KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan nikmat yang dilimpahkanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberi petunjuk
yakni berupa ajaran islam.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Makalah yang berjudul "SEPTIKEMIA"
ini jauh dari kesempurnaan. Al-insanu mahallul khoto’ wa nisyani, manusia tidak luput dari salah dan lupa,
begitu juga dengan penulis. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun
untuk bahan penyempurnaan makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah
ini akan membawa manfaat bagi masyarakat khususnya bagi penulis. Amin
Tulungagung,12
januari 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
latar belakang
1.2
tujuan
BAB II MATERI
2.1
definisi
2.2
penyebab
2.3
gejala
2.4
komplikasi
2.5
diagnosis
2.6
prognosis
2.7
pencegahan
2.8
penatalaksanaan
BAB III KASUS
BAB IV ASUHAN KEBIDANAN
BAB V PENUTUP
5.1
kesimpulan
5.2
saran
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dahulu infeksi
nifas merupakan sebab kematian maternal yang paling penting, akan tetapi berkat
kemajuan ilmu Kebidanan khususnya pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas
serta pencegahannya dan penemuan obat-obat baru seperti sulfa, antibiotik dan
lainnya di negara-negara maju peranannya sebagai penyebab kematian berkurang.
Tubuh manusia
memiliki banyak mikroorganisme pada kulit dan pada usus yang biasanya
bermanfaat dan tidak menimbulkan ancaman bagi kesehatan. Tapi ketika organisme
ini memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, maka mereka dapat
berkembang menjadi infeksi yang besar. Septikemia merupakan salah satu infeksi
yang mencemari darah dengan berbagai bakteri. Jika tidak diobati dengan tepat,
maka darah yang terinfeksi dapat mencemari organ atau jaringan tubuh seperti
hati, otak atau ginjal, yang bisa berakibat fatal.
Jika diabaikan
pada tahap awal, septikemia cepat dapat berkembang menjadi syok septik. Menurut
septikemia University of Virginia Health System, yang berkembang menjadi septic
shock memiliki tingkat kematian mencapai 50%, tergantung pada jenis bakteri
yang terlibat.. Oleh karena itu septikemia merupakan suatu keadaan darurat
medis yang serius dan membutuhkan perawatan medis yang mendesak.
1.2
Tujuan
-
Untuk mengetahui
tentang septikemia meliputi gejala, penyebab, pengobatan serta pencegahan yang
dapat dilakukan.
-
Memberikan asuhan
kebidanan yang tepat dan sesuai untuk kasus septikemia.
BAB II
MATERI
2.1 DEFINISI
Septikemia
adalah adanya bakteri dalam darah. Hal ini umumnya dikenal sebagai keracunan
darah atau bakteremia. Istilah lain untuk septikemia adalah Blood poisoning.
Septikemia ini adalah merupakan infeksi
akut yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme tertentu dan produk beracun
dalam aliran darah. Septikemia merupakan suatu kondisi infeksi serius yang
mengancam jiwa, dan cepat memburuk.
2.2 PENYEBAB
Septikemia ini paling sering disebabkan
oleh luka dan luka yang terinfeksi. Ini termasuk luka bedah, luka bakar,
keguguran, luka diabetes dan cedera internal atau perdarahan akibat kecelakaan.
Hal ini juga dapat timbul dari infeksi dalam tubuh
termasuk infeksi di paru-paru, perut dan saluran kemih
Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan septikemia.
1.
luka
dan luka yang terinfeksi
Yang termasuk luka
yang terinfeksi adalah luka yang muncul atau disebabkan selama prosedur
pembedahan untuk penanganan jaringan yang terinfeksi. Selain itu hal ini bisa
terjadi karena prosedur diagnostik invasif, infus, kateter urin. Bisa juga
disebabkan karena luka bakar terutama
tingkat ketiga, Semakin besar luka bakar, semakin besar risiko infeksi.
2.
Cedera
internal
Ini termasuk luka
perut, pecah usus, penyakit kandung empedu dan pecahnya usus buntu atau limpa.
Pada wanita, keguguran juga bisa mengakibatkan septikemia.
3.
Kondisi Kedokteran
Orang dengan diabetes berada pada risiko
yang lebih tinggi karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan
dari luka.. selain diabetes yang berisiko tinggi terkena septicemia adalah
termasuk pasien dengan luka bakar, gangguan kronis jantung, hati atau ginjal,
malnutrisi dan berlebihan / menggunakan antibiotik jangka panjang.
4.
rongga oral
Infeksi pada
mulut atau gigi, jika tidak dirawat menggunakan antibiotik, dapat menyebabkan
septikemia
2.3 GEJALA
Septikemia adalah
infeksi serius yang mengancam jiwa yang memburuk dengan cepat. Tanda-tanda dan
gejala adalah sebagai berikut:
1.
Demam
tinggi (suhu39-400 ºC) disertai
menggigil
2.
K.U
memburuk dengan cepat
3.
Nafas
cepat
4.
denyut
jantung meningkat.
5.
Bila
tejadi septikemia pada masa nifas, bila tidak diatasi dengan cepat dan baik
maka dapat menyebabkan kematian pada 6-7 hari post partum
2.4 KOMPLIKASI
Daftar
komplikasi yang telah disebutkan dalam berbagai sumber untuk Septicemia
meliputi:
·
Syok
·
Kematian
·
Abses
Komplikasi dan gejala sisa dari Septicemia dari Database
Penyakit meliputi:
·
Pireksia
2.5
DIAGNOSIS SEPTIKEMIA
Secara
klinis, pasien harus cocok setidaknya dua dari kriteria SIRS yang tercantum di
atas dan memiliki infeksi dicurigai atau terbukti. diagnosis pasti tergantung
pada kultur darah positif untuk agen infeksius dan setidaknya dua dari kriteria
SIRS. Namun, dua himpunan bagian dari empat kriteria bergantung pada analisis
laboratorium, pemeriksaan sel darah putih dan PaCO2. Kriteria subset ini, seperti kultur darah,
dilakukan di laboratorium klinis.
Ada
diagnosis lain yang menunjukkan tingkat keparahan pasien sepsis. Sepsis berat
didiagnosis ketika pasien septik telah disfungsi organ (misalnya, rendah atau
tidak ada aliran air seni, diubah status mental). Sepsis yang parah dapat juga
mencakup sepsis-induced hipotensi (juga disebut septic shock ) kapan tekanan darah pasien turun (biasanya
<90 mmHg pada orang dewasa) dan hasil di rendah atau tidak ada aliran darah
ke berbagai organ.
2.6 PROGNOSIS SEPTIKEMIA
Prognosis
pasien dengan sepsis berhubungan dengan tingkat keparahan atau tahap sepsis
serta status kesehatan yang mendasari pasien. Sebagai contoh, pasien dengan
sepsis dan tidak ada tanda kegagalan organ berlangsung pada saat diagnosis
telah sekitar 15% -30% kemungkinan kematian. Pasien dengan sepsis berat atau
syok septik mempunyai angka kematian (kematian) laju sekitar 40% -60%. Bayi
yang baru lahir dan pasien anak-anak dengan sepsis miliki tentang tingkat
kematian 9% -36%. Para penyelidik telah mengembangkan suatu sistem penilaian
(skor meds) berdasarkan gejala-gejala pasien untuk memperkirakan prognosis.
Ada sejumlah besar komplikasi yang mungkin
terjadi dengan sepsis. Komplikasi yang berhubungan dengan jenis infeksi awal
(misalnya, infeksi paru-paru dengan sepsis, komplikasi potensial bisa menjadi
kebutuhan untuk dukungan pernafasan) dan tingkat keparahan sepsis (misalnya,
syok septik terkait dengan infeksi anggota tubuh yang dapat memerlukan
ekstremitas amputasi ). Akibatnya, setiap pasien cenderung memiliki
potensi komplikasi yang berkaitan dengan sumber sepsis, secara umum, komplikasi
akibat disfungsi organ, kerusakan, atau kehilangan.
Para
dokter setuju bahwa semakin cepat pasien dengan sepsis didiagnosa dan dirawat,
semakin baik prognosis dan komplikasi lebih sedikit, jika ada, untuk pasien.
2.7 PENCEGAHAN
Faktor risiko yang menyebabkan sepsis
dapat dikurangi dengan berbagai metode. Mungkin cara yang paling penting untuk
mengurangi kesempatan untuk sepsis adalah:
mencegah infeksi.
Vaksin
kebersihan yang baik
mencuci tangan menghindari sumber infeksi
Jika infeksi terjadi,
pengobatan segera infeksi sebelum ia memiliki kesempatan untuk menyebar ke
darah kemungkinan untuk mencegah sepsis. Hal ini sangat penting pada pasien
yang beresiko lebih besar untuk infeksi seperti orang-orang yang telah menekan
sistem kekebalan tubuh, mereka yang kanker
, penderita diabetes
, atau pasien tua.
2.8 PENATALAKSANAAN
Septikemia membutuhkan perhatian segera dan pasien dirawat di unit
perawatan intensif (ICU). Penanganan septikemia atau syok septik pada dasarnya
tergantung pada perlakuan agresif dari infeksi yang mendasarinya. pengobatan
akan bervariasi sesuai dengan keparahan septikemia dan penyakit yang
mendasarinya.
Langkah pertama pengobatan melibatkan kontrol dan pemeliharaan tingkat
tekanan darah. Cairan dan
obat-obatan diberikan secara intravena untuk menjaga tekanan darah. Pasien juga
dapat memakai terapi oksigen Jika diperlukan dan jika mungkin, pada sumber
infeksi dilakukan pembedahan atau dikeringkan.. Jika terjadi kelainan pembekuan darah, maka dilakukan pemberian plasma, faktor pembekuan atau
obat-obatan.
Sampai tepat penyebab septikmia
diidentifikasi, infeksi diobati dengan antibiotik spektrum luas yang efektif
terhadap berbagai organisme. Ketika organisme khusus yang bertanggung jawab
untuk infeksi telah diidentifikasi, pasien diberi antibiotik khusus selama
pengobatan. Antibiotik yang tepat untuk mengobati sepsis adalah
kombinasi dari dua atau tiga antibiotik diberikan pada saat yang sama; paling
kombinasi biasanya termasuk vankomisin untuk mengobati infeksi MRSA banyak. 100 – 200 mg/kg BB
sehari dalam dosis terbagi setiap 3 – 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3
hari selanjutnya secara i.m.
Namun, setelah organisme menginfeksi terisolasi, laboratorium dapat
menentukan antibiotik yang paling efektif terhadap organisme, dan mereka
antibiotik harus digunakan untuk merawat pasien. Selain antibiotik, dua lainnya
intervensi terapeutik utama, dukungan organ-sistem dan operasi, mungkin
diperlukan. Pertama, jika suatu sistem organ membutuhkan dukungan, unit
perawatan intensif sering kali dapat memberikan itu (misalnya, intubasi untuk
mendukung fungsi paru-paru atau dialisis untuk mendukung fungsi ginjal). Kedua, operasi
mungkin diperlukan untuk mengalirkan atau menghapus sumber infeksi. Amputasi kaki yang telah dilakukan untuk menyelamatkan nyawa beberapa
pasien.
BAB III
KASUS
Pada hari rabu tanggal 12 januari 2011 jam 09.30 WIB Seorang ibu datang ke RSUD Dr.Iskak Tulungagung untuk memeriksakan
keadaannya. Ibu mengatakan 2 minggu yang lalu telah melahirkan
anaknya yang pertama dengan operasi, ibu mengeluh nyeri pada bekas luka
disertai demam tinggi, menggigil, dan ibu sulit untuk bernafas.
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. "N" P1OO1 POST PARTUM HARI KE 14
dengan SEPTIKEMIA
DI RUANG NIFAS RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
I. DATA DASAR
Pengkajian dilakukan
pada hari rabu tanggal 12 januari
2011 jam 09.30
WIB di Ruang Nifas RSUD Dr. ISKAK Tulungagung
A. Data Subyektif
1. BIODATA
Nama pasien : Ny. N Nama suami : Tn. B
Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Rp.600.000/bln Penghasilan : Rp.900.000/bln
Kawin ke : 1 Kawin ke : 1
Umur Kawin : 24 tahun Umur Kawin : 29 tahun
Lama Kawin : 1 tahun Lama Kawin : 1 tahun.
Alamat Rumah : Jl. Merpati No.7 Tulungagung
2.
KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan 2 minggu yang
lalu telah melahirkan anaknya yang pertama dengan operasi, ibu mengeluh nyeri
pada bekas luka disertai demam tinggi, menggigil dan pusing,sejak 3 hari yang
lalu
3.
RIWAYAT MENSTRUASI
a.
Menarche
: 12 tahun
b.
Lama
haid : 7 hari
c.
Banyaknya : hari ke 1-3= 2-3x ganti pembalut, 4-7=2 kotek
sehari
d.
Siklus : 28 hari
e.
Dysminorhoe : tidak ada
f.
Flour albus : sebelum menstruasi tidak bau dan tidak gatal
g.
HPHT : 21-03-2010
h.
HPL :
28-12-2010
i.
UK : 36 minggu
4.
RIWAYAT
KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
Suami ke
|
Hamil ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
Umur anak sekarang
|
||||||||
L / P
|
UK
|
H / M
|
Tempat persalinan
|
Penolong
|
penyulit
|
Lama nifas
|
Kelainan
|
KB
|
menyusui
|
|||
1
|
1
|
L
|
9 bln
|
H
|
Rumah sakit
|
Dokter
|
CPD
|
14 hr
|
infeksi
|
Tidak
|
Ya, saat IMD
|
14 hari
|
5. RIWAYAT KEHAMILAN , PERSALINAN , DAN NIFAS SEKARANG
KEHAMILAN
Ibu mengatakan hamil anak ke 1 , usia kehamilan 9 bulan , pergerakan janin
dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan ,
selama hamil klien memeriksakan kehamilan di bidan, sebanyak 4 kali.
Keluhan selama hamil :
TM I : mual muntah
TM II : tidak ada keluhan
TM III : sering kencing
Imunisasi yang pernah didapat :
1X TT CPW,1X saat hamil usia 3 bulan.
Vitamin / obat – obatan yang
pernah didapat : Fe, Vit C, B1 dan
B6
HE yang
pernah didapat : makanan yang bergizi, dan personal hygiene yang benar.
PERSALINAN
Ibu mengatakan kenceng – kenceng perut menjalar ke punggung semakin lama
semakin sering. sejak hari selasa tanggal 27 desember 2010 jam 15.00 WIB,datang
ke bidan kemudian pemeriksaan dalam pembukaan 7,tetapi kepala tidak bisa masuk
PAP,dan di indikasikan CPD, kmudian di rujuk ke RS.
Melahirkan di rumah sakit.
Bayi lahir pada tanggal 28 desember 2010 jam 10.05 WIB secara Caesar ditolong oleh dokter, jenis
kelamin laki-laki.
BB 3800 gram , PB 45 cm , AS 6-8 , kelainan konginetal tidak ada , anus ada.
Tidak ada perlukaan jalan lahir , ada heating.
Jumlah perdarahan 350 cc.
Persalinan berlangsung dengan
SC dengan indikasi CPD ditolong oleh dr. Naning , SpOG, Bayi lahir tanggal 28 desember 2010, jam 10.05 WIB. Jenis kelamin laki-laki, BB 3800 gr, PB 45cm, AS 6 – 8,
tidak ada kelainan konginetal, anus ada.
6.
RIWAYAT NEONATUS
Bayi lahir
tanggal 28 desember 2010,
jam 10.05 WIB.
ü Jenis
kelamin laki-laki
ü BB 3800 gr
ü PB
45cm
ü AS 6
– 8
ü tidak
ada kelainan konginetal
ü anus
ada
7.
RIWAYAT NIFAS
·
Ibu melakukan pemberian ASI
awal (IMD)
·
Ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan dan istirahat
·
Ibu menyusui saat IMD kemudian tidak lagi karena ASI tidak keluar.
·
Ibu mendapatkan HE tentang
asuhan pada bayi, tali pusat dan perawatan bayi sehari-hari.
8.
RIWAYAT KESEHATAN
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS, Hepatitis
B
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM
Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan / minuman dan obat-obatan
9.
RIWAYAT SUAMI DAN KELUARGA
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM
10.
KEADAAN PSIKO/SOSIAL BUDAYA
Ibu mengatakan senang karena bayinya lahir dengan selamat. Suami dan keluarga
mendukung kelahiran bayinya. Hubungan ibu dan masyarakat baik. mengenai penyakitnya,tidak ada pantangan makanan.
11. POLA
KEBIASAAN SEHARI-HARI
POLA NUTRISI
Selama Hamil
Makan : 3x sehari, porsi 1
piring (nasi, sayur, lauk dan buah)
Minum : ± 6-8 gelas per hari,
air putih dan susu
Selama Nifas
Makan : 3x sehari, porsi 1/2
piring (nasi, sayur, lauk dan buah)
Minum : ± 6-7 gelas per hari,
air putih
POLA ELIMINASI
Selama Hamil
Eliminasi : BAB : 1 x
/ 2 hari
BAK : ± 8 x /hari
Selama Nifas
Eliminasi : BAB : 1 x
/ 2 hari
BAK : ± 7 x /hari
PERSONAL
HYGIENE
Selama Hamil
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci Rambut 2 hari sekali, ganti
Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 2 x / hari
Selama Nifas
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci Rambut 2 hari sekali, ganti
Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 2 x / hari, ganti pembalut ±3x/hr
POLA
ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama
hamil
Tidur
malam : ± 8 Jam Mulai jam 21.00 –
05.00 WIB
Tidur siang : Siang +
2 jam
Selama Nifas
Tidur malam : ± 6
( sering terbangun karena mennyusui bayinya )
Tidur siang : Siang
+ 1 jam
POLA AKTIFITAS
Selama hamil
Ibu bekerja ditoko dan melakukan pekerjaan rumah seperti biasa dibantu oleh
suami misalnya mencuci baju dan bersih-bersih rumah
Selama nifas
Ibu belum bisa melakukan aktivitas
ibu rumah tangga seperti biasa
POLA SEKSUALITAS
Selama hamil
± 2x / minggu
Selama nifas
Klien belum pernah berhubungan seksual
KETERGANTUNGAN
Selama hamil dan nifas klien tidak pernah ketergantungan pada obat –
obatan, minuman, atau makanan tertentu
B. Data obyektif
A. Pemeriksaan Umum
1.
Keadaan
umum : baik
2.
Kesadaran :
composmentis
3.
Postur
tubuh
lordosis
4.
Cara
berjalan : tegak
5.
berat
badan sekarang : 58 kg
6.
TB
:
160 cm
7.
LILA :
26 cm
TANDA-TANDA
VITAL
TD : 100/70 mmHg
Suhu :
39 ºC
Nadi : 112 x / Menit
Respirasi : 22 x / Menit
B.
Pemeriksaan Fisik
1.
|
Inpeksi :
|
|
|
|
Kepala
|
:
|
Rambut
lurus, Warna rambut hitam, tidak rontok, tidak berketombe, tidak ada
benjolan.
|
|
Muka
|
:
|
Tidak ada
cloasma gravidarum, pucat, tidak oedema.
|
|
Mata
|
:
|
Simetris, Kelopak
mata tidak oedema, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterus.mata
cekung
|
|
Hidung
|
:
|
Simetris,
bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung
|
|
Mulut dan gigi
|
:
|
Bibir simetris,
Lidah bersih, gigi tidak caries
|
|
Telinga
|
:
|
Simetris,
bersih, Tidak ada serumen.
|
|
Leher
|
:
|
Tidak ada
luka bekas operasi, Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
|
|
Axilla
|
:
|
Tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
|
|
Dada
|
:
|
Payudara: membesar,
simetris, papila mamae menonjol, tidak ada benjolan tidak ada strie, bersih.
|
|
Abdoment
|
:
|
Terlihat tegang, Ada bekas luka operasi
belum kering, linea alba ada, luka jahitan horizontal,tidak ada strie livide
dan strie albican,
|
|
Punggung
|
:
|
Posisi tulang
belakang normal
|
|
Extremitas
|
:
|
Simetris, tidak
oedema, tidak varises, tidak ada gangguan
pergerakan, pada lengan sebelah kanan terpasang infus RL 16 tetes /
menit
|
|
Genitalia
|
:
|
Genetalia
bersih, pengeluaran lochea serosa, anus tidak ada hemoroid
|
2.
Palpasi :
|
|||
Kepala
|
:
|
Tidak ada
benjolan dan nyeri tekan
|
|
Leher
|
:
|
Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
|
|
Payudara
|
:
|
Tidak ada
nyeri tekan, teraba ASI
keluar
|
|
Abdomen
|
:
|
Tidak ada
Nyeri tekan,TFU 2 jari diatas simpisis, teraba uterus, konsistensi lunak.
|
|
3. Perkusi
Reflek
patella kanan dan kiri : + / +
|
|||
4. Auskultasi
Dada
Pada
pernafasan tidak ada suara nafas tambahan
Abdomen
Bising usus
( + )
|
|||
5. Pemeriksaan
Penunjang
|
|||
Darah : HB
10 gr %
Leukosit
13.000 cmm
|
KESIMPULAN
Ny . T, K/U lemah, P 1001, Post partum hari ke 14 dengan septicemia.
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
DATA DASAR
|
DIAGNOSA / MASALAH
|
DS :
Ibu mengatakan 2 minggu yang
lalu telah melahirkan anaknya yang pertama dengan operasi, ibu mengeluh nyeri
pada bekas luka disertai demam tinggi, menggigil, dan pusing, sejak 3 hari
yang lalu.
DO :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
TANDA – TANDA VITAL
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 39 ºC
Nadi : 112 x / Menit
Respirasi : 22 x / Menit
Abdoment :
Terlihat tegang, Ada bekas luka operasi belum kering, linea alba ada,
tidak ada strie livide dan strie albican.
Palpasi: tidak ada
nyeri tekan
Genetalia : Genetalia bersih, anus tidak ada hemoroid
Pemeriksaan
Penunjang
Darah : HB 10 gr %
Leukosit
13.000 cmm
|
Diagnosa
P
1001, Postpartum hari ke 14 disertai dengan septikemia
|
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
-
Syock
-
Sepic
syock
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
-
Pemberian infus
V.VI. VII INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI
Dx/Mx/Keb.
|
Tujuan / kriteria keberhasilan
|
INTERVENSI
|
Dx:
P 1001,
Postpartum hari ke 14 dengan septikemia
|
Tujuan :
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan penyakit klien dapat diatasi
Kriteria :
TTV : normal
TD :
110/80-120/80 mmHg
N : 60-100
x /menit
S: 365
– 375 oC
RR: 16-20 x
/menit
Masalah
klien teratasi,penyakit yang di derita klien sembuh.
|
1. BHSP
Rasional :
Terjalin
hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
2. Jelaskan keadaan ibu sekarang
Rasional :
Dengan mengetahui keadaanya saat ni kx akan mengurangi
kecemasan ibu dan ibu tau penyebab penyakitnya.
3. Pantau TTV
Rasional :
Identifikasi faktor pencetus
4. Beri kompres hangat
Rasional :
Dengan kompres hangat dapat menurunkan suhu sehingga
dapat mengurangi gejala infeksi pada ibu
5. Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri, khususnya
daerah genetalia.
Rasional :
Mencegah infeksi lebih lanjut
6. Ajarkan Perawatan luka operasi
Rasional : Dengan cara ini ibu dapat mengerti dan melakukan
sendiri perawatan luka perineum yang baik dan benar.
7. berikan
nutrisi/gizi yang cukup
Rasional: nutrisi/gizi yang cukup sangat baik untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu,sehingga ASI nya dapat berjalan lancar.
8. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
Rasional :
Pemberian terapi sesuai dengan kondisi Klien
|
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 12-01-2011 / Pkl. 10.00 WIB
Dx/Mx/Keb.
|
Implementasi
|
Dx:
P1001 post partum hari ke 14 dengan septikemia
|
1. Melakukan komunikasi terapiutik kepada
ibu dengan bahasa yang sopan agar ibu mau mengatakan semua keluhan yang ibu
rasakan
2. Menjelaskan keadaan ibu sekarang bahwa
keadaanya harus segara diobati dan memerlukan perawatan
3. Memantau TTV
:
·
TD : 110/80 mmHg
·
S : 39°C
·
N : 112x/mnt
·
RR : 22x/mnt
4. Memberikan kompres hangat kepada ibu
pada lipatan paha, ketiak dan dahi
5. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan
diri, khususnya daerah genetalia
·
Menganjarkan
cara cebok yang benar dari depan ke belakang
·
Mengganti
pembalut apabila merasa sudah penuh.
6.
mengajarkan Perawatan luka
operasi
7. memberikan nutrisi/gizi yang cukup
8. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi :
§ Vancomicin 100 – 200 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi
setiap 3 – 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya secara i.m
§ Paracetamol 500 mg x 3
|
VII. EVALUASI
Tanggal : 12-01-2011 / Pkl. 15.00 WIB
Diagnosa/Mslh/Kebt.
|
Evaluasi
|
|||
Dx:
P1001, post partum
hari ke 14 dengan septikemia
|
S
|
:
|
Ibu
mengatakan 2 minggu yang lalu telah melahirkan anaknya yang pertama dengan
operasi, ibu mengeluh nyeri pada bekas luka disertai demam tinggi, menggigil,
dan pusing.
|
|
O
|
:
|
TTV
·
TD : 110/80 mmHg
·
S : 38.4°C
·
N : 108x/mnt
·
RR : 20x/mnt
|
||
A
|
:
|
septikemia
|
||
|
P
|
:
|
1
|
Beri kompres hangat pada ketiak, lipatan
paha dan dahi
|
|
|
|
2
|
Observasi TTV
|
|
|
|
3
|
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
|
|
|
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
Tgl 13-01-2011, jam 08.00 WIB
|
|
Dx :
P1001, post partum hari ke 15 dengan septikemia
|
S
|
:
|
Ibu mengatakan badannya masih agak panas dan masih pusing.
|
|
|
O
|
:
|
TTV
o TD
: 120/80 mmHg
o S
: 38°C
o N
: 98x/mnt
o RR
: 20x/mnt
|
|
|
A
|
:
|
septikemia
|
|
|
P
|
:
|
1. Beri kompres hangat pada ketiak, lipatan
paha dan dahi
|
|
|
|
|
2. Observasi TTV
|
|
|
|
|
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
|
|
|
|
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
Tgl 14 – 01 - 2011, jam 08.00 WIB
|
|
Dx :
|
S
|
:
|
Ibu mengatakan badannya sudah tidak panas lagi
dan pusing berkurang
|
|
P1001, post partum hari ke 16 dengan septikemia
|
O
|
:
|
TTV
·
TD : 120/80 mmHg
·
S : 37°C
·
N : 84x/mnt
·
RR : 18x/mnt
|
|
|
A
|
:
|
septikemia
|
|
|
P
|
:
|
1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
2. Observasi TTV
|
DAFTAR PUSTAKA
Ø Taber
Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
Ø Fakultas
Kedokteran VI. 2001. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: Media Aesculapius.
Ø Wiknjosastro,
Hanifa. 2005. ILMU KEBIDANAN. Jakarta: YBP-SP.
Ø Mochtar
Rustam MPH. 1998. Sinopsis Obstetri
Jilid I, Jakarta: EGC.
Ø Saifudin
Abdul Bari, dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR. POGI. YBP-SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar