BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Banyak mahasiswa yang belum mengetahui asuhan kebidanan ibu tentang Tetanus Neonatorum.
Oleh karena itu kami menyusun makalah ini agar dapat memberi pengetahuan bagi
mereka yang belum tahu.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Banyak
mahasiswa yang belum mengetahui Pengertian Tetanus Neonatorum.
2. Banyak
mahasiswa yang belum mengerti format asuhan kebidanan tentang Tetanus
Neonatorum.
C. TUJUAN
Penyusunan makalah
dengan judul ” ASUHAN KEBIDANAN IBU III DENGAN KASUS TETANUS NEONATORUM “ ini mempunyai tujuan seperti :
1.
Agar mahasiswa mengetahui atau bisa menelaah tentang Tetanus
Neonatorum.
2.
Agar mahasiswa dan pembaca mampu
merekomendasi tentang Tetanus Neonatorum.
3.
Agar mahasiswa mengerti dan tahu tentang
Tetanus Neonatorum.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian Tetanus Neonatorum
Tetanus merupakan penyakit yang sering ditemukan , dimana
masih terjadi di masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Di Tempat-tempat
kesehatan (RS, BPS, Dll.)
sebagian besar pasien tetanus berusia > 3 tahun dan < 1 minggu. Dari
seringnya kasus tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka sebagai seorang
perawat atau bidan dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu
memberikan asuhan kebidanan yang tepat.
Bayi
baru lahir mungkin mendapat infeksi melalui tali pusat karena pemotongan tali
pusat dengan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Tali pusat yang tidak
dirawat dengan baik dapat juga melalui pemakaian obat-obatan tradisional (bubuk
dan tanam-tanaman tradisional) dalam perawatan tradisional.
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh
kuman clostridium tetani, tetapi akibat toksin (tetanospasmin)
yang dihasilkan kuman.
Penyakit tetanus pada neonatus
disebabkan oleh spora C. Tetani yang masuk melalui tali pusat,karena
perawatan/tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan,misalnya pemotongan
tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril,atau setelah tali pusat
dipotong dibubuhi abu,tanah,minyak,daun-daunan dan sebagainya.
Perjalanan penyakitnya seperti pada tetanus anak,tetapi
lebih cepat dan berat.Anamnesis sangat spesifik yaitu bayi tiba-tiba panas dan
tidak mau atau tidak dapat menetek lagi(trismus),sebelumnya bayi menetek
biasa.Gejala yang jelas ialah mulut mencucu seperti mulut
ikan(karpermond),mudah sekali dan sering kejang disertai sianosis,suhu
meninggi,kuduk kaku sampai opustotonus.perjalanan penyakit biasanya berat dan
tidak dibagi dalam 3 stadium seperti tetanus anak.
1.2
Etiologi
Penyebab
dari penyakit ini adalah clostaridium tetani kuman ini bersifat aerobik
(berkembang biak tanpa oksigen). Clostridium tetani terdapat di tanah. Saluran
pencernaan manusia dan hewan kuman ini dapat membuat spora yang tahan lama dan
berkembang biak dalam luka yang kotor atau jaringan nekrotik yang tidak ada
oksigen.
1.3
Gambaran klinik
a)
Masa inkubasi 3 sampai 10 hari
b)
Gejala permulaan ialah kesulitan minum
karena terjadi trismus
c)
Mulut mencucut seperti ikan (harpermond)
sehingga bayi tidak dapat minum dengan
baik.
d)
Dapat terjadi spasmus otot yang luas dan
kejang umum
e)
Leher kaku dan dapat terjadi
poisthotonus
f)
Dinding abdomen kaku mengeras dan
kadang-kadang terjadi kejang otot pernafasan dan terjadi sianosis.
g)
Suhu meningkat
h)
Dahi berkerut, alis mata terangkat,
sudut mulut tertarik ke bawah muka rhisus sardonikus.
i)
Ekstremitas biasanya terulur kaku
j)
Tiba-tiba bayi sensitif terhadap
rangsangan, gelisah dan kadang-kadang
menangis.
1.4
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
ini ditunjukkan pada perawatan yang baik mencegah dan menghilangkan kejang,
mengikat toksin yang masih beredar, pemberian pengobatan (antibiotik) terhadap
infeksi.
a.)
Perawatan
1)
Sebaiknya bayi dirawat oleh perawat yang
cakap berpengalaman, perbandingan 1 perawat : 1 bayi
2)
Ruangan harus tenang dengan penerangan
yang dikurangi agar rangsangan timbulnya kejang berkurang.
3)
Saluran pernafasan harus selalu keadaan
bersih
4)
Harus selalu tersedia zat asam
(oksigen). Diberikan apabila bayi mengalami sianosis atau apnoe.
5)
Pemberian makan harus melalui selang/
makan siang atau melalui parenteral/infus.
b.) Mengatasi kejang
Dalam mengatasi
kejang seorang perawat harus cepat tanggap misalnya pada saat bayi kejang
dengan segera masukkan tong spatel yang
sudah dibungkus gaas steril kedalam mulut bayi agar lidah tidak tergigil oleh
giginya juga untuk mencegah agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi saluran
pernafasan. Kejang dapat diatasi dengan mengurangi rangsangan timbulnya kejang
misalnya cahaya juga dengan pemberian obat anti kejang, obat yang dapat dipakai
ialah kombinasi luminal dan diazepan.
c.)
Mengikat toksin yang masih beredar
Untuk
mengikat toksin yang masih bebas dapat diberikan ATS (anti tetanus
serum)
d.)
Mengatasi infeksi
Untuk mengatasi
infeksi dapat digunakan antibiotik dan perawatan tali pusat yang baik.
e.)
Pencegahan
a) Perawatan luka harus dicegah timbulnya
jaringan anaerob pada pasien termasuk adanya jaringan mati dan nanah.
b)
Pemberian ATS profilaksis.
c)
Imunisasi aktif.
d)
Khusus untuk mencegah tetanus
neonatorum perlu diperhatikan kebersihan pada waktu persalinan terutama alas
tempat tidur, alat pemotong tali pusat, dan cara perawatan tali pusat.
e)
Pendidikan
atau penjelasan kepada orang tua mengenai kebersihan individu dan lingkungan
serta cara pemeriksaan dan perawatan di RS dan perlunya pemeriksaan lanjutan.
1.5
Pemotongan tali pusat( menurut standar asuhan
persalinan normal) pada langkah ke 26 sampai dengan 28 berikut ini :
a) Segera mengeringkan bayi,
membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
b) Menjepit tali pusat menggunakan
klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
c) Melakukan urutan pada tali
pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
d) Memegang tali pusat diantara 2
klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri,
memotong tali pusat diantara kedua klem. (JNPKR, Depkes RI, 2004).
Sisa potongan tali pusat pada bayi
inilah yang harus dirawat, karena jika tidak dirawat maka dapat menyebabkan
terjadinya infeksi atau Tetanus
Neonatorum.
FORMAT
ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI
Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 Maret 2011 jam 08.00 WIB di BPS Melati
A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA
Nama Bayi : Bintang
Umur : 10 hari
Kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : RT 04 RW 06 Ds.Sumbergempol
Tulungagung
Nama Ibu : Ny. Ida
Umur : 27 tahun
Kelamin : perempuan
Agama :islam
Alamat : RT 04 RW 06 Ds.Sumbergempol
Tulungagung
Nama Ayah : Tn. Riadi
Umur : 30 tahun
Kelamin :laki-laki
Agama :islam
Alamat : RT 04 RW 06 Ds.Sumbergempol
Tulungagung
No. Reg :1000875
Ruangan :Melati
Tanggal MRS : 10 Maret 2011 jam 10.00
Tanggal KRS : 11 Maret 2011 jam 09.00
Diagnosa Medis : Tetanus Neonatorum
ANAMNESA
Sumber Informasi : Bidan
Keluhan
Utama : Ibu mengatakan baru
melahirkan 16 hari yang lalu,sejak tadi pagi ± jam 05.00 bahwa bayinya panas,
tidak mau menyusu dan kadang-kadang mulut bayinya mencucu seperti mulut ikan
disertai kejang 1 X dengan lama ± 30 detik.
Riw.Penyakit
sekarang: Ibu mengatakan bayinya panas, kejang dan mulut bayi mencucu seperti
mulut ikan
Jenis
Persalinan : Spontan
APGAR Score : 1 menit 5, 5 menit 6
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 49cm
Usia Kehamilan : 40 minggu
Ketuban : jernih
Riwayat kehamilan dan kelahiran:
·
Antenatal : Bidan
Tempat
kelahiran Bidan
·
Natal :
No
|
Anak ke
|
Usia kehamilan
|
Tanggal partus
|
Tempat partus
|
Penolong
|
Jenis persalinan
|
Keadaan lahir
|
PB/BB
|
JK
|
1
|
1
|
40 mgg
|
10 Maret 2011
|
BPS Melati
|
Bidan
|
Normal
|
1 menit 5,
5 menit 6
|
49 cm/
3000grm
|
P
|
·
Postnatal :
Keadaan bayi : lemah
Minum :
Tidak bisa menyusu
Eliminasi : BAB : 1x/hari
BAK : 3-4x/hari
Tanda Tanda
Infeksi :
Suhu Aksila : 38˚C
Keadaan tali pusat : Kemerahan,berbau,basah
Imunisasi : 1. HepatitisB tgl 10 Maret 2011
Pemberian Vitamin K :
(+)
Riwayat
kesehatan keluarga :
|
YA
|
TIDAK
|
|
YA
|
TIDAK
|
|
SEBUTKAN
|
DM
|
|
√
|
HIPERTENSI
|
|
√
|
Lain-lain
|
-
|
TBC
|
|
√
|
HEPATITIS
|
|
√
|
Lain-lain
|
-
|
B. DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN
FISIK
a) Keadaan Umum : bayi tampak lemah dan gelisah
Suhu : 38,60C X/menit
Nadi : 124 X/menit
Pernafasan :48 X/menit
Berat
Badan :3000 gram
Panjang
Badan :49 cm
Lingkar
Kepala :34 cm
Lingkar
Lengan :12 cm
Lingkar
Perut :34 cm
Lingkar
dada :33 cm
b) Kesadaran : composmentis
c) Kepala :
Inspeksi dan Palpasi
i. Rambut
-
Tebal
-
Tidak kotor
-
Tidak kering
-
Lembab
ii. Mata
Inspeksi
-
Mata berkedip-kedip
-
Tidak kongtiva anemis
-
Tidak sclera ichterus
-
Tidak
merah
Palpasi
-
Tidak konjungtivitis
-
Tidak nistagmus
-
Tidak strabismus
iii. Wajah
Inspeksi
-
Simetris
-
Alis mata terangkat
-
Tidak ichterus
-
Tidak pucat
-
Tidak ada perdarahan
Palpasi
-
Ada tulang rawan
-
Tidak ada masa
-
Tidak ada benjolan
iv. Telinga
Inspeksi
-
Simetris
-
Tidak ada secret
Palpasi
-
Ada tulang rawan
-
Tidak ada radang
-
Tidak perdarahan
v. Hidung
Inspeksi
-
Simetris
-
Bersih
-
Tidak ada ulkus
Palpasi
-
Tidak ada pernafasan cuping hidung
-
Terdapat tulang hidung
-
Tidak terdapat sumbatan lubang hidung
vi. Mulut
Inspeksi
-
Simetris
-
Terdapat Trismus
-
Tidak makronagtia
-
Bibir kering
Palpasi
-
Tidak ada cheliosis palatum
-
Tidak ada labiochieses
vii. Leher
Inspeksi
-
simetris
-
Tidak ada pembesaran kelenjar vena
-
Spasmus otot kejang
-
Tidak hiperpigmentasi
Palpasi
-
Terdapat kaku kuduk
-
Tidak terdapat bejolan
-
Terjadi poisthotonis
d) Thorak :
Inspeksi
Gerak nafas :
-
terdapat kejang otot pernafasan
-
Terjadi sianosis
Bentuk :
-
Normal Chest
Palpasi
Payudara :
-
Tidak gynecomasti
-
Puting menonjol
-
ASI keluar
Auskultasi
-
Irama Nafas :Reguler
-
Suara Nafas :Normal
Paru-paru :
-
Tidak ronchi
-
Tidak whezing
Jantung :
-
Reguler
e) Abdomen :
Inspeksi :
-
Bentuk :normal
-
Acites :Tidak
-
Tali Pusar :kotor, berbau terdapat kemerahan
Palpasi :
-
Tidak ada Massa
-
Tidak Fecalit
Perkusi :
-
Tympany
Auskultasi :
-
Peristaltik usus 20 x/menit
f) Genetalia :
Inspeksi dan Palpasi
Labia :
-
Tidak Odema
-
Tidak Perdarahan
-
Labia Mayor menutupi labia minor
g) Anus :
-
Berlubang
h) Ekstremitas Atas :
Inspeksi
-
Tidak polidaktili
-
Tidak sydaktili
-
Kaku kejang
Palpasi
-
Tidak oedema
-
Tidak Fraktur
Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
-
Tidak polidaktili
-
Tidak sydaktili
-
Kaku kejang
Palpasi
-
Tidak oedema
-
Tidak Fraktur
i)
Neurologi :
|
Ya
|
Tidak
|
|
Ya
|
Tidak
|
Kaku kuduk
|
√
|
-
|
Kejang
|
√
|
-
|
Muntah
|
-
|
√
|
Panas
|
√
|
-
|
j) Reflek bayi :
Rooting
Reflek : (+)
Suching
Reflek : (+)
Morro
Reflek : (+/+)
Babynski
Reflek : (+/+)
Graps
Reflek : (+/+)
Swallowing
Reflek : (+)
k) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : -
Foto : -
Lain-lain : -
C. ANALISA
Bayi umur 16 hari dengan tetanus
neonatorum.
D. PENATALAKSANAAN
TANGGAL/JAM
|
PENATALAKSANAAN
|
PARAF/NAMA
|
26 Maret 2011
jam 15.00 WIB
|
1. Membina
Hubungan Saling Percaya antara ibu dan bidan/petugas kesehatan.
2. Memberitahukan
kepada ibu mengenai keadaan bayinya bahwa bayinya menderita penyakit tetanus
neonatorum sedang yaitu penyakit tetanus yang terjadi pada bayi kurang dari 1
bulan karena kesalahan perawatan tali pusat. Penyakit tetanus neonatorum ini
ditandai dengan demam/panas, mulut mencucu sering kejang, tidak bisa
menyusui, dan tali pusat kotor.
3. Mengobservasi
TTV
4. Memberikan O²
5. Melakukan
konsultasi/ kolaborasi dengan Dokter Sp. A
6. Melakukan
Rujukan Ke Rumah Sakit.
|
|
Petugas yang
mengkaji:
( Muyasaroh Amd
Keb.)
Nip.123562747
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama :Bintang
No. Register : 1000875
Ruang :Melati
Tanggal
|
Subyektif
|
Obyektif
|
Analisa
|
Penatalaksanaan
|
TTD
|
26 Maret 2011 jam 15.00 WIB
|
-
KU: Ibu mengatakan baru melahirkan 16 hari yang
lalu,sejak tadi pagi ± jam 05.00 bahwa bayinya panas, tidak mau menyusu dan
kadang-kadang mulut bayinya mencucu seperti mulut ikan disertai kejang 1 X
dengan lama ± 30 detik.
-
Riw.Penyakit sekarang: Ibu mengatakan bayinya
panas, kejang dan mulut bayi mencucu seperti mulut ikan
-
Jenis Persalinan :
Spontan
-
APGAR Score : 1 menit 5, 5 menit 6
-
Berat Badan :
3000 gram
-
Panjang Badan :
49cm
-
Usia Kehamilan :
40 minggu
-
Ketuban :
jernih
Riwayat
kehamilan dan kelahiran:
-
Antenatal :
Bidan
Tempat
kelahiran Bidan
-
Natal :
-
Postnatal :
Keadaan
bayi : lemah
Minum : Tidak bisa menyusu
Eliminasi :
BAB : 1x/hari BAK : 3-4x/hari
Tanda
Tanda
-
Infeksi :
Suhu Aksila : 38˚C
-
Keadaan tali pusat : Kemerahan,berbau,basah
Imunisasi :
1. HepatitisB tgl 10 Maret 2011
Pemberian
Vitamin K : (+)
|
l)
Kepala :
viii.
Mata
Inspeksi
-
Mata berkedip-kedip
-
Tidak kongtiva anemis
-
Tidak sclera ichterus
-
Tidak merah
Palpasi
-
Tidak konjungtivitis
-
Tidak nistagmus
-
Tidak strabismus
ix.
Wajah
Inspeksi
-
Simetris
-
Alis mata terangkat
-
Tidak ichterus
-
Tidak pucat
-
Tidak ada perdarahan
Palpasi
-
Ada tulang rawan
-
Tidak ada masa
-
Tidak ada benjolan
x. Mulut
Inspeksi
-
Simetris
-
Terdapat Trismus
-
Tidak makronagtia
-
Bibir kering
Palpasi
-
Tidak ada cheliosis palatum
-
Tidak ada labiochieses
xi.
Leher
Inspeksi
-
simetris
-
Tidak ada pembesaran kelenjar vena
-
Spasmus otot kejang
-
Tidak hiperpigmentasi
Palpasi
-
Terdapat kaku kuduk
-
Tidak terdapat bejolan
-
Terjadi poisthotonis
m) Thorak :
Inspeksi
Gerak nafas :
-
terdapat kejang otot pernafasan
-
Terjadi sianosis
Bentuk :
-
Normal Chest
Palpasi
Payudara :
-
Tidak gynecomasti
-
Puting menonjol
-
ASI keluar
Auskultasi
-
Irama Nafas :Reguler
-
Suara Nafas :Normal
Paru-paru :
-
Tidak ronchi
-
Tidak whezing
Jantung :
-
Reguler
n) Abdomen :
Inspeksi :
-
Bentuk :normal
-
Acites :Tidak
-
Tali Pusar :kotor,
berbau terdapat kemerahan
Palpasi :
-
Tidak ada Massa
-
Tidak Fecalit
Perkusi :
-
Tympany
Auskultasi :
-
Peristaltik usus 20 x/menit
o) Ekstremitas Atas :
Inspeksi
-
Tidak polidaktili
-
Tidak sydaktili
-
Kaku kejang
Palpasi
-
Tidak oedema
-
Tidak Fraktur
Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
-
Tidak polidaktili
-
Tidak sydaktili
-
Kaku kejang
Palpasi
-
Tidak oedema
-
Tidak Fraktur
|
Bayi
umur 16 hari dengan tetanus neonatorum.
|
1.
Membina Hubungan Saling Percaya antara ibu dan
bidan/petugas kesehatan.
2. Memberitahukan
kepada ibu mengenai keadaan bayinya bahwa bayinya menderita penyakit tetanus
neonatorum sedang yaitu penyakit tetanus yang terjadi pada bayi kurang dari 1
bulan karena kesalahan perawatan tali pusat. Penyakit tetanus neonatorum ini
ditandai dengan demam/panas, mulut mencucu sering kejang, tidak bisa
menyusui, dan tali pusat kotor.
3. Mengobservasi
TTV
4. Memberikan O²
5. Melakukan
konsultasi/ kolaborasi dengan Dokter Sp. A
6. Melakukan
Rujukan Ke Rumah Sakit.
|
|
Petugas yang
mengkaji:
(Muyasaroh Amd
Keb.)
Nip.123562747
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tetanus merupakan
penyakit yang sering ditemukan , dimana masih terjadi di masyarakat terutama
masyarakat kelas menengah ke bawah. Di Tempat-tempat kesehatan
(RS, BPS, Dll.) sebagian besar
pasien tetanus berusia > 3 tahun dan < 1 minggu. Dari seringnya kasus
tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka sebagai seorang perawat atau
bidan dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan
asuhan kebidanan
yang tepat. Bayi baru lahir mungkin
mendapat infeksi melalui tali pusat karena pemotongan tali pusat dengan tali
pusat dengan alat yang tidak steril. Tali pusat yang tidak dirawat dengan baik
dapat juga melalui pemakaian obat-obatan tradisional (bubuk dan tanam-tanaman
tradisional) dalam perawatan tradisional.
Ø B. SARAN DAN KRITIK
Dengan
tersusunanya makalah kami sebagai
penyusun merasa perlu adanya yang membangun dari pembaca yang setia dan karna
tidak ada kesimpulan tanpa saran dari pembaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar