BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Gangguan depresif
merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak
berdaya dan gagasan bunuh diri.
Dasar umum untuk gangguan
depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor dibawah ini berperan
:
1. Faktor biologis
2. Foktor genetik
3. Faktor psikososial
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Mengetahui tentang
pengertian depresi
1.2.2
Mengetahui tentang pengertian
depresi berat post partum
1.2.3
Mengetahui tanda dan gejala
depresi berat post partum
1.2.4 Mengerti bagaimana cara pengobatan depresi
berat post partum
1.3 Tujuan
Memahami
Pengertian depresi berat post partum, tanda dan gejalanya, penyebab dan
bagaimana cara pengobatan penderita depresi
berat post partum. Serta berusaha sebaik mungkin untuk mencegah terjadinya
depresi berat postpartum.
BAB II
DEPRESI BERAT POST PARTUM
2.1. DEFINISI
DEPRESI
Depresi merupakan salah satu
gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak
bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan,
berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran
bunuh diri, klien tidak berminat pada pemeliharaan
2.1.1 DEPRESI BERAT POST PARTUM
Depresi berat post partum adalah
depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30
hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
2.2 GEJALA DEPRESI BERAT POST PARTUM
Gejala yang menonjol dalam depresi berat post partum adalah trias depresi yaitu:
1. Berkurangnya energi
2. Penurunan efek
3. Hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi berat post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2. Kelelahan dan perubahan mood
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
Gejala yang menonjol dalam depresi berat post partum adalah trias depresi yaitu:
1. Berkurangnya energi
2. Penurunan efek
3. Hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi berat post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2. Kelelahan dan perubahan mood
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
2.3 ETIOLOGI DEPRESI BERAT POST PARTUM
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
Pitt(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi berat post partum:
1. Faktor konstitusional
2. Faktor fisik yang terjadi karena ketidakseimbangan hormonal
3. Faktor psikologi
4. Faktor sosial dan karateristik ibu
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
Pitt(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi berat post partum:
1. Faktor konstitusional
2. Faktor fisik yang terjadi karena ketidakseimbangan hormonal
3. Faktor psikologi
4. Faktor sosial dan karateristik ibu
2.4 EPIDEMIOLOGI
Gangguan
depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan prevalensi
seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita.
Terlepas
dari kultur atau negara, prevalensi gangguan depresi berat dua kali lebih besar
pada wanita dibandingkan laki-laki. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresi
berat kira-kira 40 tahun, 50 % dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan
50 tahun.
Beberapa
data epidemiologi baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan depresi
berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun.
Jika pengamatan tersebut benar, mungkin berhubungan dengan meningkatnya
penggunaan alkohol dan zat-zat lain pada kelompok usia tersebut.
2.5 PATOFISIOLOGI
Timbulnya
depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik.
Neurotransmiter yang paling banyak diteliti ialah serotonin. Konduksi impuls
dapat terganggu apabila terjadi kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di
celah sinaps atau adanya gangguan sensitivitas pada reseptor neurotransmiter
tersebut di post sinaps sistem saraf pusat.
Pada
depresi telah di identifikasi 2 sub tipe reseptor utama serotonin yaitu
reseptor 5HTIA dan 5HT2A. Kedua reseptor inilah yang terlibat dalam mekanisme
biokimiawi depresi dan memberikan respon pada semua golongan anti depresan.
Pada penelitian dibuktikan bahwa terjadinya depresi disebabkan karena
menurunnya pelepasan dan transmisi serotonin (menurunnya kemampuan
neurotransmisi serotogenik).
Beberapa
peneliti menemukan bahwa selain serotonin terdapat pula sejumlah
neurotransmiter lain yang berperan pada timbulnya depresi yaitu norepinefrin,
asetilkolin dan dopamin. Sehingga depresi terjadi jika terdapat defisiensi
relatif satu atau beberapa neurotransmiter aminergik pada sinaps neuron di
otak, terutama pada sistem limbik. Oleh karena itu teori biokimia depresi dapat
diterangkan sebagai berikut :
1. Menurunnya pelepasan
dan transport serotonin atau menurunnya kemampuan neurotransmisi serotogenik.
2. Menurunnya pelepasan
atau produksi epinefrin, terganggunya regulasi aktivitas norepinefrin dan
meningkatnya aktivitas alfa 2 adrenoreseptor presinaptik.
3. Menurunnya aktivitas
dopamin.
4. Meningkatnya
aktivitas asetilkolin.
2.6 PROGNOSIS
Gangguan
depresi berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini cenderung
merupakan gangguan yang kronis dan pasien cenderung mengalami relaps. Pasien
yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan depresif memiliki
kemungkinan 50 % untuk pulih di dalam tahun pertama.
Rekurensi
episode depresi berat juga sering, kira-kira 30 sampai 50 % dalam dua tahun
pertama dan kira-kira 50 sampai 70 % dalam 5 tahun. Insidensi relaps adalah
jauh lebih rendah dari pada angka tersebut pada pasien yang meneruskan terapi
psikofarmakologis profilaksis dan pada pasien yang hanya mengalami satu atau
dua episode depresi.
2.7 Manifestasi Klinis
a) Post partum blues
Depresi ringan, menangis, perasaan kehilangan, kelelahan, konsentrasi menurun.
Depresi ringan, menangis, perasaan kehilangan, kelelahan, konsentrasi menurun.
b) Afektif (neurotic)
depression
Mencakup tahap-tahap ansietas, fobia, ketakutan akan membahayakan bayi, berat badan menurun, imsomnia, mudah tersinggung, perasaan bersalah bahkan apatis.
Mencakup tahap-tahap ansietas, fobia, ketakutan akan membahayakan bayi, berat badan menurun, imsomnia, mudah tersinggung, perasaan bersalah bahkan apatis.
c) Women with botderline depresion personalities
Bisa berfluktasi dan neurotik depresi ke psikotik
Bisa berfluktasi dan neurotik depresi ke psikotik
d) Post partum psyhosis
Delusi, halusinasi, disorientasi, rasa marah terhadap diri sendiri dan bayi
Delusi, halusinasi, disorientasi, rasa marah terhadap diri sendiri dan bayi
Dampak
depresi pada keluarga :
Depresi postpartum bisa berakibat pada seluruh keluarga, hal ini menciptakan ketegangan pada metode koping yang bisa dipakai pada setiap anggota keluarga dan sering menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi. Kemudian stressor sering menjadi besar dan sebagai akibatnya anggota keluarga akan mengurangi interaksinya dengan ibu yang depresi tersebut ketika ibu sedang membutuhkan dukungan yang lebih, komunikasi bisa terganggu karena penolakan ibu terhadap orang sekitarnya.
Depresi postpartum bisa berakibat pada seluruh keluarga, hal ini menciptakan ketegangan pada metode koping yang bisa dipakai pada setiap anggota keluarga dan sering menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi. Kemudian stressor sering menjadi besar dan sebagai akibatnya anggota keluarga akan mengurangi interaksinya dengan ibu yang depresi tersebut ketika ibu sedang membutuhkan dukungan yang lebih, komunikasi bisa terganggu karena penolakan ibu terhadap orang sekitarnya.
Pasangan
merasakan ada beberapa perubahan dalam hidup mereka setelah kelahiran, seperti
perasaan kehilangan teman, kehilangan control, marah dan prustasi. Ibu yang
depresi berinteraksi berbeda dengan bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak
depresi, mereka cendrung mudah tersinggung dan merasa tidak kompetens menjadi
seorang ibu.
2.8 PENCEGAHAN
DAN PENATALAKSANAAN
Monks dkk (1988) mengatakan depresi berat post partum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
1. Keadaan hormonal
2. Dukungan sosial
3. Emotional relationship
4. Komunikasi dan kedekatan
5. Struktur keluarga
6. Perkawinan
7. Demografi
8. Stressor psikososial dan lingkungan
Untuk mencegah terjadinya depresi berat post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. Beristirahat dengan baik
2. Berolahraga yang ringan
3. Berbagi cerita dengan orang lain
4. Bersikap fleksible
5. Bergabung dengan orang-oarang baru
6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Monks dkk (1988) mengatakan depresi berat post partum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
1. Keadaan hormonal
2. Dukungan sosial
3. Emotional relationship
4. Komunikasi dan kedekatan
5. Struktur keluarga
6. Perkawinan
7. Demografi
8. Stressor psikososial dan lingkungan
Untuk mencegah terjadinya depresi berat post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. Beristirahat dengan baik
2. Berolahraga yang ringan
3. Berbagi cerita dengan orang lain
4. Bersikap fleksible
5. Bergabung dengan orang-oarang baru
6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
2.9 PENGOBATAN DEPRESI BERAT POST PARTUM
Secara umum ada dua jenis pengobatan untuk depresi:
a) Talk therapy
Melibatkan pembicaraan dengan seorang psikolog, terapis, atau pekerja sosial untuk belajar mengubah cara pasien depresi dalam berpikir, merasa, dan bertindak.
b) Medis
a) Talk therapy
Melibatkan pembicaraan dengan seorang psikolog, terapis, atau pekerja sosial untuk belajar mengubah cara pasien depresi dalam berpikir, merasa, dan bertindak.
b) Medis
Dokter akan memberikan resep obat
antidepresan. Obat-obatan ini dapat membantu meredakan gejala depresi.
Metode-metode pengobatan dapat digunakan sendiri atau secara bersamaan. Jika
Anda mengalami depresi, akan sangat memengaruhi bayi Anda. Pengobatan yang
ditangani dengan segera sangat penting bagi diri Anda sendiri maupun bayi Anda.
Bicarakan dengan dokter Anda tentang manfaat serta risiko dari obat
antidepresan tersebut di saat Anda dalam kondisi hamil maupun menyusui.
BAB III
KASUS
Kisah Aniek Qori'ah Sriwijaya (31) di Bandung,
Jawa Barat, meski belum ada kepastian tentang penyakit apa yang dideritanya.
Anak dokter dan lulusan Planologi ITB dengan IPK di atas 3 ini baru hanya
diduga mengalami gangguan jiwa. Aniek membekap 3 anaknya dengan rentang usia 9
bulan hingga 6 tahun dengan bantal dan kasur hingga tewas pada 8-9 Juni 2006.
Alasannya? Aniek takut tidak bisa membahagiakan anak-anaknya. Aniek bahkan
kemudian heran, kok bisa dirinya membunuh anak-anaknya. Jika di Indonesia belum
banyak analisa apalagi yayasan untuk depresi postpartum, lain halnya di luar
negeri. Salah satunya American Psychiatric Association (APA). Presiden APA,
Paul Appelbaum, dalam artikelnya di CNN 27 Juni 2001 memaparkan, depresi
postpartum menimpa kondisi kejiwaan beberapa kaum ibu setelah melahirkan. Menangis tanpa alasan, mood yang
cepat berubah dan cepat marah, atau "baby blues" dialami
sekitar 70 persen perempuan setelah melahirkan. Bentuknya bukan depresi klinis
dan biasanya berhenti setelah 2 minggu. Namun 10 hingga 20 persen ibu
melahirkan didiagnosa menderita depresi postpartum. Dan 1 atau 2 dari 1.000 ibu
akan mengalami sakit jiwa akibatnya. Salah satu bentuk kegilaannya adalah
halusinasi pendengaran. "Mereka mendengar suara-suara yang meminta mereka
menyakiti diri sendiri atau bayi mereka. Atau mereka mendengar suara yang
mengatakan bayinya milik iblis dan mereka harus membunuh bayinya untuk membunuh
iblis," kata spesialis penyakit depresi postpartum ini. Ibu yang mengalami
depresi postpartum memiliki 50 persen kemungkinan bertambah parah dengan
kelahiran berikutnya. Ibu yang menderita berat akibat penyakit ini akan
mempertimbangkan tidak lagi memiliki anak tambahan.
Berikut
beberapa gejala depresi postpartum:
*
Merasa tidak mampu mencintai bayi atau keluarga.
* Perhatian maupun cemas secara berlebihan
tentang bayi atau justru kurang perhatian
maupun perasaan terhadap bayi.
* Gelisah atau panik akan ada
serangan-serangan.
*
Tidak bisa tidur atau justru banyak tidur.
* Perubahan selera makan.
*
Marah terhadap bayinya, rekan-rekan, atau anggota keluarga lainnya.
* Takut menyakiti bayi. Pikiran ini bisa jadi
obsesif sehingga jadi takut ditinggal sendirian di dalam rumah bersama bayi.
*
Lekas marah.
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
NIFAS
DATA DASAR
Pengkajian dilakukan pada hari jumat tanggal 07 januari 2011 jam 08.30 WIB di Ruang Nifas RSCM Jakarta
A.
|
Data Subyektif
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1
|
BIODATA
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Nama pasien
|
:
|
Ny. A
|
Nama suami
|
:
|
Tn. A
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Umur
|
:
|
31 tahun
|
Umur
|
:
|
30 tahun
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Suku/bangsa
|
:
|
Jawa /Indonesia
|
Suku/bangsa
|
:
|
Jawa/Indonesia
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Agama
|
:
|
Islam
|
Agama
|
:
|
Islam
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pekerjaan
|
:
|
IRT
|
Pekerjaan
|
:
|
Swasta
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Penghasilan
|
:
|
-
|
Penghasilan
|
:
|
Rp. 900.000/bln
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kawin ke
|
:
|
1
|
Kawin ke
|
:
|
1
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Umur kawin
|
:
|
24 tahun
|
Umur kawin
|
:
|
29 tahun
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Lama kawin
|
:
|
7 tahun
|
Lama kawin
|
:
|
7 tahun
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Alamat
|
:
|
Jl. Senopati No. 7 Alamat : Jl. Senopati No.7
Bandung , jabar Bandung,
Jabar
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2
|
KELUHAN UTAMA
Suami pasien mengatakan
sejak melahirkan anak ketiga pada tanggal 3 januari 2011 istrinya terlihat murung , tampak sedih , tidak
mau makan dan tidak mau menyusui anaknya
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3
|
RIWAYAT MENSTRUASI
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Menarche
|
:
|
13 tahun
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Lama haid
|
:
|
7 hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Banyaknya
|
:
|
Hari ke 1-3 = 2-3 x ganti pembalut, 4-7 = 2
kotek sehari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Siklus
|
:
|
28 hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dismrnorhoe
|
:
|
Tidak ada
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Fluor albus
|
:
|
Sebelum haid, tidak gatal dan tidak berbau
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
HPHT
|
:
|
3-4-2010
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
HPL
UK
|
::
|
10-1-20011
38 Mgg
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4
|
RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumi ke
|
Hamil ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
Umur anak sekarang
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
L / P
|
UK
|
H / M
|
Tempat persalinan
|
Penolong
|
penyulit
|
Lama nifas
|
Kelainan
|
KB
|
menyusui
|
|||||||||||||||||||||||||||||
1
|
3
|
p
|
9 bln
|
H
|
Rumah sakit
|
dokter
|
Tidak ada
|
4 hr
|
Tidak ada
|
Tidak
|
tidak
|
4 hari
|
||||||||||||||||||||||||||
|
|
5. RIWAYAT KEHAMILAN
, PERSALINAN , DAN NIFAS SEKARANG
KEHAMILAN
Ibu mengatakan hamil anak ke 3 , usia kehamilan
9 bulan , pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan , selama hamil klien memeriksakan
kehamilan di dokter kandungan, sebanyak
kali 4 kali.
Keluhan selama hamil :
TM I
: mual muntah
TM II
: tidak ada keluhan
TM III
: nyeri punggung
Imunisasi yang pernah didapat TT
Vitamin / obat – obatan yang pernah didapat Fe ,
Vitamin c ,B1 , B6
HE yang pernah didapat perubahan-perubahan tubuh
pada saat kehamilan dan tanda-tanda bahaya kehamilan
PERSALINAN
Ibu mengatakan kenceng – kenceng dan menjalar sampai punggung sejak hari minggu tanggal 3 januari 2011
jam 08.30 WIB , masuk RS tanggal 2 januari 2011
Melahirkan di RSCM Jakarta
Bayi lahir pada tanggal 3 Januari 2011 jam 05.00
WIB secara normal ditolong oleh Dokter Spesialis Kandungan dengan jenis
kelamin laki-laki.
BB 3200 gram , PB 49 cm , AS 7 , kelaninan konginetal tidak ada
, anus ada
Ada perlukaan jalan lahir , ada luka episiotomi , ada
heating dengan jahitan jelujur menggunakan benang
curger
Klien mengatakan merasa sakit di daerah vagina
Jumlah perdarahan 250 cc.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Persalinan berlangsung normal dengan ditolong oleh dr.Soejono,
SpOG,
Bayi lahir tanggal 3 Januari
2011, jam 05.00 WIB. Jenis kelamin
laki-laki, BB 3200 gr, PB 49 cm, AS 7, tidak ada kelainan
konginetal, anus ada.
RIWAYAT NEONATAL
Bayi lahir pada tanggal 3
januari 2011 jam 05.00 WIB
-
Lingkar kepala : 33 cm
-
Lingkar dada : 32
cm
-
Lingkar lengan : 14 cm
-
Imunisasi yang didapat BCG dan hepatitis
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6
|
Riwayat kesehatan
6.1 Riwayat kesehatan yang lalu
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS,
Hepatitis B
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun,
misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun,
misal : hipertensi, DM
Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan /
minuman dan obat-obatan
Klien depresi setiap melahirkan
6.2 Riwayat kesehatan suami /
keluarga
Klien tidak pernah menderita penyakit menular,
misal : HIV /AIDS
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun,
misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun,
misal : hipertensi, DM
Keadaan psikososial budaya
Suami klien mengatakan istrinya terlihat murung ,
tampak sedih , tidak mau makan dan tidak mau menyusui anaknya sejak 4 hari
yang selamat. Suami dan
keluarga mendukung kelahiran bayinya. Hubungan ibu dan masyarakat baik
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7
|
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
POLA NUTRISI
Selama hamil
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Makan
|
:
|
3 x sehari, porsi 1 piring (nasi, sayur, lauk
dan buah)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Minum
|
:
|
± 6 -8 gelas per hari, air putih dan susu
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Makan
|
:
|
1x
sehari, porsi 1/2 piring (nasi, sayur, lauk dan buah)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Minum
|
:
|
± 4 -5 gelas per hari, air putih
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA ELIMINASI
Selama hamil
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Eliminasi
|
:
|
BAB : 1
x / 2 hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
BAK ± 8 x /hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Eliminasi
|
:
|
BAB : 1
x / 2 hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
BAK ± 7 x /hari
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
PERSONAL HYGIENE
Selama hamil
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci
Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 2 x / hari
Selama nifas
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci
Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 2 x / hari,
ganti pembalut ±4x/hr
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama hamil
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur malam
|
:
|
± 8 Jam Mulai jam 21.00 – 05.00 WIB
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur siang
|
:
|
Siang + 2 jam
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama nifas
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur malam
|
:
|
± 6 ( sering terbangun)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tidur siang
|
:
|
Siang + 1 jam
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
POLA AKTIFITAS
Selama hamil
Ibu melakukan pekerjaan rumah seperti biasa
dibantu oleh suami misalnya mencuci baju dan bersih-bersih rumah
Selama nifas
Ibu belum bisa melakukan aktivitas ibu rumah tangga seperti biasa
POLA SEKSUALITAS
Selama hamil
± 1x / minggu
Selama nifas
Klien belum pernah berhubungan seksual
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
KETERGANTUNGAN
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama hamil dan nifas klien tidak pernah
ketergantungan pada obat – obatan, minuman, atau makanan tertentu
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
B
|
Data Obyektif
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
A.
|
Pemeriksaan Umum
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.
|
Keadaan Umum
|
:
|
Baik
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2.
|
Kesadaran
|
:
|
Composmentis
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.
|
Postur Tubuh
|
:
|
Lordosis
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
4.
|
Cara Berjalan
|
:
|
Tegak
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
5.
|
BB Sekarang
|
:
|
55 Kg
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
6.
|
TB
|
:
|
158 cm
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
7.
|
Lila
|
:
|
26 cm
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
TANDA – TANDA VITAL
TD
: 110/70 mmHg
Suhu
: 36,5 ºC
Nadi
: 78 x / Menit
Respirasi
: 18 x / Menit
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
B.
|
Pemeriksaan Fisik
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.
|
Inpeksi :
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.1
|
Kepala
|
:
|
Rambut lurus, Warna rambut hitam, tidak rontok,
tidak berketombe, tidak ada benjolan, .
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.2
|
Muka
|
:
|
Tidak ada cloasma gravidarum, pucat, tidak
oedema , terlihat melamun , terlihat melamun, diajak bicara tidak tanggap
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.3
|
Mata
|
:
|
Simetris, Kelopak mata tidak oedema, konjungtiva
pucat, sklera tidak ikterus
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.4
|
Hidung
|
:
|
Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.5
|
Mulut dan gigi
|
:
|
Bibir simetris, Lidah bersih, gusi tidak epulis, gigi tidak caries
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.6
|
Telinga
|
:
|
Simetris, bersih, Tidak ada serumen.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.7
|
Leher
|
:
|
Tidak ada luka bekas operasi, Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis .
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.8
|
Axilla
|
:
|
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.9
|
Dada
|
:
|
Payudara: membesar, simetris, papila mamae
menonjol, tidak ada benjolan tidak ada strie, bersih.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.10
|
Abdoment
|
:
|
Terlihat tegang, Tidak ada bekas luka operasi, linea alba ada, tidak ada strie livide dan
strie albican
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.11
|
Punggung
|
:
|
Posisi tulang belakang normal
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.12
|
Extremitas
|
:
|
Simetris, tidak oedema, tidak varises, tidak ada gangguan pergerakan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.13
|
Ano-genital
|
:
|
Genetalia bersih, lochea ada , ada jahitan masih basah , anus tidak ada
hemoroid
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2.
|
Palpasi
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kepala
|
:
|
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Leher
|
:
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Payudara
|
:
|
Tidak ada nyeri tekan, teraba ASI keluar
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Abdomen
|
:
|
Tfu 2 jari dibawah pusat
, konsistensi keras
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3.
|
Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri : + / +
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4.
|
Auskultasi
Dada
Pada pernafasan tidak ada
suara nafas tambahan
Abdomen
Bising usus ( + )
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5.
|
Pemeriksaan Penunjang
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Darah : HB 10 gr %
Leukosit 13.000 cmm
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KESIMPULAN
Ny . A, K/U baik, P 3003, Post partum hari ke 4 dengan gangguan depresi
derat post partum
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
DATA
DASAR
|
DIAGNOSA
/ MASALAH
|
DS :
Suami pasien mengatakan sejak
kelahiran anak ke3 istrinya terlihat murung , tampak sedih , tidak mau makan
dan tidak mau menyusui anaknya pada kelahiran anak 1
dan 2 dengan mengalami depresi.
DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TANDA – TANDA VITAL
TD : 110/70 mmHg
Suhu
: 36,5 ºC
Nadi
: 78 x / Menit
Respirasi
: 18 x / Menit
Abdoment : Terlihat tegang, TFU 2 jari dibawah pusat
AnoGenetalial : Genetalia bersih,locea ada, ada jahitan
Makan : 1 x/hari
Minum : ± 4-5 x/hari
Pola istirahat
Tidur malam : ± 6 jam , ( sering terbangun )
Tidur siang : ± 1 jam
Klien tampak pucat
Terlihat murung dan melamun
Pemeriksaan Penunjang
Darah : HB 10 gr %
Leukosit 13.000
cmm
|
Diagnosa
P 3003, Postpartum hari ke 4 disertai dengan depresi berat post
partum
|
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN
MASALAH POTENSIAL
Diagnosa
: depresi berat post partum
Masalah potensial : gangguan jiwa / gila
IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
VI. VII INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI
Dx/Mx/Keb
|
Tujuan / kriteria keberhasilan
|
INTERVENSI
|
Dx:
P 3003, Postpartum hari ke 4 dengan depesi berat post partum
|
Tujuan :
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan maka gangguan psikologi klien dapat diatasi
Kriteria hasil:
-
Px tidak murung
-
Px tidak melamun
-
Saat diajak berbicara Px aktif
Menjawab
-
Kebutuhan cairan terpenuhi
- Px mau menyusui anaknya
|
1. BHSP
Rasional
:
Terjalin
hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
2. Jelaskan keadaan Px
sekarang
Rasional :
Dengan
mengetahui keadaanya saat ini klien akan mengurangi kecemasan ibu dan ibu tahu
penyebab penyakitnya
3. Observasi TTV
Rasional :
Untuk mengetahui perkembangan kesembuhan klien
4. Ajarkan Px tentang personal hygiene yang
baik
Rasional
:
Dengan
personal higyne yang baik kebersihan diri Px dapat terjaga
5. Kolaborasi dengan psikolog dan dr. jiwa
Rasional
:
Dengan
melakukan konsultasi dengan psikolog maka gangguan psikologi Px dapat
teratasi
6. Pasang infuse
Rasional :
Dengan pemasangan infuse
kebutuhan cairan Px yang kurang dapat terpenuhi
7. Ajarkan Px tentang perawatan luka perenium
Rasional :
Dengan perawatan luka
perenium yang baik dapat mencegah terjadinya infeksi 8. Anjurkan keluarga atau suami Px untuk
selalu mendukung , mendampingi ,dan membantu Px setiap saat
Rasional :
Dengan selalu ditemani Px
bisa berinteraksi deang orag lain dan tidak
merasa sendiri.
|
VII EVALUASI
Tanggal : 7 januari 2011 / Pkl.10.00 WIB
Diagnosa/Mslh/Kebt.
|
Evaluasi
|
|||
Dx:
P3003, post
partum hari ke 4 dengn depresi berat post partum.
|
S
|
:
|
Suami klien mengatakan istrinya masih terlihat murung , tampak sedih , tidak mau makan dan masih tidak mau
menyusui
|
|
O
|
:
|
K/U cukup
TTV
TD
: 110/70 mmHg
S :
36,5 ºC
N : 78 x / Menit
R : 18 x / Menit
Abdoment : Terlihat tegang, TFU 2 jari dibawah pusat
AnoGenetalial : Genetalia bersih,locea ada, ada jahitan
Makan : 1 x/hari
Minum : ± 4-5 x/hari
Pola istirahat
Tidur malam : ± 6 jam , ( sering terbangun )
Tidur siang : ± 1 jam
Klien tampak pucat
Infus RL 20 tts/mnt
|
||
A
|
:
|
P3003, post partum hari ke 4 dengan
depresi berat post partum
Masalah belum teratasi
|
||
|
P
|
:
|
|
|
|
|
|
-
|
Observasi TTV
|
|
|
|
-
|
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
|
|
|
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
Tgl 8-01-2011, jam 08.00 WIB
|
|
Dx :
P3003, post partum hari ke 4 dengan depresi
post partum
|
S
|
:
|
Suami klien
mengatakan istrinya masih terlihat murung , sudah mau makan dan mau menyusui
|
|
|
O
|
:
|
K/U cukup
TTV
TD
: 110/70 mmHg
S :
36,5 ºC
N : 78 x / Menit
R : 18 x / Menit
Abdoment : Terlihat tegang, TFU 2 jari dibawah pusat
AnoGenetalial : Genetalia bersih,locea ada, ada jahitan
Makan : 2 x/hari
Minum : ± 4-5 x/hari
Pola istirahat
Tidur malam : ± 7 jam , ( sering terbangun )
Tidur siang : ± 1 jam
Infus RL 20 tts/mnt
|
|
|
A
|
:
|
P3003, post partum hari ke 4 dengan depresi
berat post partum
|
|
|
P
|
:
|
Intervensi dilanjutkan
|
|
|
|
|
Observasi TTV
|
|
|
|
|
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
|
DAFTAR PUSTAKA
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/10/22/196/385447/postpartum-depression-perlu-
penanganan-serius
http://terselubung.cz.cc/
http://www.detiknews.com/read/2006/06/20/093119/619714/10/kasus-aniek-andrea-depresi-postpartum-hantui-ibu-melahirkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar