Senin, 01 April 2013

Perdarahan Postpartum



I     PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
     Perdarahan merupakan penyebab kematian nomor satu ( 40 – 60% ) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Insidens perdarahan pasca persalinan akibat retensio plasenta diaporkan berkisar 16 – 17%. Di RSU H. Damanhuri Barabai, selama 3 tahun ( 1997 – 1999 ) didapatkan 146 kasus rujukan perdarahan pasca persalinan akibat retensio plasenta. Dari sejumlah kasus tersebut, terdapat satu kasus ( 0,68% ) berakhir dengan kematian ibu.
Perdarahan sesudah 24 jam setelah anak lahir disebu perdarahan postpartum yang lambat, biasanya disebabkan oleh jaringan plasenta yang tertinggal.
Perdarahan postpartum adalah sebab penting kematian ibu ; ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan ( perdarahan postpartum, plasenta previa, solution plaentae, kehamilan ektopik, abortus dan ruptura uteri ) disebabkan oleh perdarahn postpartum
1.2 RUMUSAN MASALAH
            Apa pengertian dari perdarahan post partum ?
            Hal apa saja yang dapat menyebabkan perdarahan post partum ?
            Bagaimana gejala dari perdarahan post partum?
            Bagaimana cara penatalaksanaan dari perdarahan post partum
1.3 TUJUAN
            Untuk mengetahui pengertian perdarahan post partum
            Untuk mengetahui penyebab terjadinya perdarahan post partum
            Untuk mengetahui tentang gejala dari perdarahan post partum
            Untuk mengetahui penatalaksanaan dari perdarahan post partum
II TEORI
A.  DEFINISI
·         Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta.
·         Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998).
·         Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (Williams, 1998)
·         HPP biasanya kehilangan darah lebih dari 500 ml selama atau setelah kelahiran (Marylin E Dongoes, 2001).
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi perdarahan postpartum :
  1. Perdarahan post partum primer / dini  (early postpartum hemarrhage), yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retention plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Banyaknya terjadi pada 2 jam pertama
  2. Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late postpartum hemorrhage), yaitu-perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
C.  PATOFISIOLOGI
            Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga merupakan penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan shock hemoragik.
D.  ETIOLOGI
Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
1.   Atonia Uteri
Perdarahan Postpartum akibat Atonia Uteri
      Perdarahan postpartum dapat terjadi karena terlepasnya sebagian plasenta dari rahim dan sebagian lagi belum; karena perlukaan pada jalan lahir atau karena atonia uteri. Atoni uteri merupakan sebab terpenting perdarahan postpartum.
2.   Retensi Plasenta
Perdarahan Pospartum akibat Retensio Plasenta                                                  
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir selama 1 jam setelah bayi lahir. Penyebab retensio placenta :
      A.  Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih
            dalam. Menurut tingkat perlekatannya :
            a. Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih
               dalam.
            b. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua
                endometrium sampai ke miometrium.
           c. Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke
                serosa.
            d. Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau peritoneum
               dinding rahim.
B.     Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni
uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat
kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta keluar
(plasenta inkarserata).
3.   Sisa Plasenta dan selaput ketuban
      - Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
      - Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
4.   Trauma jalan lahir
      a. Episiotomi yang lebar
      b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
    c. Rupture uteri
5. Penyakit darah
    Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia /hipofibrinogenemia.
    Tanda yang sering dijumpai :
    - Perdarahan yang banyak.
    - Solusio plasenta.
    - Kematian janin yang lama dalam kandungan.
    - Pre eklampsia dan eklampsia.
    - Infeksi, hepatitis dan syok septik.
6.   Hematoma
      Perdarahan Postpartum Akibat Hematoma
Hematoma terjadi karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan   tampak sebagai warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang ekimotik. Hematoma yang kecil diatasi dengan es, analgesic dan pemantauan yang terus menerus. Biasanya hematoma ini dapat diserap kembali secara alami.

7.   Inversi Uterus
       Perdarahan Postpartum akibat Inversio Uteri
Inversio Uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri. Uterus dikatakan mengalami inverse jika bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan plasenta.
8.   Subinvolusi Uterus
Perdarahan Postpartum akibat Subinvolusi
          
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab terumum perdarahan pascapartum

E.  MANIFESTASI KLINIS
            Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.

Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
a.   Atonia Uteri:
            Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan postpartum primer)
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)
b.   Robekan jalan lahir
            Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
c.   Retensio plasenta
            Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
d.   Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
            Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah ) tidak lengkap dan perdarahan segera.
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
e.   Inversio uterus
            Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat

F.   PENATALAKSANAAN
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi dengan kuat, uterus harus diurut :
·        Pijat dengan lembut boggi uterus, sambil menyokong segmen uterus bagian bawah untuk menstimulasi kontraksi dan kekuatan penggumpalan. Waspada terhadap kekuatan pemijatan. Pemijatan yang kuat dapat meletihkan uterus, mengakibatkan atonia uteri yang dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Perdarahan yang signifikan dapat terjadi karena penyebab lain selain atoni uteri.
·        Dorongan pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada fundus uteri. Bila perdarahan berlanjut pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan.
·        Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai selama berlangsungnya hal tersebut. Waspada terhadap darah yang berwarna merah dan uterus yang relaksasi yang berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang tertahan. Perdarahan vagina berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus, mengindikasikan perdarahan akibat adanya laserasi.
·        Berikan kompres es salama jam pertama setelah kelahiran pada ibu yang beresiko mengalami hematoma vagina. Jika hematoma terbentuk, gunakan rendam duduk setelah 12 jam.
·        Pertahankan pemberian cairan IV dan mulai cairan IV kedua dengan ukuran jarum 18, untuk pemberian produk darah, jika diperlukan. Kirim contoh darah untuk penentuan golongan dan pemeriksaan silang, jika pemeriksaan ini belum dilakukan diruang persalinan.
·        Pemberian 20 unit oksitodin dalam 1000 ml larutan RL atau saline normal, terbukti efektif bila diberikan infus intra vena + 10 ml/mnt bersama dengan mengurut uterus secara efektif
·        Bila cara diatas tidak efektif, ergonovine 0,2 mg yang diberikan secara IV, dapat merangsang uterus untuk berkontraksi dan berelaksasi dengan baik, untuk mengatasi perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
·        Pantau asupan dan haluaran cairan setiap jam. Pada awalnya masukan kateter foley untuk memastikan keakuratan perhitungan haluaran.
·        Berikan oksigen malalui masker atau nasal kanula. Dengan laju 7-10 L/menit bila terdapat tanda kegawatan pernafasan.

G. DIAGNOSA BANDING
Meliputi plasenta akreta, suatu plasenta abnormal yang melekat pada miometrium tanpa garis pembelahan fisiologis melalui  garis spons desidua.

H. PENCEGAHAN
Cara  yang terbaik untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum adalah memimpin kala II dan kala III persalinan secara lega artis. Apabila persalinan diawasi oleh seorang dokter spesialis obstetrik dan ginekologi ada yang menganjurkan untuk memberikan suntikan ergometrin secara IV setelah anak lahir, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah perdarahan yang terjadi.

III   KASUS

Surakarta, tanggal 10 Oktober 2009 Hanifa umur 28 tahun alamat Jln. Raya Timur No. 27, Karang Rejo 26 Metro Selatan, mengalami perdarahan 3 hari yang lalu di rumah dukun bersalin kemudian dirujuk ke rumah sakit Kasih Bunda. Menurut penuturan dokter perdarahan terjadi akibat adanya sisa selaput ketuban yang tertinggal di dalam rahim, kondisi Hanifa pada saat ini masih sangat lemah, akan tetapi sudah mendapat terapi tranfusi darah serta kuretase. Sedangkan kondisi bayi dalam keadaan baik dengan berat badan 3100 gram dan panjang badan 50 cm. (Nurhayati)

















IV  ASKEB
ASUHAN KEBIDANAN  PADA IBU NIFAS

I.        DATA DASAR

Pengkajian dilakukan pada hari sabtu tanggal  13 juni 2010  jam 15.00 WIB di Ruang Nifas RSUD Dr. ISKAK Tulungagung

A.
Data Subyektif


1
BIODATA



Nama pasien
:
Ny. Hanifa
Nama suami
:
Tn. Agung



Umur
:
28 tahun
Umur
:
31 tahun



Suku/bangsa
:
Jawa
Suku/bangsa
:
Jawa/Indonesia



Agama
:
islam
Agama
:
Islam



Pendidikan
:
SMA
Pendidikan
:
SMA



Pekerjaan
:
IRT
Pekerjaan
:
Swasta



Penghasilan
:
-
Penghasilan
:
Rp. 1000.000/bln



Kawin ke
:
1
Kawin ke
:
1



Umur kawin
:
27
Umur kawin
:
30 tahun



Lama kawin
:
1 tahun
Lama kawin
:
1 tahun



Alamat rumah
:
Jl.Raya Timur 27, Karang Rejo 26 Metro selatan







2
KELUHAN  UTAMA


Ibu mengatakan mengeluarkan darah pervaginam yang banyak selama 1 hari postpartum.






3
RIWAYAT MENSTRUASI


Menarche
:
12 tahun


Lama haid
:
8 hari


Banyaknya
:
Hari ke 1-3 = 2-3 x ganti pembalut, 4-7 = 2 kotek sehari


Siklus
:
28 hari


Dismrnorhoe
:
Tidak ada


Fluor albus
:
Sebelum haid, tidak gatal dan tidak berbau


HPHT
:
5 September 2009


HPL
:
12 Juni 2010



4
RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
Sumi ke
Hamil ke
Persalinan
Nifas
Umur anak sekarang
L / P
UK
H / M
Tempat persalinan
Penolong
penyulit
Lama nifas
Kelainan
KB
menyusui
1
1
L
9 bln
H
Rumah sakit
bidan
Tidak ada
1 hr
perdarahan
tidak
ya
1 hari


5
RIWAYAT PERSALINAN SAAT INI
Ibu merasa  kenceng-kenceng  pada tanggal 11 Juni 2010 pukul 12.00 WIB . Hisnya terjadi 10 menit sekali,sudah mengeluarkan lendir tapi tidak bercampur darah, Ketuban pecah pada tanggal 12 Juni 2010 pada jam 15.00 WIB, warna jernih, bau amis, banyaknya 1200 cc, bayi lahir spontan di tolong oleh bidan, dengan jenis  kelamin laki-laki , letak  belakang kepala,  selama persalinan  tidak  ada penyulit,  tidak   ada    cacat  bawaan.   Bayi   lahir 12 Juni 2010 pada jam 20.00 WIB plasenta  lahir  12 Juni 2010  pukul 20.05 lengkap.



Anak lahir tanggal          : 12 Juni 2010 Pkl. 20.00 WIB
Jenis kelamin                  : Laki-laki
BB/PB                            : 3100gram/50cm
Jenis persalinan              : Spontan
Penyulit saat melahirkan: tidak ada
Episiotomi : Heating delujur

Plasenta  : lahir manual Pkl.20.15 WIB
                 Berat plasenta 500 gram
                 Keadaan plasenta tidak lengkap.
Jumlah perdarahan :
Kala I     :   50cc blood slym
Kala II    :   150cc
Kala III  :   150cc
Kala IV  :   150cc
                   500cc = > 500 cc


Lama persalinan :
Kala I     :  11 jam
Kala II    :  30 menit
Kala III  :  20 menit
Kala IV  :    2 jam
                  13 jam 50 menit

6.  Riwayat Nifas
Jam ke
Waktu
TD
Nadi

TFU
Kontraksi uterus
Kandung
Kemih
Darah
Yang
keluar
1
20.15
20.30
120/80
110/70
80
82
37
2 jari bawah pusat
Cukup
Cukup
Kosong
Kosong
90 cc
90 cc
20.45
120/70
80

--
Cukup
Kosong
90 cc
21.00
110/80
84

--
Cukup
Kosong
90 cc
2
21.30
110/70
82
37,2
--
Cukup
Kosong
90 cc
22.00
110/80
86

--
cukup
kosong
70 cc








7
Riwayat kesehatan




Riwayat kesehatan yang lalu
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS, Hepatitis B
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM
Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan / minuman dan obat-obatan

Riwayat kesehatan suami / keluarga
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM

Keadaan psikososial budaya           
Suami dan keluarga mendukung kelahiran bayinya. Hubungan ibu dan masyarakat baik dan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu.


7
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
POLA NUTRISI
Selama hamil


Makan
:
2 x sehari, porsi 1 piring tidak penuh  (nasi, sayur, lauk dan buah)


Minum
:
± 6 -8 gelas per hari, air putih dan susu


Selama nifas


Makan
:
2 x sehari, porsi 1/2 piring (nasi, sayur, lauk dan buah)


Minum
:
± 6 -7 gelas per hari, air putih




POLA ELIMINASI
Selama hamil


Eliminasi
:
BAB : klien belum BAB selama pengkajian




BAK ± 8 x /hari


Selama nifas




Eliminasi
:
BAB : 1 x / 2 hari




BAK ± 7 x /hari



PERSONAL HYGIENE
Selama hamil


Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 2 x / hari
Selama nifas
Klien hanya di lap



POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama hamil


Tidur malam
:
± 8 Jam Mulai jam 21.00 – 05.00 WIB


Tidur siang
:
Siang + 2 jam


Selama nifas




Tidur malam
:
± 6 ( sering terbangun karena mennyusui bayinya )


Tidur siang
:
Siang + 1 jam







POLA AKTIFITAS
Selama hamil
Saat hamil ibu biasa melakukan aktifitas/kegiatan rumah tangga yang ringan seperti menyapu lantai.
Selama nifas
Ibu belum bisa melakukan aktivitas  ibu rumah tangga seperti biasa

POLA SEKSUALITAS
Selama hamil
± 2x / minggu
Selama nifas
Klien belum pernah berhubungan seksual



KETERGANTUNGAN


Selama hamil dan nifas klien tidak pernah ketergantungan pada obat – obatan, minuman, atau makanan tertentu





B
Data Obyektif

A.
Pemeriksaan Umum


1.
Keadaan Umum
:
Lemah


2.
Kesadaran
:
Composmentis


3.
Postur Tubuh
:
Lordosis


4.
Cara Berjalan
:
Tegak


5.
BB Sekarang
:
56 Kg


6.
TB
:
158 cm


7.
Lila
:
28 cm


TANDA – TANDA VITAL
TD                : 90/70 mmHg
Suhu             :  37,5 ºC
Nadi              : 80 x / Menit
Respirasi       : 20 x / Menit



B.
Pemeriksaan Fisik


1.
Inpeksi :




1.1
Kepala
:
Rambut lurus, Warna rambut hitam, tidak rontok, tidak berketombe, tidak ada benjolan.


1.2
Muka
:
Tidak ada cloasma gravidarum, pucat, tidak oedema.


1.3
Mata
:
Simetris, Kelopak mata tidak oedema, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterus.


1.4
Hidung
:
Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung


1.5
Mulut dan gigi
:
Bibir simetris, Lidah bersih, gusi tidak epulis, gigi tidak caries


1.6
Telinga
:
Simetris, bersih, Tidak ada serumen.


1.7
Leher
:
Tidak ada luka bekas operasi, Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.


1.8
Axilla
:
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.


1.9
Dada
:
Payudara: membesar, simetris, papila mamae menonjol, tidak ada benjolan tidak ada strie, bersih.


1.10
Abdoment
:
keadaan bersih dan tidak ada strie.


1.11
Punggung
:
Posisi tulang belakang normal


1.12
Extremitas
:
1.      Atas    : Sedikit tremor, ujung jari-jari tangan agak dingin dan pucat.
2. Bawah: Terasa dingin, simetris kanan-kiri, fungsi pergerakan baik, tidak ada cacat, tidak ada oedema, refleks patela positif.



1.13
Ano-genital
:
Tampak adanya hecting perineum, vulva merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, pegeluaran pervaginam darah encer, anus tidak hemoroid.









2.
Palpasi


Kepala
:
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan


Leher
:
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.


Payudara
:
Tidak ada nyeri tekan, ASI keluar


Abdomen
:
TFU 1 jari atas pusat, kontraksi uterus lemah, konsistensi      lembek

3.
Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri : + / +


4.
Auskultasi
Dada
Pada pernafasan tidak ada suara nafas tambahan
Abdomen
Bising usus ( + )

5.
Pemeriksaan Penunjang


Darah : HB 9,5gr%.







































KESIMPULAN
Post partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
DATA DASAR
DIAGNOSA / MASALAH
DS :
- Ibu mengatakan banyak mengeluarkan darah encer dari vagina
- Ibu mengatakan ini adalah persalinan yang pertama
-  Ibu mengatakan ganti doek 2 jam sekali.

DO :
- Keadaan umum ibu lemah
- Konjungtiva pucat
- TFU 1 jari di atas pusat
- Plasenta lahir tidak lengkap
- Hb 9,5gr%
- Pengeluaran darah encer lebih dari 500 cc
- TTV; TD 90/70mmHg;RR 20x/mnt;Nadi   80x/mnt;Temperatur 37,5oC
- Konsistensi uterus lemah, konsistensi lembek.

Post partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta

 

II.     IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

- Potensial terjadinya syok hemoragi dan anemia berat

III.  IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan infus dan transfusi darah.

- Tindakan kuretase oleh tenaga profesional/dokter.



IV.  VI. VII   INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI

Dx/Mx/Keb.
Tujuan / kriteria keberhasilan
INTERVENSI
Dx:

Post partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta



Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan penyakit klien dapat diatasi
Kriteria :
TTV : normal
TD : 110/70-120/80 mmHg
N : 60-100 x /menit
S: 365 – 375 oC
RR: 16-20 x /menit
Nyeri perut berkurang bahkan hilang
Perdarahan berhenti
TFU 1 jari di bawah pusat


1.
BHSP
Rasional :
Terjalin hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
2
Jelaskan keadaan ibu sekarang
Rasional :
Dengan mengetahui keadaanya saat ini kx akan mengurangi kecemasan ibu dan
ibu tau penyebab penyakitnya

3
Observasi TTV
Rasional :
Mengetahui perkembangan keadaan pasien
4
Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
Rasional :
Untuk membantu mempertahankan kondisi ibu
5
Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri, khususnya daerah genetalia.
Rasional :
Mencegah infeksi lebih lanjut
6

Kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian terapi
Rasional :
Pemberian terapi sesuai dengan kondisi
Klien, tindakan kuretase






V.     IMPLEMENTASI

Tanggal : 13-06-2010 / Pkl. 17.00 WIB
Dx/Mx/Keb.
Implementasi
Dx:

Post partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta

1.
Melakukan komunikasi terapiutik kepada ibu dengan bahasa yang
Sopan agar ibu mau mengatakan semua keluhan yang ibu rasakan
2.
Menjelaskan keadaan ibu sekarang bahwa keadaanya harus segara di kuretase dan memerlukan perawatan
3




4.
Memantau TTV :
* TD : 90/70 mmHg
*S : 37,5°C
*N : 80x/mnt
*RR : 20x/mnt
Berkolaborasi dengan dokter :
   a.     Memasang infus pada pasien Ringer Laktat 30tetes/menit dan rencana transfusi II Kolf.
   b.     Terapi obat dari dokter
Tindakan kuretase
- Persiapan alat
- Persiapan pasien

5
Menjelaskan pada ibu pentingnya nutrisi makanan sehat terutama sayu-sayuran yang berwarna hijau, protein (daging dan ikan), untuk pemulihan kondisi ibu dan bayi dengan produksi ASI yang dihasilkan maka nurisi bayi akan terpenuhi.


6.
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, khususnya daerah genetalia.



-          Menganjarkan cara cebok yang benar dari depan ke belakang
-          Mengganti pembalut apabila merasa sudah penuh.

 

VII EVALUASI

Tanggal : 13-06-2010 /  Pkl. 17.00 WIB
Dx :

Post partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta

S
:
Ibu mengatakan perut bagian bawah nyerinya sudah berkurang dan perut tidak kaku  , sudah tidak merasa mual dan tidak muntah serta nafsu makannya bertambah

O
:
             a.      Keadaan umum ibu agak lemah
            b.      TTV: TD 100/90mmHg, N : 80x/menit; RR 24x/menit; suhu 36,7oC.
             c.      TFU 1 jari bawah pusat
            d.      Luka jahitan perineum basah
             e.      ASI sudah keluar
             f.      BAB 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari
            g.      Perdarahan normal


A
:
Ibu P1A0, postpartum riwayat PPH primer akibat sisa plasenta.

P
:
             a.      BHSP
            b.      Jelaskan Kondisi ibu saat ini
             c.      Kaji keadaan umum ibu
            d.      Ukur TTV setiap 30 menit sekali.
             e.      Terapi pengobatan dari dokter

Tgl 1406 - 2010, jam 08.00 WIB


                               Evaluasi
Dx :
Post partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta

S

  a.            Ibu mengatakan kondisinya saai ini sudah lebih baik.
 b.            Ibu mengeluh perutnya mulas
c.     Ibu mengatakan obat yang diberikan dokter sudah     habis diminum

O


             a.      Keadaan umum ibu baik
            b.      Ibu memberikan ASI eksklusif
             c.      TTV: TD 110/70mmHg;pols 78x/menit;RR 18x/menit;temp.37oC
            d.      TFU teraba ½ pusat sympisis
             e.      Luka jahitan perineum agak basah
             f.      BAB 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari


A
:
Ibu postpartum hari ke 3 berjalan normal

P
:
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Persiapan kuretase
a.            Persiapan pasien
b.            Persiapan alat.



DAFTAR PUSTAKA
- http://www.Siaksoft.net [update : Januari 2008].
- Alhamsyah. Retensio Plasenta. Disitasi tanggal 22 September 2008 dari : www.alhamsyah.com [update : Juli 2008].
-  Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Perdarahan Pasca Persalinan.. Disitasi tanggal 22 September 2008 dari : http://.www.Fkunsri.wordpress.com [update : Agustus 2008].
- Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Tindakan Operatif Dalam Kala Uri. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : YBP-SP. 2002.
-  WHO. Managing Complications in Pregnancy and Childbirth : Manual Removal. of Placenta. Disitasi tanggal 22 September 2008 dari :http://www.who.int/reproductivehealth/impac/Procedures/ Manual_removal_P77_P79.html. [update : 2003].

Tidak ada komentar: