I PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
— Perdarahan merupakan penyebab kematian
nomor satu ( 40 – 60% ) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Insidens
perdarahan pasca persalinan akibat retensio plasenta diaporkan berkisar 16 –
17%. Di RSU H. Damanhuri Barabai, selama 3 tahun ( 1997 – 1999 ) didapatkan 146
kasus rujukan perdarahan pasca persalinan akibat retensio plasenta. Dari
sejumlah kasus tersebut, terdapat satu kasus ( 0,68% ) berakhir dengan kematian
ibu.
Perdarahan sesudah 24 jam setelah anak lahir
disebu perdarahan postpartum yang lambat, biasanya disebabkan oleh jaringan
plasenta yang tertinggal.
Perdarahan postpartum adalah sebab penting
kematian ibu ; ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan ( perdarahan
postpartum, plasenta previa, solution plaentae, kehamilan ektopik, abortus dan
ruptura uteri ) disebabkan oleh perdarahn postpartum
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian dari
perdarahan post partum ?
Hal apa saja yang dapat
menyebabkan perdarahan post partum ?
Bagaimana gejala dari perdarahan post partum?
Bagaimana cara
penatalaksanaan dari perdarahan post partum
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui
pengertian perdarahan post partum
Untuk mengetahui penyebab
terjadinya perdarahan post partum
Untuk mengetahui tentang
gejala dari perdarahan post partum
Untuk mengetahui
penatalaksanaan dari perdarahan post partum
II TEORI
A. DEFINISI
·
Perdarahan
postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir.
Termasuk perdarahan karena retensio plasenta.
·
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari
500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam
Mochtar, MPH, 1998).
·
Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml
dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (Williams, 1998)
·
HPP
biasanya kehilangan darah lebih dari 500 ml selama atau setelah kelahiran (Marylin
E Dongoes, 2001).
B. KLASIFIKASI
—Klasifikasi
perdarahan postpartum :
- Perdarahan post partum primer / dini (early postpartum hemarrhage), yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retention plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Banyaknya terjadi pada 2 jam pertama
- Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late postpartum hemorrhage), yaitu-perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
C. PATOFISIOLOGI
Dalam persalinan
pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni uteri dan
subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh
darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga
perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi yang
lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena
terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau
hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses
pembekuan darah juga merupakan penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan
yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan shock hemoragik.
D. ETIOLOGI
Penyebab
umum perdarahan postpartum adalah:
1. Atonia Uteri
1. Atonia Uteri
Perdarahan
Postpartum akibat Atonia Uteri
Perdarahan postpartum dapat terjadi karena terlepasnya sebagian
plasenta dari rahim dan sebagian lagi belum; karena perlukaan pada jalan lahir
atau karena atonia uteri. Atoni uteri merupakan sebab terpenting perdarahan
postpartum.
2. Retensi Plasenta
2. Retensi Plasenta
Perdarahan
Pospartum akibat Retensio Plasenta
Retensio
plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir selama 1 jam setelah bayi
lahir. Penyebab retensio placenta :
A. Plasenta
belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih
dalam. Menurut tingkat perlekatannya :
a. Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih
dalam.
b. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua
endometrium sampai ke miometrium.
c. Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke
serosa.
d. Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau peritoneum
dinding rahim.
dalam. Menurut tingkat perlekatannya :
a. Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih
dalam.
b. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua
endometrium sampai ke miometrium.
c. Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke
serosa.
d. Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau peritoneum
dinding rahim.
B.
Plasenta sudah terlepas dari
dinding rahim namun belum keluar karena atoni
uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat
kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta keluar
(plasenta inkarserata).
uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat
kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta keluar
(plasenta inkarserata).
3. Sisa
Plasenta dan selaput ketuban
- Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
- Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
4. Trauma jalan lahir
a. Episiotomi yang lebar
b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
c. Rupture uteri
- Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
- Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
4. Trauma jalan lahir
a. Episiotomi yang lebar
b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
c. Rupture uteri
5. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya
afibrinogenemia /hipofibrinogenemia.
Tanda
yang sering dijumpai :
- Perdarahan yang banyak.
- Solusio plasenta.
- Kematian janin yang lama dalam kandungan.
- Pre eklampsia dan eklampsia.
- Infeksi, hepatitis dan syok septik.
6. Hematoma
- Perdarahan yang banyak.
- Solusio plasenta.
- Kematian janin yang lama dalam kandungan.
- Pre eklampsia dan eklampsia.
- Infeksi, hepatitis dan syok septik.
6. Hematoma
Perdarahan Postpartum Akibat Hematoma
Hematoma
terjadi karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan tampak sebagai warna ungu pada mukosa vagina
atau perineum yang ekimotik. Hematoma yang kecil diatasi dengan es, analgesic
dan pemantauan yang terus menerus. Biasanya hematoma ini dapat diserap kembali
secara alami.
7. Inversi Uterus
Perdarahan Postpartum akibat Inversio Uteri
Inversio Uteri adalah keadaan
dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum
uteri. Uterus dikatakan mengalami inverse jika bagian dalam menjadi di luar
saat melahirkan plasenta.
8. Subinvolusi Uterus
Perdarahan
Postpartum akibat Subinvolusi
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab terumum perdarahan pascapartum
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab terumum perdarahan pascapartum
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala
Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (>
500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah,
letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas
dingin, mual.
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
a. Atonia Uteri:
a. Atonia Uteri:
Gejala
yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera
setelah anak lahir (perarahan postpartum primer)
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)
b. Robekan jalan lahir
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)
b. Robekan jalan lahir
Gejala
yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah bayi
lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
c. Retensio plasenta
Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
c. Retensio plasenta
Gejala
yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera,
kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus
akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
d. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
d. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala
yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah )
tidak lengkap dan perdarahan segera.
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
e. Inversio uterus
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
e. Inversio uterus
Gejala
yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali
pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau
berat.
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat
F. PENATALAKSANAAN
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala
III, bila tidak berkontraksi dengan kuat, uterus harus diurut :
·
Pijat
dengan lembut boggi uterus, sambil menyokong segmen uterus bagian bawah untuk
menstimulasi kontraksi dan kekuatan penggumpalan. Waspada terhadap kekuatan
pemijatan. Pemijatan yang kuat dapat meletihkan uterus, mengakibatkan atonia
uteri yang dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Perdarahan yang
signifikan dapat terjadi karena penyebab lain selain atoni uteri.
·
Dorongan
pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada fundus uteri. Bila
perdarahan berlanjut pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan.
·
Pantau
tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai selama
berlangsungnya hal tersebut. Waspada terhadap darah yang berwarna merah dan
uterus yang relaksasi yang berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang
tertahan. Perdarahan vagina berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus,
mengindikasikan perdarahan akibat adanya laserasi.
·
Berikan
kompres es salama jam pertama setelah kelahiran pada ibu yang beresiko
mengalami hematoma vagina. Jika hematoma terbentuk, gunakan rendam duduk
setelah 12 jam.
·
Pertahankan
pemberian cairan IV dan mulai cairan IV kedua dengan ukuran jarum 18, untuk
pemberian produk darah, jika diperlukan. Kirim contoh darah untuk penentuan
golongan dan pemeriksaan silang, jika pemeriksaan ini belum dilakukan diruang
persalinan.
·
Pemberian
20 unit oksitodin dalam 1000 ml larutan RL atau saline normal, terbukti efektif
bila diberikan infus intra vena + 10 ml/mnt bersama dengan mengurut uterus
secara efektif
·
Bila
cara diatas tidak efektif, ergonovine 0,2 mg yang diberikan secara IV, dapat
merangsang uterus untuk berkontraksi dan berelaksasi dengan baik, untuk
mengatasi perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
·
Pantau
asupan dan haluaran cairan setiap jam. Pada awalnya masukan kateter foley untuk
memastikan keakuratan perhitungan haluaran.
·
Berikan
oksigen malalui masker atau nasal kanula. Dengan laju 7-10 L/menit bila terdapat tanda
kegawatan pernafasan.
G. DIAGNOSA BANDING
Meliputi plasenta akreta, suatu plasenta
abnormal yang melekat pada miometrium tanpa garis pembelahan fisiologis
melalui garis spons desidua.
H. PENCEGAHAN
Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya
perdarahan post partum adalah memimpin kala II dan kala III persalinan secara
lega artis. Apabila persalinan diawasi oleh seorang dokter spesialis obstetrik
dan ginekologi ada yang menganjurkan untuk memberikan suntikan ergometrin
secara IV setelah anak lahir, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah perdarahan
yang terjadi.
III KASUS
Surakarta, tanggal 10 Oktober 2009 Hanifa umur 28 tahun
alamat Jln. Raya Timur No. 27, Karang Rejo 26 Metro Selatan, mengalami
perdarahan 3 hari yang lalu di rumah dukun bersalin kemudian dirujuk ke rumah
sakit Kasih Bunda. Menurut penuturan dokter perdarahan terjadi akibat adanya sisa
selaput ketuban yang tertinggal di dalam rahim, kondisi Hanifa pada saat ini
masih sangat lemah, akan tetapi sudah mendapat terapi tranfusi darah serta
kuretase. Sedangkan kondisi
bayi dalam keadaan baik dengan berat badan 3100 gram dan panjang badan 50 cm. (Nurhayati)
IV ASKEB
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
NIFAS
I. DATA DASAR
Pengkajian dilakukan pada hari sabtu tanggal 13 juni 2010 jam 15.00 WIB di Ruang Nifas RSUD Dr. ISKAK
Tulungagung
A.
|
Data Subyektif
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1
|
BIODATA
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Nama pasien
|
:
|
Ny. Hanifa
|
Nama suami
|
:
|
Tn. Agung
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Umur
|
:
|
28 tahun
|
Umur
|
:
|
31 tahun
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Suku/bangsa
|
:
|
Jawa
|
Suku/bangsa
|
:
|
Jawa/Indonesia
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Agama
|
:
|
islam
|
Agama
|
:
|
Islam
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pekerjaan
|
:
|
IRT
|
Pekerjaan
|
:
|
Swasta
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Penghasilan
|
:
|
-
|
Penghasilan
|
:
|
Rp. 1000.000/bln
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kawin ke
|
:
|
1
|
Kawin ke
|
:
|
1
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Umur kawin
|
:
|
27
|
Umur kawin
|
:
|
30 tahun
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Lama kawin
|
:
|
1 tahun
|
Lama kawin
|
:
|
1 tahun
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Alamat rumah
|
:
|
Jl.Raya Timur 27, Karang Rejo 26 Metro selatan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2
|
KELUHAN UTAMA
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Ibu mengatakan mengeluarkan darah pervaginam yang banyak selama 1
hari postpartum.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3
|
RIWAYAT MENSTRUASI
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Menarche
|
:
|
12 tahun
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Lama haid
|
:
|
8 hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Banyaknya
|
:
|
Hari ke 1-3 = 2-3 x ganti pembalut, 4-7 = 2
kotek sehari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Siklus
|
:
|
28 hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dismrnorhoe
|
:
|
Tidak ada
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Fluor albus
|
:
|
Sebelum haid, tidak gatal dan tidak berbau
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
HPHT
|
:
|
5 September 2009
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
HPL
|
:
|
12 Juni 2010
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4
|
RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumi ke
|
Hamil ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
Umur anak sekarang
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
L / P
|
UK
|
H / M
|
Tempat persalinan
|
Penolong
|
penyulit
|
Lama nifas
|
Kelainan
|
KB
|
menyusui
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1
|
1
|
L
|
9 bln
|
H
|
Rumah sakit
|
bidan
|
Tidak ada
|
1 hr
|
perdarahan
|
tidak
|
ya
|
1 hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5
|
RIWAYAT PERSALINAN SAAT INI
Ibu merasa
kenceng-kenceng pada tanggal 11
Juni 2010 pukul 12.00 WIB . Hisnya terjadi 10 menit sekali,sudah mengeluarkan
lendir tapi tidak bercampur darah, Ketuban pecah pada tanggal 12 Juni 2010
pada jam 15.00 WIB, warna jernih, bau amis, banyaknya 1200 cc, bayi lahir
spontan di tolong oleh bidan, dengan jenis
kelamin laki-laki , letak
belakang kepala, selama
persalinan tidak ada penyulit, tidak
ada cacat bawaan.
Bayi lahir 12 Juni 2010 pada
jam 20.00 WIB plasenta lahir 12 Juni 2010 pukul 20.05 lengkap.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Anak lahir tanggal :
12 Juni 2010 Pkl. 20.00 WIB
Jenis kelamin :
Laki-laki
BB/PB :
3100gram/50cm
Jenis persalinan :
Spontan
Penyulit saat melahirkan:
tidak ada
Episiotomi : Heating delujur
Plasenta : lahir manual Pkl.20.15 WIB
Berat
plasenta 500 gram
Keadaan plasenta tidak lengkap.
Jumlah perdarahan :
Kala I :
50cc blood slym
Kala II :
150cc
Kala III :
150cc
Kala IV : 150cc
500cc = > 500 cc
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Lama persalinan :
Kala I :
11 jam
Kala II :
30 menit
Kala III : 20
menit
Kala IV : 2 jam
13 jam 50
menit
6.
Riwayat Nifas
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7
|
Riwayat kesehatan
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Riwayat
kesehatan yang lalu
Klien tidak pernah menderita penyakit menular,
misal : HIV /AIDS, Hepatitis B
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun,
misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun,
misal : hipertensi, DM
Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan /
minuman dan obat-obatan
Riwayat
kesehatan suami / keluarga
Klien tidak pernah menderita penyakit menular,
misal : HIV /AIDS
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun,
misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun,
misal : hipertensi, DM
Keadaan
psikososial budaya
Suami dan keluarga mendukung kelahiran bayinya. Hubungan
ibu dan masyarakat baik dan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7
|
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
POLA NUTRISI
Selama hamil
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Makan
|
:
|
2 x sehari, porsi 1 piring tidak penuh (nasi, sayur, lauk dan buah)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Minum
|
:
|
± 6 -8 gelas per hari, air putih dan susu
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Makan
|
:
|
2 x sehari, porsi 1/2 piring (nasi, sayur, lauk
dan buah)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Minum
|
:
|
± 6 -7 gelas per hari, air putih
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA ELIMINASI
Selama hamil
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Eliminasi
|
:
|
BAB : klien belum BAB selama pengkajian
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
BAK ± 8 x /hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Eliminasi
|
:
|
BAB : 1
x / 2 hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
BAK ± 7 x /hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
PERSONAL HYGIENE
Selama hamil
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci
Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 2 x / hari
Selama nifas
Klien hanya di lap
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama hamil
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur malam
|
:
|
± 8 Jam Mulai jam 21.00 – 05.00 WIB
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur siang
|
:
|
Siang + 2 jam
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur malam
|
:
|
± 6 ( sering terbangun karena mennyusui bayinya
)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur siang
|
:
|
Siang + 1 jam
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA AKTIFITAS
Selama hamil
Saat hamil ibu biasa melakukan
aktifitas/kegiatan rumah tangga yang ringan seperti menyapu lantai.
Selama nifas
Ibu belum bisa melakukan aktivitas ibu rumah tangga seperti biasa
POLA SEKSUALITAS
Selama hamil
± 2x / minggu
Selama nifas
Klien belum pernah berhubungan seksual
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
KETERGANTUNGAN
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama hamil dan nifas klien tidak pernah ketergantungan pada obat
– obatan, minuman, atau makanan tertentu
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B
|
Data Obyektif
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
A.
|
Pemeriksaan Umum
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.
|
Keadaan Umum
|
:
|
Lemah
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2.
|
Kesadaran
|
:
|
Composmentis
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.
|
Postur Tubuh
|
:
|
Lordosis
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
4.
|
Cara Berjalan
|
:
|
Tegak
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
5.
|
BB Sekarang
|
:
|
56 Kg
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
6.
|
TB
|
:
|
158 cm
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
7.
|
Lila
|
:
|
28 cm
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
TANDA – TANDA VITAL
TD
: 90/70 mmHg
Suhu
: 37,5 ºC
Nadi : 80 x / Menit
Respirasi
: 20 x / Menit
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
B.
|
Pemeriksaan Fisik
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.
|
Inpeksi :
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.1
|
Kepala
|
:
|
Rambut lurus, Warna rambut hitam, tidak rontok, tidak berketombe,
tidak ada benjolan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.2
|
Muka
|
:
|
Tidak ada cloasma gravidarum,
pucat, tidak oedema.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.3
|
Mata
|
:
|
Simetris, Kelopak mata tidak oedema, konjungtiva pucat, sklera
tidak ikterus.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.4
|
Hidung
|
:
|
Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping
hidung
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.5
|
Mulut dan gigi
|
:
|
Bibir simetris, Lidah bersih, gusi tidak epulis, gigi tidak caries
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.6
|
Telinga
|
:
|
Simetris, bersih, Tidak ada serumen.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.7
|
Leher
|
:
|
Tidak ada luka bekas operasi, Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.8
|
Axilla
|
:
|
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.9
|
Dada
|
:
|
Payudara: membesar, simetris, papila mamae menonjol, tidak ada
benjolan tidak ada strie, bersih.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.10
|
Abdoment
|
:
|
keadaan bersih dan tidak ada strie.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.11
|
Punggung
|
:
|
Posisi tulang belakang normal
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.12
|
Extremitas
|
:
|
1. Atas
: Sedikit tremor, ujung jari-jari tangan agak dingin dan pucat.
2. Bawah: Terasa dingin, simetris
kanan-kiri, fungsi pergerakan baik, tidak ada cacat, tidak ada oedema,
refleks patela positif.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.13
|
Ano-genital
|
:
|
Tampak adanya hecting perineum, vulva merah muda, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholini, pegeluaran pervaginam darah encer, anus tidak
hemoroid.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2.
|
Palpasi
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kepala
|
:
|
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Leher
|
:
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Payudara
|
:
|
Tidak ada nyeri tekan, ASI
keluar
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Abdomen
|
:
|
TFU 1 jari atas pusat, kontraksi uterus lemah,
konsistensi lembek
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3.
|
Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri : + / +
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4.
|
Auskultasi
Dada
Pada pernafasan tidak ada
suara nafas tambahan
Abdomen
Bising usus ( + )
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5.
|
Pemeriksaan Penunjang
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Darah : HB 9,5gr%.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KESIMPULAN
Post partum 24 jam P1Ao disertai
dengan sisa plasenta
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN
MASALAH
DATA
DASAR
|
DIAGNOSA
/ MASALAH
|
DS :
- Ibu mengatakan banyak mengeluarkan darah encer dari vagina
- Ibu mengatakan ini adalah persalinan yang pertama
- Ibu mengatakan ganti doek
2 jam sekali.
DO :
- Keadaan umum ibu lemah
- Konjungtiva pucat
- TFU 1 jari di atas pusat
- Plasenta lahir tidak lengkap
- Hb 9,5gr%
- Pengeluaran darah encer lebih dari 500 cc
- TTV; TD 90/70mmHg;RR 20x/mnt;Nadi 80x/mnt;Temperatur 37,5oC
- Konsistensi uterus lemah, konsistensi lembek.
|
Post partum 24 jam P1Ao disertai
dengan sisa plasenta
|
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
- Potensial terjadinya syok
hemoragi dan anemia berat
III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan infus dan transfusi darah.
- Tindakan kuretase oleh tenaga profesional/dokter.
IV. VI. VII INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI
Dx/Mx/Keb.
|
Tujuan
/ kriteria keberhasilan
|
INTERVENSI
|
||
Dx:
Post
partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta
|
Tujuan :
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan penyakit klien dapat diatasi
Kriteria :
TTV : normal
TD :
110/70-120/80 mmHg
N : 60-100
x /menit
S: 365
– 375 oC
RR: 16-20 x
/menit
Nyeri perut berkurang bahkan hilang
Perdarahan berhenti
TFU 1 jari di bawah pusat
|
1.
|
BHSP
Rasional :
Terjalin
hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
|
|
2
|
Jelaskan keadaan ibu sekarang
Rasional :
Dengan mengetahui keadaanya saat ini kx
akan mengurangi kecemasan ibu dan
ibu tau penyebab penyakitnya
|
|||
|
||||
3
|
Observasi TTV
Rasional :
Mengetahui perkembangan keadaan pasien
|
|||
4
|
Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
Rasional :
Untuk
membantu mempertahankan kondisi ibu
|
|||
5
|
Anjurkan
ibu menjaga kebersihan diri, khususnya daerah genetalia.
Rasional :
Mencegah
infeksi lebih lanjut
|
|||
6
|
Kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian
terapi
Rasional :
Pemberian terapi sesuai dengan kondisi
Klien, tindakan kuretase
|
|||
V. IMPLEMENTASI
Tanggal : 13-06-2010 / Pkl. 17.00 WIB
Dx/Mx/Keb.
|
Implementasi
|
||
Dx:
Post
partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta
|
1.
|
Melakukan komunikasi terapiutik
kepada ibu dengan bahasa yang
Sopan agar ibu mau mengatakan semua
keluhan yang ibu rasakan
|
|
2.
|
Menjelaskan
keadaan ibu sekarang bahwa keadaanya harus segara di kuretase dan memerlukan
perawatan
|
||
3
4.
|
Memantau TTV :
TD : 90/70 mmHg
S : 37,5°C
N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
Berkolaborasi
dengan dokter :
a. Memasang infus pada pasien Ringer Laktat
30tetes/menit dan rencana transfusi II Kolf.
b. Terapi obat dari dokter
Tindakan kuretase
- Persiapan alat
- Persiapan pasien
|
||
|
5
|
Menjelaskan pada ibu pentingnya nutrisi makanan sehat terutama
sayu-sayuran yang berwarna hijau, protein (daging dan ikan), untuk pemulihan
kondisi ibu dan bayi dengan produksi ASI yang dihasilkan maka nurisi bayi
akan terpenuhi.
|
|
|
6.
|
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan
diri, khususnya daerah genetalia.
|
|
|
|
-
Menganjarkan cara cebok yang
benar dari depan ke belakang
-
Mengganti pembalut apabila
merasa sudah penuh.
|
|
VII EVALUASI
Tanggal : 13-06-2010 / Pkl. 17.00 WIB
Dx :
Post
partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta
|
S
|
:
|
Ibu mengatakan perut bagian bawah nyerinya sudah berkurang dan
perut tidak kaku , sudah tidak merasa
mual dan tidak muntah serta nafsu makannya bertambah
|
|
O
|
:
|
a.
Keadaan
umum ibu agak lemah
b.
TTV:
TD 100/90mmHg, N : 80x/menit; RR 24x/menit; suhu 36,7oC.
c.
TFU
1 jari bawah pusat
d.
Luka
jahitan perineum basah
e.
ASI
sudah keluar
f.
BAB
1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari
g.
Perdarahan
normal
|
|
A
|
:
|
Ibu P1A0, postpartum riwayat PPH primer akibat sisa plasenta.
|
|
P
|
:
|
a.
BHSP
b.
Jelaskan Kondisi ibu saat ini
c.
Kaji keadaan umum ibu
d.
Ukur
TTV setiap 30 menit sekali.
e.
Terapi
pengobatan dari dokter
|
Tgl 14 – 06 - 2010, jam 08.00 WIB
|
|
|
Evaluasi
|
Dx :
Post
partum 24 jam P1Ao disertai dengan sisa plasenta
|
S
|
|
a.
Ibu
mengatakan kondisinya saai ini sudah lebih baik.
b.
Ibu
mengeluh perutnya mulas
c.
Ibu mengatakan obat yang diberikan dokter sudah habis diminum
|
|
O
|
|
a.
Keadaan
umum ibu baik
b.
Ibu
memberikan ASI eksklusif
c.
TTV:
TD 110/70mmHg;pols 78x/menit;RR 18x/menit;temp.37oC
d.
TFU
teraba ½ pusat sympisis
e.
Luka
jahitan perineum agak basah
f.
BAB
1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari
|
|
A
|
:
|
Ibu postpartum hari ke 3 berjalan normal
|
|
P
|
:
|
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
Persiapan kuretase
a.
Persiapan
pasien
b.
Persiapan
alat.
|
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.Siaksoft.net [update : Januari 2008].
- Alhamsyah. Retensio Plasenta.
Disitasi tanggal 22 September 2008 dari : www.alhamsyah.com [update : Juli
2008].
- Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Perdarahan
Pasca Persalinan.. Disitasi tanggal 22 September 2008 dari :
http://.www.Fkunsri.wordpress.com [update : Agustus 2008].
- Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Tindakan
Operatif Dalam Kala Uri. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 3. Jakarta :
YBP-SP. 2002.
- WHO. Managing
Complications in Pregnancy and Childbirth : Manual Removal. of Placenta.
Disitasi tanggal 22 September 2008 dari :http://www.who.int/reproductivehealth/impac/Procedures/
Manual_removal_P77_P79.html. [update : 2003].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar