat imunisasi
·          Imunisasi           : imunisasi TT sebelum menikah 1 kali dan TT kedua setelah kehamilan 2 minggu
·         Obat-obatan       : Fe, Kalk. Vitamin
·         He                     
ü  Kebutuhan nutrisi ibu hamil, seperti :
Dianjurkan minum susu hamil
Banyak makan buah-buahan
ü  Perlunya ANC atau pemeriksaan kehamilan yang rutin, untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin
·         Kegunaan pemberian imunisasi TT yaitu mencegah terjadinya infeksi tetanus
·         Personal hygiene

v  Riwayat kesehatan
Ø Riwayat kesehatan yang lalu
1. Apakah pernah menderita penyakit menular?
Ä  Tidak ada penyakit menular
seperti Hepatitis, Aids, PMS (penyakit menular seksual), Typoid.
2. Apakah pernah menderita penyakit menurun?
Ä  Tidak ada penyakit menurun ( Herediter )
seperti Diabetes Melitus ( DM ), hipertensi
3. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Ä  Tidak ada penyakit menahun (kronis)
seperti TBC, Asma.
4. Apakah pernah menderita infeksi virus?
Ä  Tidajk pernah menderita infeksi virus lain
Seperti TORCH ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
5. Apakah klien pernah mempunyai alergi terhadap makanan/minuman,obat-obatan?
Ä  Tidak ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
6. Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?
Ä  Tidak pernah kecelakaan atau operasi

Ø Riwayat kesehatan suami atau keluarga
1. Apakah pernah menderita penyakit menurun?
Ä  Tidak ada penyakiit herediter atau keturunan.
Contoh : DM (Diabetes mellitus), Hipertensi.
     2. Apakah pernah menderita penyakit menular?
Ä  Tidak ada penyakit menular
Contoh : Hepatitis, AIDS, Tipoid
3.Apakah pernah menderita infeksi virus?
Ä  Tidak ada virus lain Torch ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
      4. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Ä  Tidak ada penyakit Menahun
Contoh : Asma, TBC
5.Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?
Ä  Tidak pernah kecelakaan atau operasi

v  Keadaan Psiko-Sosial-Budaya
Ø Psiko
Ä  Klien mengatakan ini kehamilan pertama,kehamilan diharapkan tetapi klien merasa sedih karena tidak bisa menyusui bayinya.
Ø Sosial
Ä  Hubungan klien dengan suami, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar baik. Klien tinggal bersama suami. Dalam mengambil keputuisan saling memberi masukan secara bijaksana
Ø Budaya
Ä  Klien ada kebiasaan minum jamu atau pantangan makanan yang berbau amis.

v  Pola kegiatan sehari-hari
Ø Pola Nutrisi
a.       Selama hamil
Makan       :   3 x 1 hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk,tahu,tempe,daging/ikan dan buah.
Porsi          : 1 ½  piring
Minum      :   Air putih          : 6 gelas / hari
                     Teh hangat       : 1 gelas / hari (pagi hari)
b.      Selama nifas
Makan       : 2 x per hari  dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk  pauk (tahu dan tempe) dan buah.
Porsi          : 1 piring
Minum      :   Air putih          : 7 Gelas / hari
                     Susu                 : 2 gelas / hari (untuk ibu hamil)

Ø Pola eliminasi
a.       Selama hamil
BAB         :   1 kali / hari rutin
BAK         : 5 Kali / hari
b.      Selama nifas
BAB         : 1 Kali / hari
BAK         : 9 Kali / hari

Ø Pola aktivitas
a.       Selama hamil
Klien melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri
Ä  Nyapu
Ä  Ngepel
Ä  Mencuci piring
Ä  Mencuci baju
b.      Selama nifas
Klien melakukan kegiatan hanya memasak

Ø Pola istirahat
a.       Selama hamil
Siang         :   Tidur siang 2 jam,mulai 11.30-13.30 WIB
Malam       :   Tidur malam 8 jam,mulai 21.00-05.00 WIB
b.      Selama nifas
Siang         : Tidur siang 3 jam,mulai 11.00 -  14.00 WIB
Malam       : Tidur malam  10 jam , mulai 20.00 – 06.00 WIB
Ø Pola Personal Hygene
a.       Selama Hamil
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, cuci rambut 1 kali / 2 hari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari, ganti celana 2 x /hari.
b.      Selama nifas
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 1 kali sehari, cuci rambut 1 kali /2 hari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari, ganti celana 3 x/hari.

Ø Pola Seksualitas
a.       Selama hamil
 Karena merasa tidak nyaman, takut terjadi keguguran, akan hal-hal yang dapat membahayakan kandungannya seperti kecacatan.
b.      Selama nifas
Belum pernah melakukan hubungan seksual.
v  Ketergantungan
Ø Selama hamil
Klien tidak pernah ketergantungan dengan obat-obatan tertentu, tidak minum jamu-jamuan

II.      DATA OBYEKTIF
Kedaan umum                                  : lemas
Kesadaran                                        : Composmentis/sadar
Postur tubuh                                     : normal
Cara berjalan                                    : tegak
Tinggi Badan                                   : 157 cm
Berat badan sekarang                       : 49 Kg
Lila                                                   : 24 cm

v  TTV (Tanda Tanda Vital)
Suhu                                           : 38º C
Nadi                                           : 70-80 x per menit normalnya
Tekanan darah                            : 110 / 70 mmHg
Respirasi                                     : 20 x per menit
v  Pemeriksaan Fisik
Kepala                : Tekstur rambut, warna hitam dan tidak bercabang, tidak ada kutu, ada ketombe, tidak ada lesi, tidak ada benjolan.
Muka                  :  Tidak Pucat, tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum.
Mata                   :  Simetris, conjungtiva merah muda, palpebra tidak oedema, sclera putih keabu-abuan.
Hidung               :  Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut dan gigi   : Bibir  simetris, gigi tampak kotor, tidak ada ingus, tidak ada caries, gusi tidak ada ginggivitas, tidak ada stomatitis.
Telinga               : Simetris, Tidak ada OMP, bersih, tidak ada serumen.
Leher                  : Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena juguraris, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe.
Payudara            : Tidak Simetris terjadi pembengkakan, payudara berwarna merah, terdapat pus.
Aksila                 : terdapat benjolan.
Abdomen           : tidak ada bekas luka SC
Genetalia            : Genetalia bersih, lochea berwarna merah
Anus                   : Bersih, tidak ada luka dan tidak ada hemoroid.
Ekstrimitas atas  : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih
Ekstrimitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih
v  Palpasi
Leher                  :  Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara            : payudara membengkak,terjadi nyeri tekan
Abdoment          : TFU : 2-3 jari dibawah pusat
v  Auskultasi
Dada                  : Bunyi jantung normal, pernapasan teratur, jelas
Perut                   : tidak dilakukan

Kesimpulan :
Ny . M, K/U lemah, P1001, Post partum hari ke 7 dengan abses mamae

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

DATA DASAR
DIAGNOSA / MASALAH
DS : Klien mengatakan bahwa setelah bayi lahir tidak bisa menyusui bayinya dikarenakan payudaranya sakit dan membengkak.
DO :
Keadaan umum : lemah           
Kesadaran : composmentis
v  TTV (Tanda Tanda Vital)
Suhu                   : 38º C
Nadi                   : 70-80 x per menit
Tekanan darah    : 110 / 70 mmHg
Respirasi             : 20 x per menit

  Abdoment :       TFU: 2-3 jari dibawah pusat
  payudara : tidak simetris,terjadi pembengkakan payudara sebelah,terdapat pus,terdapat nyeri tekan.

Diagnosa
P 1001, Postpartum hari ke 7dengan abses mamae.

 


IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

      Kebutuhan ASI bayi terpenuhi.
      Bengkak dan sakit pada mamae ibu berkurang

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI

                        Berkolaborasi dengan dokter anak dan dokter SpOG



VI. VII   INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI

Dx/Mx/Keb.
Tujuan / kriteria keberhasilan
INTERVENSI
Dx:
P 1001, Postpartum hari ke 7 dengan abses mamae

Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan
Kriteria :pembengkakan dan sakit pada payudara dapat teratasi.
TTV :
TD : 110/70-120/80 mmHg
N : 60-100 x /menit
S: 38°C
RR: 16-20 x /menit


1.
BHSP
Rasional :
Terjalin hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
2
Jelaskan keadaan ibu sekarang
Rasional :
Dengan mengetahui keadaanya saat ini kx akan mengurangi kecemasan ibu dan
ibu tau penyebab penyakitnya

3
Yakinkan suami atau kelurga untuk selalu memperhatikan ibu
Rasional:
Dengan memberikan perhatian lebih pada ibu maka kejiwaan ibu akan lebih tenang
4
Kompres air hangat payudara selama 15-20 menit, 4x sehari
Rasional:
Untuk mengurangi nyeri


5

6.






7.





8







9
Berikan obat pereda nyeri
Rasional:
Untuk mengurangi nyeri

Berikan paracetamol 500 mg tiap 4 jam sekli
Rasional :
Untuk menurunkan suhu tubuh

Lakukan insisi payudara pada px.
Rasional :
Untuk mengeluarkan pus,mengurangi nyeri, dan mempercepat penyembuhan

Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit
Rasional :
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

Kolaborasi dengan tim medis
Rasional :
Untuk menentukan terapi berikutnya









IMPLEMENTASI

Tanggal : 20-12-2010 / Pkl. 10.00 WIB
Dx/Mx/Keb.
Implementasi
Dx:
P1001  post partum hari ke 7 dengan Abses mamae
1.
Melakukan komunikasi terapiutik kepada ibu dengan bahasa yang
Sopan agar ibu mau mengatakan semua keluhan yang ibu rasakan
2.
Menjelaskan keadaan ibu sekarang bahwa keadaanya harus segara diobati dan memerlukan perawatan
3.
Meyakinkan suami atau keluarga untuk selalu memperhatikan keluarga.


4
5..

Mengompres payudara selama 15 – 20 menit, 4x sehari
Memberikan obat anti nyeri pada px

6.
7.

8.


9.
Memberikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali
Melakukan tindakan insisi pada payudara px
Melakukan kolaborasi dengan tim gizi
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi berikutnya






VII EVALUASI

Tanggal : 21-12-2010 /  Pkl. 15.00 WIB
Diagnosa/Mslh/Kebt.
Evaluasi
Dx:
P1001, post partum hari ke 7 dengan abses mamae
S
:
Klien mengatakan payudaranya sakit dan membengkan
O
:
k/u : cukup
ibu  bisa diajak komunikasi dengan baik
A
:
P1001, post partum hari ke 7 dengan abses mammae

P
:
-
Beri dukungan emosi ibu



-
Yakinkan suami dan keluarga untuk selalu memperhatikan ibu



-
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi




                               Evaluasi



Tgl 22-12-2010, jam 08.00 WIB
Dx :
P1001, post partum hari ke 8 dengan abses mamae.
S
:
Klien mengatakan payudaranya masih sakit dan bengkak

O
:
k/u cukup
ibu bisa diajak komunikasi dengan baik

A
:
P1001, post partum hari ke 10 dengan abses mammae

P
:
Beri dukungan pada ibu
Yakinkan pada suami dan keluarga untuk selalu memperhatikan ibu
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

 



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut. Biasanya abses disebabkan melalui beberapa cara :
ü  Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
ü  Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
ü  Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Sedangkan Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :
*      Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya nyeri tekan).
*      Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
*      Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
*      Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
*      Gatal-gatal
*      Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena.
Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah :
*      Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikelaurkan isinya dengan insisi.
*      Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia.
*      Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
*      Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 – 20 menit, 4 kali/hari.
*      Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara.
*      Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

B.     Saran dan Kritik
Penulis dalam penyusunan makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kesempurnaan makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca selalu penulis harapkan demi penyusunan makalah-makalah selanjutnya.
























DAFTAR PUSTAKA



  1. Anemous www.google.com abses payudara
  2. Diakses pada Tanggal 28 Desember 2008
Pukul 16.00 WIB
  1. Soedigmarto, M.Prof.1979. Perawatan Ibu.Surabaya
  2. Pardoko R.H.dr.MPH. 1978. Perawatan Anak di Pusat Kesehatan. Surabaya
  3. Taber Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar: