BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada saat
ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada kalangan wanita
khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang payudara ternyata tak
hanya kanker payudara saja. Ada
penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu abses mammae. Abses mammae ini
biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini
terjadi karena si ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena
menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus. ABSES MAMMAE merupakan istilah medis untuk peradangan payudara.
Gejalanya antara lain payudara memerah, terasa sakit serta panas dan
membengkak. Bila semakin parah, maka suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38
derajat Celcius dan timbul rasa lelah yang sangat.
Abses ini biasanya terjadi
pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan
setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami abses mammae pada
beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan tentang abses payudara, penyusun
menentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.
apa
definisi dari abses payudara ?
2.
apa
saja penyebab abses payudara ?
3.
bagaimana
penatalaksanaan dari abses payudara ?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
a. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan
keperawatan pada pasien denan abses mammae
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian abses mammae
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab abses mammae
3. Mahasiswa mampu mengetahui
diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien abses mammae
4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan
pada pasien dengan abses mammae
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
DEFINISI
Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu
infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian
sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang
terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan
infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel
darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan
disekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses
dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk
mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah didalam, maka
infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung
pada lokasi abses.
B.
ETIOLOGI
Infeksi
payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang
normal (Staphylococcus aureus).
Bakteri
seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan
atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Mastitis
biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam
waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.
Sekitar
1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah
melahirkan.
Pada
wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun
dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.
Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.
Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.
Suatu Infeksi bakteri bisa menyebabkan
abses melalui beberapa cara :
Bakteri
masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
Bakteri
menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
Bakteri
yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan
gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Peluang terbentuknya suatu abses akan
meningkat jika :
Terdapat
kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.
Daerah
yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.
Terdapat gangguan system
kekebalan.
Abses
Payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat adanya infeksi payudara.
Infeksi ini paling sering terjadi selama menyusui, akibat masuknya bakteri ke
jaringan payudara. Peradangan atau infeksi payudara atau yang disebut mastitis
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di
putting, dan dermatitis yang mengenai putting. Bakteri seringkali berasal dari
mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan
dikulit (biasanya pada putting susu). Abses payudara bisa terjadi disekitar
putting, bisa juga diseluruh payudara.
C.
GEJALA
Gejala dari
abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ atau
syaraf. Gejala dan tanda yang
sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :
Tanda-tanda
inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya nyeri
tekan).
Teraba
massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih
putih karena kulit diatasnya menipis.
Gejala
sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple
discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah
bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena.
D.
PATOFISIOLOGI
Luka atau
lesi pada putting terjadi à
peradangan à masuk (organisme ini biasanya dari
mulut bayi) à pengeluaran susu terhambat à produksi susu normal à
penyumbatan duktus à
terbentuk abses.
Abses
dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam
seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi atau
biopsy payudara.
Pada
penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel
darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses dalam, bisa dilakukan
pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.
Suatu
abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses pecah dengan sendirinya san
mengeluarkan isinya. Kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh
menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi. Abses tidak
pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras.
E.
PENANGANAN
Adapun penanganan untuk
absees diantaranya adalah :
Untuk meringankan neri dan
mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikelaurkan isinya dengan
insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir areola, ke
pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
Suatu
abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya
sia-sia. Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mongering dan hal ini
dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses
menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya.
Dapat
diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan
pengompresan hangat pada payudara selama 15 – 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya
dilakukan pemijatan dan p emompaan air susu pada payudara yang terkena untuk
mencegah pembengkakan payudara.
Untuk
mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau
ibuprofen) karena kedua obat tersebut aman diberikan untuk ibu menyusui dan
bayinya.
BAB III
K A S U S
Jakarta - Kelahiran buah hati tentulah membawa
berjuta-juta kebahagiaan. Tapi hati-hati! Ada bahaya mengancam sang ibu. Yaitu terjadi abses mammae. Inilah yang diderita Ny.Maria Phasa hingga ia tidak ingin selalu menyusui bayinya setiap kali ia melihat bayinya.setiap kali ia menyusui banyinya ia merasa
kesakitan pada payudaranya..Perempuan
kelahiran 15 januari 1984 ini sebenarnya
sangat ingin sekali menyusui bayinya,dan dia memeriksakan sakitnya ke RS
setempat,dan dokter mengatakan dia menderita abses mammae,dan dianjurkan untuk
segera diinsisi ..
BAB IV
TINJAUAN
KASUS
I. PENGKAJIAN
Dilakukan pada hari kamis tanggal 20 Desember 2010 di RS Budi, Jakarta jam 10.00 WIB.
I.
DATA SUBYEKTIF
Biodata
Nama
istri : Ny. M Nama suami : Tn. R
Umur : 26 th Umur : 31 thn
Agama : Katolik Agama : katolik
Pendidikan :
SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa :
Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Kawin : kawin Kawin : kawin
Umur kawin :
21 thun Umur
kawin : 26 thun
Lama
kawin : 5
tahun Lama kawin : 5
tahun
Alamat : Jakarta
Barat Alamat : Jakarta
Barat
v
Keluhan Utama
Klien mengatakan payudaranya terasa sakit dan membengkak sehingga tidak
bisa menyusui bayinya.
v
Riwayat Menstruasi
a.
Menarche Umur : 14 Tahun
b.
Siklus : 28 hari
c.
Lamanya : 7 Hari
d.
Banyaknya :
-
Hari
ke 1 – 2 = 3 Kotek penuh per hari
-
Hari
ke 4 – 7 = 2 kotek penuh per hari
e.
Konsistensi :
-
Hari ke 1 – 2 = kental ada gumpalan
-
Hari
ke 4 – 7 = encer dan tidak ada gumpalan
f.
Warna :
-
Hari ke 1 – 2 = Merah Tua
-
Hari ke 3 – 6 = merah segar
g.
Bau : khas, tidak berbau busuk
h.
Dysmenorhoe : Ada biasanya pada hari pertama tidak selalu
terjadi, rasa nyeri pada perut yang masih normal tidak sampai menyebabkan
pingsan
i.
Flour Albus :
Sebelum dan sesudah menstruasi, tidak bau
j.
HPHT : 15-3-2010
k.
HPL : 22-12-2010
l.
UK :
9 bulan
v Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
|
4
|
RIWAYAT PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
|
||||||||||||
Sumi ke
|
Hamil ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
Umur anak sekarang
|
||||||||||
L / P
|
UK
|
H / M
|
Tempat persalinan
|
Penolong
|
penyulit
|
Lama nifas
|
Kelainan
|
KB
|
menyusui
|
|||||
1
|
1
|
L
|
9 bln
|
H
|
BPS
|
Bidan
|
-
|
7 hari
|
Abses mamae
|
tidak
|
tidak
|
7 hari
|
||
v
Riwayat persalinan saat ini
Persalinan berlangsung normal tanpa indikasi
ditolong oleh bidan rinda. Bayi
lahir tanggal 13 Desember 2010, jam 13.00 WIB. Jenis kelamin
laki-laki. BB 3000 gram PB 48
cm, AS 6-8, tidak ada kelainan konginental, anus ada.
v
Riwayat
imunisasi
·
Imunisasi :
imunisasi TT sebelum menikah 1 kali dan TT kedua setelah kehamilan 2 minggu
·
Obat-obatan : Fe, Kalk. Vitamin
·
He
ü
Kebutuhan
nutrisi ibu hamil, seperti :
Dianjurkan
minum susu hamil
Banyak makan buah-buahan
ü
Perlunya
ANC atau pemeriksaan kehamilan yang rutin, untuk mengetahui kesehatan ibu dan
janin
·
Kegunaan
pemberian imunisasi TT yaitu mencegah terjadinya infeksi tetanus
·
Personal hygiene
v
Riwayat kesehatan
Ø
Riwayat kesehatan yang lalu
1. Apakah pernah menderita
penyakit menular?
Ä Tidak ada penyakit menular
seperti Hepatitis, Aids, PMS
(penyakit menular seksual), Typoid.
2. Apakah pernah menderita penyakit menurun?
Ä
Tidak
ada penyakit menurun ( Herediter )
seperti Diabetes Melitus (
DM ), hipertensi
3. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Ä
Tidak
ada penyakit menahun (kronis)
seperti TBC, Asma.
4. Apakah pernah menderita infeksi virus?
Ä Tidajk pernah menderita infeksi virus lain
Seperti
TORCH ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
5. Apakah klien pernah mempunyai alergi terhadap
makanan/minuman,obat-obatan?
Ä
Tidak
ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
6. Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?
Ä
Tidak
pernah kecelakaan atau operasi
Ø
Riwayat kesehatan suami atau keluarga
1. Apakah pernah menderita penyakit menurun?
Ä
Tidak
ada penyakiit herediter atau keturunan.
Contoh
: DM (Diabetes mellitus), Hipertensi.
2. Apakah pernah menderita penyakit menular?
Ä Tidak ada penyakit menular
Contoh : Hepatitis, AIDS,
Tipoid
3.Apakah pernah menderita infeksi virus?
Ä Tidak ada virus lain Torch ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
4. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Ä Tidak ada penyakit Menahun
Contoh : Asma, TBC
5.Apakah
pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?
Ä
Tidak
pernah kecelakaan atau operasi
v
Keadaan Psiko-Sosial-Budaya
Ø
Psiko
Ä Klien mengatakan ini kehamilan pertama,kehamilan
diharapkan tetapi klien merasa sedih karena tidak bisa menyusui bayinya.
Ø
Sosial
Ä Hubungan klien dengan suami, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitar baik. Klien tinggal bersama suami. Dalam mengambil keputuisan saling
memberi masukan secara bijaksana
Ø Budaya
Ä
Klien
ada kebiasaan minum jamu atau pantangan makanan yang berbau amis.
v
Pola kegiatan sehari-hari
Ø
Pola Nutrisi
a.
Selama hamil
Makan : 3 x 1 hari dengan menu nasi, sayur-sayuran,
lauk pauk,tahu,tempe,daging/ikan
dan buah.
Porsi : 1 ½ piring
Minum : Air putih :
6 gelas / hari
Teh hangat : 1 gelas / hari (pagi hari)
b.
Selama nifas
Makan : 2 x per hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk (tahu dan tempe) dan buah.
Porsi : 1 piring
Minum : Air putih :
7 Gelas / hari
Susu :
2 gelas / hari (untuk ibu hamil)
Ø
Pola eliminasi
a.
Selama hamil
BAB : 1 kali / hari rutin
BAK : 5 Kali / hari
b.
Selama nifas
BAB : 1 Kali / hari
BAK : 9 Kali / hari
Ø
Pola aktivitas
a.
Selama hamil
Klien
melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri
Ä
Nyapu
Ä
Ngepel
Ä
Mencuci
piring
Ä
Mencuci
baju
b.
Selama nifas
Klien melakukan kegiatan
hanya memasak
Ø
Pola istirahat
a.
Selama hamil
Siang : Tidur siang 2 jam,mulai 11.30-13.30 WIB
Malam : Tidur malam 8
jam,mulai 21.00-05.00 WIB
b.
Selama nifas
Siang : Tidur siang 3
jam,mulai 11.00 - 14.00 WIB
Malam : Tidur malam 10 jam ,
mulai 20.00 – 06.00 WIB
Ø
Pola Personal Hygene
a.
Selama Hamil
Mandi 2 kali sehari, gosok
gigi 3 kali sehari, cuci rambut 1 kali / 2 hari, ganti pakaian dalam 2 kali
sehari, ganti celana 2 x /hari.
b.
Selama nifas
Mandi 2 kali sehari, gosok
gigi 1 kali sehari, cuci rambut 1 kali /2 hari, ganti pakaian dalam 2 kali
sehari, ganti celana 3 x/hari.
Ø
Pola Seksualitas
a.
Selama hamil
Karena merasa tidak nyaman, takut terjadi
keguguran, akan hal-hal yang dapat membahayakan kandungannya seperti kecacatan.
b.
Selama nifas
Belum
pernah melakukan hubungan seksual.
v
Ketergantungan
Ø
Selama hamil
Klien
tidak pernah ketergantungan dengan obat-obatan tertentu, tidak minum
jamu-jamuan
II.
DATA OBYEKTIF
Kedaan umum : lemas
Kesadaran :
Composmentis/sadar
Postur tubuh : normal
Cara berjalan : tegak
Tinggi Badan : 157 cm
Berat
badan sekarang : 49 Kg
Lila :
24 cm
v TTV (Tanda Tanda Vital)
Suhu : 38º C
Nadi : 70-80 x per menit normalnya
Tekanan
darah : 110 /
70 mmHg
Respirasi : 20 x per menit
v Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Tekstur rambut, warna hitam dan tidak
bercabang, tidak ada kutu, ada ketombe, tidak ada lesi, tidak ada benjolan.
Muka : Tidak Pucat, tidak oedema, tidak ada chloasma
gravidarum.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, palpebra
tidak oedema, sclera putih keabu-abuan.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Mulut dan gigi : Bibir simetris, gigi tampak kotor, tidak ada ingus,
tidak ada caries, gusi tidak ada ginggivitas, tidak ada stomatitis.
Telinga :
Simetris, Tidak ada OMP, bersih, tidak
ada serumen.
Leher :
Tidak ada bekas operasi, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena juguraris, tidak ada
pembesaran kelenjar lymfe.
Payudara :
Tidak Simetris terjadi pembengkakan, payudara
berwarna merah, terdapat pus.
Aksila :
terdapat benjolan.
Abdomen :
tidak ada bekas luka SC
Genetalia :
Genetalia bersih, lochea berwarna merah
Anus :
Bersih, tidak ada luka dan tidak ada
hemoroid.
Ekstrimitas atas : Simetris, tidak ada oedema,
tidak ada penyakit kulit, kuku bersih
Ekstrimitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih
v
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada bendungan vena jugularis.
Payudara : payudara
membengkak,terjadi nyeri tekan
Abdoment :
TFU : 2-3 jari
dibawah pusat
v
Auskultasi
Dada :
Bunyi jantung normal, pernapasan teratur,
jelas
Perut :
tidak dilakukan
Kesimpulan :
Ny . M, K/U lemah, P1001, Post partum hari ke 7 dengan abses mamae
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
DATA
DASAR
|
DIAGNOSA
/ MASALAH
|
DS : Klien mengatakan bahwa
setelah bayi lahir tidak bisa
menyusui bayinya dikarenakan payudaranya sakit dan membengkak.
DO :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
v TTV (Tanda Tanda Vital)
Suhu : 38º C
Nadi : 70-80 x per
menit
Tekanan darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi : 20 x per menit
Abdoment
: TFU: 2-3 jari dibawah pusat
payudara : tidak simetris,terjadi pembengkakan payudara
sebelah,terdapat pus,terdapat nyeri tekan.
|
Diagnosa
P 1001, Postpartum hari ke 7dengan abses mamae.
|
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Kebutuhan ASI bayi terpenuhi.
Bengkak dan sakit pada mamae ibu berkurang
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
Berkolaborasi
dengan dokter anak dan dokter SpOG
VI. VII INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI
Dx/Mx/Keb.
|
Tujuan / kriteria
keberhasilan
|
INTERVENSI
|
||
Dx:
P 1001, Postpartum hari ke 7 dengan abses mamae
|
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan
Kriteria :pembengkakan dan sakit pada payudara dapat teratasi.
TTV :
TD : 110/70-120/80 mmHg
N : 60-100 x /menit
S: 38°C
RR: 16-20 x /menit
|
1.
|
BHSP
Rasional :
Terjalin hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
|
|
2
|
Jelaskan keadaan ibu sekarang
Rasional :
Dengan mengetahui keadaanya saat ini kx akan mengurangi kecemasan ibu dan
ibu tau penyebab penyakitnya
|
|||
|
||||
3
|
Yakinkan suami atau kelurga untuk selalu memperhatikan ibu
Rasional:
Dengan memberikan perhatian lebih pada ibu maka kejiwaan ibu akan lebih
tenang
|
|||
4
|
Kompres
air hangat payudara selama 15-20 menit, 4x sehari
Rasional:
Untuk
mengurangi nyeri
|
|||
|
|
|||
5
6.
7.
8
9
|
Berikan
obat pereda nyeri
Rasional:
Untuk
mengurangi nyeri
Berikan
paracetamol 500 mg tiap 4 jam sekli
Rasional :
Untuk menurunkan suhu tubuh
Lakukan insisi payudara pada px.
Rasional :
Untuk mengeluarkan pus,mengurangi nyeri, dan
mempercepat penyembuhan
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit
Rasional :
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Kolaborasi
dengan tim medis
Rasional
:
Untuk
menentukan terapi berikutnya
|
|||
IMPLEMENTASI
Tanggal : 20-12-2010 / Pkl. 10.00 WIB
Dx/Mx/Keb.
|
Implementasi
|
||
Dx:
P1001
post partum hari ke 7 dengan Abses mamae
|
1.
|
Melakukan
komunikasi terapiutik kepada ibu dengan bahasa yang
Sopan agar ibu mau mengatakan semua keluhan yang
ibu rasakan
|
|
2.
|
Menjelaskan
keadaan ibu sekarang bahwa keadaanya harus segara diobati dan memerlukan
perawatan
|
||
3.
|
Meyakinkan
suami atau keluarga untuk selalu memperhatikan keluarga.
|
||
|
4
5..
|
Mengompres payudara selama 15 – 20 menit, 4x sehari
Memberikan obat anti nyeri pada px
|
|
|
6.
7.
8.
9.
|
Memberikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali
Melakukan tindakan insisi pada payudara px
Melakukan kolaborasi dengan tim gizi
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi berikutnya
|
|
VII EVALUASI
Tanggal
: 21-12-2010
/ Pkl. 15.00 WIB
Diagnosa/Mslh/Kebt.
|
Evaluasi
|
|||
Dx:
P1001, post partum hari ke 7 dengan abses mamae
|
S
|
:
|
Klien mengatakan payudaranya
sakit dan membengkan
|
|
O
|
:
|
k/u : cukup
ibu bisa diajak komunikasi dengan baik
|
||
A
|
:
|
P1001, post partum hari ke 7 dengan abses mammae
|
||
|
P
|
:
|
-
|
Beri
dukungan emosi ibu
|
|
|
|
-
|
Yakinkan suami dan keluarga untuk selalu
memperhatikan ibu
|
|
|
|
-
|
Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi
|
|
|
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
Tgl 22-12-2010, jam 08.00 WIB
|
|
Dx :
P1001, post partum hari ke 8 dengan abses mamae.
|
S
|
:
|
Klien mengatakan payudaranya masih sakit dan bengkak
|
|
|
O
|
:
|
k/u
cukup
ibu bisa
diajak komunikasi dengan baik
|
|
|
A
|
:
|
P1001, post partum hari ke 10 dengan abses mammae
|
|
|
P
|
:
|
Beri
dukungan pada ibu
Yakinkan
pada suami dan keluarga untuk selalu memperhatikan ibu
Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Abses adalah suatu
penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan
yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel
darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke
dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati.
Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut. Biasanya abses disebabkan
melalui beberapa cara :
ü
Bakteri
masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
ü
Bakteri
menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
ü
Bakteri
yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan
gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Sedangkan Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara
diantaranya :
Tanda-tanda
inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya
nyeri tekan).
Teraba
massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih
putih karena kulit diatasnya menipis.
Gejala
sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple
discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah
bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena.
Adapun penanganan untuk absees diantaranya
adalah :
Untuk meringankan neri dan
mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikelaurkan isinya dengan
insisi.
Suatu abses tidak memliki
aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia.
Dapat diberikan parasetamol
500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan
pengompresan hangat pada payudara selama 15 – 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya
dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara.
Untuk
mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
B.
Saran dan Kritik
Penulis
dalam penyusunan makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam kesempurnaan makalah ini, untuk itu
saran dan kritik yang membangun dari pembaca selalu penulis harapkan demi
penyusunan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Anemous www.google.com abses payudara
- Diakses pada Tanggal 28 Desember 2008
Pukul 16.00 WIB
- Soedigmarto, M.Prof.1979. Perawatan Ibu.Surabaya
- Pardoko R.H.dr.MPH. 1978. Perawatan Anak di Pusat Kesehatan. Surabaya
- Taber Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar