Senin, 08 April 2013

askeb depresi post partum



BAB I

PENDAHULUAN

1. 1  Latar Belakang
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.
Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor dibawah ini berperan :
1. Faktor biologis
2. Foktor genetik
3. Faktor psikososial
1.2  Rumusan masalah
      1.2.1   Mengetahui tentang pengertian depresi
       1.2.2     Mengetahui tentang pengertian depresi berat post partum
       1.2.3     Mengetahui tanda dan gejala depresi berat post partum
       1.2.4     Mengerti bagaimana cara pengobatan depresi berat post partum
                                                  
 1.3  Tujuan
Memahami Pengertian depresi berat post partum, tanda dan gejalanya, penyebab dan bagaimana cara pengobatan penderita  depresi berat post partum. Serta berusaha sebaik mungkin untuk mencegah terjadinya depresi berat postpartum.


BAB II

DEPRESI BERAT POST PARTUM

2.1.   DEFINISI DEPRESI      
               Depresi merupakan salah satu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan       sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, klien tidak berminat pada pemeliharaan
        2.1.1   DEPRESI BERAT POST PARTUM
            Depresi berat post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.

2.2  GEJALA DEPRESI BERAT POST PARTUM
      Gejala yang menonjol dalam depresi berat  post partum adalah trias depresi yaitu:
1. Berkurangnya energi
2. Penurunan efek
3. Hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi berat post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2. Kelelahan dan perubahan mood
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
2.3  ETIOLOGI DEPRESI BERAT POST PARTUM
                   Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
Pitt(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi berat post partum:
1. Faktor konstitusional
2. Faktor fisik yang terjadi karena ketidakseimbangan hormonal
3. Faktor psikologi
4. Faktor sosial dan karateristik ibu

2.4  EPIDEMIOLOGI
Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan prevalensi seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita.
Terlepas dari kultur atau negara, prevalensi gangguan depresi berat dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresi berat kira-kira 40 tahun, 50 % dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun.
Beberapa data epidemiologi baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan depresi berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Jika pengamatan tersebut benar, mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat-zat lain pada kelompok usia tersebut.
2.5  PATOFISIOLOGI
Timbulnya depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik. Neurotransmiter yang paling banyak diteliti ialah serotonin. Konduksi impuls dapat terganggu apabila terjadi kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di celah sinaps atau adanya gangguan sensitivitas pada reseptor neurotransmiter tersebut di post sinaps sistem saraf pusat.
Pada depresi telah di identifikasi 2 sub tipe reseptor utama serotonin yaitu reseptor 5HTIA dan 5HT2A. Kedua reseptor inilah yang terlibat dalam mekanisme biokimiawi depresi dan memberikan respon pada semua golongan anti depresan.
 Pada penelitian dibuktikan bahwa terjadinya depresi disebabkan karena menurunnya pelepasan dan transmisi serotonin (menurunnya kemampuan neurotransmisi serotogenik).
Beberapa peneliti menemukan bahwa selain serotonin terdapat pula sejumlah neurotransmiter lain yang berperan pada timbulnya depresi yaitu norepinefrin, asetilkolin dan dopamin. Sehingga depresi terjadi jika terdapat defisiensi relatif satu atau beberapa neurotransmiter aminergik pada sinaps neuron di otak, terutama pada sistem limbik. Oleh karena itu teori biokimia depresi dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Menurunnya pelepasan dan transport serotonin atau menurunnya kemampuan neurotransmisi serotogenik.
2. Menurunnya pelepasan atau produksi epinefrin, terganggunya regulasi aktivitas norepinefrin dan meningkatnya aktivitas alfa 2 adrenoreseptor presinaptik.
3. Menurunnya aktivitas dopamin.
4. Meningkatnya aktivitas asetilkolin.                                           
2.6  PROGNOSIS
Gangguan depresi berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini cenderung merupakan gangguan yang kronis dan pasien cenderung mengalami relaps. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan depresif memiliki kemungkinan 50 % untuk pulih di dalam tahun pertama.
Rekurensi episode depresi berat juga sering, kira-kira 30 sampai 50 % dalam dua tahun pertama dan kira-kira 50 sampai 70 % dalam 5 tahun. Insidensi relaps adalah jauh lebih rendah dari pada angka tersebut pada pasien yang meneruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada pasien yang hanya mengalami satu atau dua episode depresi.
2.7   Manifestasi Klinis
        a) Post partum blues
Depresi ringan, menangis, perasaan kehilangan, kelelahan, konsentrasi menurun.
        b)  Afektif (neurotic) depression
Mencakup tahap-tahap ansietas, fobia, ketakutan akan membahayakan bayi, berat badan menurun, imsomnia, mudah tersinggung, perasaan bersalah bahkan apatis.
c) Women with botderline depresion personalities
Bisa berfluktasi dan neurotik depresi ke psikotik
d) Post partum psyhosis
Delusi, halusinasi, disorientasi, rasa marah terhadap diri sendiri dan bayi
Dampak depresi pada keluarga :
Depresi postpartum bisa berakibat pada seluruh keluarga, hal ini menciptakan ketegangan pada metode koping yang bisa dipakai pada setiap anggota keluarga dan sering menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi. Kemudian stressor sering menjadi besar dan sebagai akibatnya anggota keluarga akan mengurangi interaksinya dengan ibu yang depresi tersebut ketika ibu sedang membutuhkan dukungan yang lebih, komunikasi bisa terganggu karena penolakan ibu terhadap orang sekitarnya.
Pasangan merasakan ada beberapa perubahan dalam hidup mereka setelah kelahiran, seperti perasaan kehilangan teman, kehilangan control, marah dan prustasi. Ibu yang depresi berinteraksi berbeda dengan bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak depresi, mereka cendrung mudah tersinggung dan merasa tidak kompetens menjadi seorang ibu.           
2.8  PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN
           Monks dkk (1988) mengatakan depresi berat post partum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
1. Keadaan hormonal
2. Dukungan sosial
3. Emotional relationship
4. Komunikasi dan kedekatan
5. Struktur keluarga
6. Perkawinan
7. Demografi
8. Stressor psikososial dan lingkungan
            Untuk mencegah terjadinya depresi berat post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. Beristirahat dengan baik
2. Berolahraga yang ringan
3. Berbagi cerita dengan orang lain
4. Bersikap fleksible
5. Bergabung dengan orang-oarang baru
6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
2.9  PENGOBATAN DEPRESI BERAT POST PARTUM
 Secara umum ada dua jenis pengobatan untuk depresi:
a)  Talk therapy
       Melibatkan pembicaraan dengan seorang psikolog, terapis, atau pekerja sosial untuk belajar mengubah cara pasien depresi dalam berpikir, merasa, dan bertindak.

b)  Medis
       Dokter akan memberikan resep obat antidepresan. Obat-obatan ini dapat membantu meredakan gejala depresi. Metode-metode pengobatan dapat digunakan sendiri atau secara bersamaan. Jika Anda mengalami depresi, akan sangat memengaruhi bayi Anda. Pengobatan yang ditangani dengan segera sangat penting bagi diri Anda sendiri maupun bayi Anda. Bicarakan dengan dokter Anda tentang manfaat serta risiko dari obat antidepresan tersebut di saat Anda dalam kondisi hamil maupun menyusui.













BAB III

KASUS

                           
                 Kisah Aniek Qori'ah Sriwijaya (31) di Bandung, Jawa Barat, meski belum ada kepastian tentang penyakit apa yang dideritanya. Anak dokter dan lulusan Planologi ITB dengan IPK di atas 3 ini baru hanya diduga mengalami gangguan jiwa. Aniek membekap 3 anaknya dengan rentang usia 9 bulan hingga 6 tahun dengan bantal dan kasur hingga tewas pada 8-9 Juni 2006. Alasannya? Aniek takut tidak bisa membahagiakan anak-anaknya. Aniek bahkan kemudian heran, kok bisa dirinya membunuh anak-anaknya. Jika di Indonesia belum banyak analisa apalagi yayasan untuk depresi postpartum, lain halnya di luar negeri. Salah satunya American Psychiatric Association (APA). Presiden APA, Paul Appelbaum, dalam artikelnya di CNN 27 Juni 2001 memaparkan, depresi postpartum menimpa kondisi kejiwaan beberapa kaum ibu setelah melahirkan.    Menangis tanpa alasan, mood yang cepat berubah dan cepat marah, atau "baby blues" dialami sekitar 70 persen perempuan setelah melahirkan. Bentuknya bukan depresi klinis dan biasanya berhenti setelah 2 minggu. Namun 10 hingga 20 persen ibu melahirkan didiagnosa menderita depresi postpartum. Dan 1 atau 2 dari 1.000 ibu akan mengalami sakit jiwa akibatnya. Salah satu bentuk kegilaannya adalah halusinasi pendengaran. "Mereka mendengar suara-suara yang meminta mereka menyakiti diri sendiri atau bayi mereka. Atau mereka mendengar suara yang mengatakan bayinya milik iblis dan mereka harus membunuh bayinya untuk membunuh iblis," kata spesialis penyakit depresi postpartum ini. Ibu yang mengalami depresi postpartum memiliki 50 persen kemungkinan bertambah parah dengan kelahiran berikutnya. Ibu yang menderita berat akibat penyakit ini akan mempertimbangkan tidak lagi memiliki anak tambahan.
Berikut beberapa gejala depresi postpartum:
* Merasa tidak mampu mencintai bayi atau keluarga.
 * Perhatian maupun cemas secara berlebihan tentang bayi atau justru kurang  perhatian maupun perasaan terhadap bayi.
 * Gelisah atau panik akan ada serangan-serangan.
* Tidak bisa tidur atau justru banyak tidur.
 * Perubahan selera makan.
* Marah terhadap bayinya, rekan-rekan, atau anggota keluarga lainnya.
 * Takut menyakiti bayi. Pikiran ini bisa jadi obsesif sehingga jadi takut ditinggal sendirian di dalam rumah bersama bayi.
* Lekas marah.




































BAB IV


ASUHAN KEBIDANAN  PADA IBU NIFAS

DATA DASAR

Pengkajian dilakukan pada hari jumat tanggal 07  januari 2011  jam 08.30 WIB di Ruang Nifas RSCM Jakarta

A.
Data Subyektif


1
BIODATA



Nama pasien
:
Ny. A
Nama suami
:
Tn. A



Umur
:
31 tahun
Umur
:
30 tahun



Suku/bangsa
:
Jawa /Indonesia
Suku/bangsa
:
Jawa/Indonesia



Agama
:
Islam
Agama
:
Islam



Pendidikan
:
SMA
Pendidikan
:
SMA



Pekerjaan
:
IRT
Pekerjaan
:
Swasta



Penghasilan
:
-
Penghasilan
:
Rp. 900.000/bln



Kawin ke
:
1
Kawin ke
:
1



Umur kawin
:
24 tahun
Umur kawin
:
29 tahun



Lama kawin
:
7 tahun
Lama kawin
:
7 tahun



Alamat
:
Jl. Senopati No. 7   Alamat              :    Jl. Senopati No.7
Bandung , jabar                                     Bandung, Jabar






2
KELUHAN  UTAMA
Suami pasien mengatakan sejak melahirkan anak ketiga pada tanggal 3 januari 2011 istrinya terlihat murung , tampak sedih , tidak mau makan dan tidak mau menyusui anaknya



3
RIWAYAT MENSTRUASI


Menarche
:
13 tahun


Lama haid
:
7 hari


Banyaknya
:
Hari ke 1-3 = 2-3 x ganti pembalut, 4-7 = 2 kotek sehari


Siklus
:
28 hari


Dismrnorhoe
:
Tidak ada


Fluor albus
:
Sebelum haid, tidak gatal dan tidak berbau


HPHT
:
3-4-2010


HPL
UK
::
10-1-20011
38 Mgg




4
RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
Sumi ke
Hamil ke
Persalinan
Nifas
Umur anak sekarang
L / P
UK
H / M
Tempat persalinan
Penolong
penyulit
Lama nifas
Kelainan
KB
menyusui
1
3
p
9 bln
H
Rumah sakit
dokter
Tidak ada
4 hr
Tidak ada
Tidak
tidak
4 hari




5. RIWAYAT  KEHAMILAN , PERSALINAN , DAN NIFAS  SEKARANG

KEHAMILAN 
Ibu mengatakan hamil anak ke 3 , usia kehamilan 9 bulan , pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 5  bulan , selama hamil klien memeriksakan kehamilan di dokter kandungan, sebanyak  kali 4 kali.
Keluhan selama hamil  :
TM I      : mual muntah
TM II     : tidak ada keluhan
TM III    : nyeri punggung
Imunisasi yang pernah didapat TT
Vitamin / obat – obatan yang pernah didapat Fe , Vitamin c ,B1 , B6
HE yang pernah didapat perubahan-perubahan tubuh pada saat kehamilan dan tanda-tanda bahaya kehamilan


PERSALINAN
Ibu mengatakan kenceng – kenceng dan menjalar sampai punggung sejak hari minggu tanggal 3 januari 2011  jam  08.30 WIB , masuk RS tanggal 2 januari 2011
Melahirkan di RSCM Jakarta
Bayi lahir pada tanggal 3 Januari 2011 jam 05.00 WIB secara normal  ditolong oleh  Dokter Spesialis Kandungan dengan jenis kelamin laki-laki. 
BB 3200 gram , PB 49  cm , AS 7 , kelaninan konginetal tidak ada , anus ada
Ada perlukaan jalan lahir , ada luka episiotomi , ada heating dengan jahitan jelujur menggunakan benang curger
Klien mengatakan merasa sakit di daerah vagina
Jumlah perdarahan  250 cc.





Persalinan berlangsung  normal dengan  ditolong oleh dr.Soejono,  SpOG, Bayi lahir tanggal 3 Januari  2011, jam 05.00 WIB. Jenis kelamin laki-laki, BB 3200 gr, PB 49 cm, AS 7, tidak ada kelainan konginetal, anus ada.

RIWAYAT  NEONATAL
Bayi lahir pada tanggal 3 januari 2011 jam 05.00 WIB
-          Lingkar kepala : 33 cm
-          Lingkar dada   :     32  cm
-          Lingkar lengan :  14     cm
-          Imunisasi yang didapat BCG dan hepatitis











6
Riwayat kesehatan
6.1 Riwayat kesehatan yang lalu
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS, Hepatitis B
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM
Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan / minuman dan obat-obatan
Klien depresi setiap melahirkan

6.2     Riwayat kesehatan suami / keluarga
Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS
Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM

Keadaan psikososial budaya
Suami klien mengatakan    istrinya terlihat murung , tampak sedih , tidak mau makan dan tidak mau menyusui anaknya sejak 4 hari yang selamat. Suami dan keluarga mendukung kelahiran bayinya. Hubungan ibu dan masyarakat baik





7
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
POLA NUTRISI
Selama hamil



Makan
:
3 x sehari, porsi 1 piring (nasi, sayur, lauk dan buah)



Minum
:
± 6 -8 gelas per hari, air putih dan susu



Selama nifas



Makan
:
 1x sehari, porsi 1/2 piring (nasi, sayur, lauk dan buah)



Minum
:
± 4 -5 gelas per hari, air putih




POLA ELIMINASI
Selama hamil



Eliminasi
:
BAB : 1 x / 2 hari





BAK ± 8 x /hari




Selama nifas





Eliminasi
:
BAB : 1 x / 2 hari





BAK ± 7 x /hari



PERSONAL HYGIENE
Selama hamil



Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 2 x / hari
Selama nifas
Mandi 2 x sehari, Gosok Gigi 2 x / hari, Cuci Rambut 2 hari sekali, ganti Baju 2 x / hari, Ganti pakaian dalam 2 x / hari, ganti pembalut ±4x/hr




POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Selama hamil



Tidur malam
:
± 8 Jam Mulai jam 21.00 – 05.00 WIB



Tidur siang
:
Siang + 2 jam



Selama nifas





Tidur malam
:
± 6 ( sering terbangun)



Tidur siang
:
Siang + 1 jam



POLA AKTIFITAS
Selama hamil
Ibu melakukan pekerjaan rumah seperti biasa dibantu oleh suami misalnya mencuci baju dan bersih-bersih rumah
Selama nifas
Ibu belum bisa melakukan aktivitas  ibu rumah tangga seperti biasa

POLA SEKSUALITAS
Selama hamil
± 1x / minggu
Selama nifas
Klien belum pernah berhubungan seksual




KETERGANTUNGAN



Selama hamil dan nifas klien tidak pernah ketergantungan pada obat – obatan, minuman, atau makanan tertentu







B
Data Obyektif


A.
Pemeriksaan Umum



1.
Keadaan Umum
:
Baik



2.
Kesadaran
:
Composmentis



3.
Postur Tubuh
:
Lordosis



4.
Cara Berjalan
:
Tegak




5.
BB Sekarang
:
55 Kg



6.
TB
:
158 cm



7.
Lila
:
26 cm



TANDA – TANDA VITAL
TD                : 110/70 mmHg
Suhu             :  36,5 ºC
Nadi              : 78 x / Menit
Respirasi       : 18 x / Menit



B.
Pemeriksaan Fisik



1.
Inpeksi :





1.1
Kepala
:
Rambut lurus, Warna rambut hitam, tidak rontok, tidak berketombe, tidak ada benjolan, .



1.2
Muka
:
Tidak ada cloasma gravidarum, pucat, tidak oedema , terlihat melamun , terlihat melamun, diajak bicara tidak tanggap



1.3
Mata
:
Simetris, Kelopak mata tidak oedema, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterus



1.4
Hidung
:
Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.



1.5
Mulut dan gigi
:
Bibir simetris, Lidah bersih, gusi tidak epulis, gigi tidak caries



1.6
Telinga
:
Simetris, bersih, Tidak ada serumen.



1.7
Leher
:
Tidak ada luka bekas operasi, Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis .



1.8
Axilla
:
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.



1.9
Dada
:
Payudara: membesar, simetris, papila mamae menonjol, tidak ada benjolan tidak ada strie, bersih.



1.10
Abdoment
:
Terlihat tegang, Tidak ada bekas luka operasi, linea alba ada, tidak ada strie livide dan strie albican



1.11
Punggung
:
Posisi tulang belakang normal



1.12
Extremitas
:
Simetris, tidak oedema, tidak varises, tidak ada gangguan  pergerakan.



1.13
Ano-genital
:
Genetalia bersih, lochea ada , ada jahitan masih basah , anus tidak ada hemoroid









2.
Palpasi



Kepala
:
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan



Leher
:
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.



Payudara
:
Tidak ada nyeri tekan, teraba ASI keluar



Abdomen
:
Tfu 2 jari dibawah pusat , konsistensi keras


3.
Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri : + / +



4.
Auskultasi
Dada
Pada pernafasan tidak ada suara nafas tambahan
Abdomen
Bising usus ( + )


5.
Pemeriksaan Penunjang



Darah : HB 10 gr %
Leukosit 13.000 cmm









































KESIMPULAN
Ny . A, K/U baik, P 3003, Post partum hari ke 4 dengan gangguan depresi derat post partum

 

 

 

 

 

 



IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

DATA DASAR
DIAGNOSA / MASALAH
DS :
 Suami pasien mengatakan sejak kelahiran anak ke3 istrinya terlihat murung , tampak sedih , tidak mau makan dan tidak mau menyusui anaknya pada kelahiran anak 1 dan 2 dengan mengalami depresi.
DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TANDA – TANDA VITAL
 TD                : 110/70 mmHg
Suhu             :  36,5 ºC
Nadi              : 78 x / Menit
Respirasi       : 18 x / Menit
Abdoment :       Terlihat tegang, TFU 2 jari dibawah pusat
AnoGenetalial : Genetalia bersih,locea ada, ada jahitan
Makan             :  1 x/hari
Minum            : ± 4-5 x/hari
Pola istirahat  
Tidur malam   : ± 6 jam , ( sering terbangun )
Tidur siang      : ± 1 jam
Klien tampak pucat
Terlihat murung dan melamun
    Pemeriksaan Penunjang
    Darah            : HB 10 gr %
                           Leukosit 13.000 cmm
Diagnosa
P 3003, Postpartum hari ke 4 disertai dengan depresi berat post partum

 

 III.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Diagnosa                : depresi berat post partum   
 Masalah potensial :  gangguan jiwa / gila



IV   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI













 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



VI. VII   INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI


Dx/Mx/Keb
Tujuan / kriteria keberhasilan
INTERVENSI
Dx:
P 3003, Postpartum hari ke 4 dengan depesi berat post partum

Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan maka gangguan psikologi klien dapat diatasi
                                     
Kriteria hasil:
- Px tidak murung
- Px tidak melamun
- Saat diajak berbicara Px aktif       
   Menjawab
- Kebutuhan cairan terpenuhi
- Px mau menyusui anaknya
1.   BHSP
Rasional :
Terjalin hubungan terapeutik antara petugas dengan klien
2. Jelaskan keadaan Px sekarang
 Rasional :              
Dengan mengetahui keadaanya saat ini klien akan mengurangi kecemasan ibu dan ibu tahu penyebab penyakitnya
3.  Observasi TTV
Rasional :               
Untuk  mengetahui perkembangan kesembuhan klien
4.  Ajarkan Px tentang personal hygiene yang baik
Rasional :
Dengan personal higyne yang baik kebersihan diri Px dapat terjaga
5.   Kolaborasi dengan psikolog dan dr. jiwa
Rasional :
Dengan melakukan konsultasi dengan psikolog maka gangguan psikologi Px dapat teratasi

6.  Pasang infuse
Rasional :        
Dengan pemasangan infuse kebutuhan cairan Px yang kurang dapat terpenuhi
7.  Ajarkan Px tentang perawatan luka perenium
Rasional :
Dengan perawatan luka perenium yang baik dapat mencegah terjadinya infeksi 8.   Anjurkan keluarga atau suami Px untuk selalu mendukung , mendampingi ,dan membantu Px setiap saat
Rasional :
Dengan selalu ditemani Px bisa berinteraksi deang orag lain dan tidak  merasa sendiri.













VII EVALUASI

Tanggal : 7 januari 2011 /  Pkl.10.00 WIB
Diagnosa/Mslh/Kebt.
Evaluasi
Dx:
P3003, post partum hari ke 4 dengn depresi berat post partum. 
S
:
Suami klien mengatakan   istrinya masih terlihat murung , tampak sedih , tidak mau makan dan masih tidak mau menyusui
O
:
 K/U   cukup
TTV
TD        : 110/70 mmHg
  S          :  36,5 ºC
  N         : 78 x / Menit
    R       : 18 x / Menit
Abdoment :       Terlihat tegang, TFU 2 jari dibawah pusat
AnoGenetalial : Genetalia bersih,locea ada, ada jahitan
Makan             :  1 x/hari
Minum            : ± 4-5 x/hari
Pola istirahat  
Tidur malam   : ± 6 jam , ( sering terbangun )
Tidur siang      : ± 1 jam
Klien tampak pucat

Infus  RL  20 tts/mnt

A
:
P3003, post partum hari ke 4 dengan depresi berat post partum
Masalah belum teratasi

P
:





-
Observasi TTV



-
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi




                               Evaluasi



Tgl 8-01-2011, jam 08.00 WIB
Dx :
P3003, post partum hari ke 4 dengan depresi post partum
S
:
Suami klien mengatakan   istrinya masih terlihat murung  , sudah mau makan dan  mau menyusui

O
:
K/U   cukup
TTV
TD        : 110/70 mmHg
  S          :  36,5 ºC
  N         : 78 x / Menit
    R       : 18 x / Menit
Abdoment :       Terlihat tegang, TFU 2 jari dibawah pusat
AnoGenetalial : Genetalia bersih,locea ada, ada jahitan
Makan             :  2 x/hari
Minum            : ± 4-5 x/hari
Pola istirahat  
Tidur malam   : ± 7 jam , ( sering terbangun )
Tidur siang      : ± 1 jam
Infus  RL  20 tts/mnt



A
:
P3003, post partum hari ke 4 dengan depresi berat post partum

P
:
Intervensi dilanjutkan



Observasi TTV



Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi








DAFTAR PUSTAKA






http://terselubung.cz.cc/
http://www.detiknews.com/read/2006/06/20/093119/619714/10/kasus-aniek-andrea-depresi-postpartum-hantui-ibu-melahirkan

Tidak ada komentar: