10. Kotoran pada mata bayi/belekan
Mata bayi baru lahir tidak selalu nampak bersih, terkadang
mengeluarkan kotoran berwarna putih dan berselaput, mirip seperti
belekan. Kondisi seperti ini mengakibatkan keadaan yang tidak nyaman
bagi bayi, menghambat aliran air mata bayi, bayi kesulitan membuka
matanya dan lain sebagainya. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa
hal seperti: infeksi jalan lahir dan ada yang menyumbat pada saluran air
mata bayi.
Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini
diantaranya adalah; bersihkan mata bayi dengan mengggunakan kapas dan
air hangat, jangan gunakan boorwater atau cairan pembersih mata lainnya.
Konsultasikan dengan dokter anak anda, apabila dianjurkan untuk
menggunakan obat tetes mata, lakukanlah dengan benar dan jangan terlalu
sering meneteskan obat tetes mata pada mata bayi anda.
9. Ruam pada kulit
Ruam pada bayi bisa disebabkan karena udara dan penggunaan popok.
Kulit bayi baru lahir sangat halus, sensitif dan rentan terhadap
perubahan suhu yang ekstrim, terlalu panas atau terlalu dingin. Udara
yang terlalu panas membuat bayi merasa tidak nyaman sehingga mudah rewel
dan menangis. Hal ini disebabkan karena bayi baru lahir belum bisa
berkeringat secara efektif dan memproduksi panas tubuh internal lebih
banyak dibanding orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan masalah pada
kulit bayi yang seperti ruam, biang keringat dan kulit menjadi iritasi.
Ruam pada kulit bayi dapat diatasi dengan cara: atur suhu ruangan agar
tidak terlalu panas, jangan memakaikan pakaian yang berlapis-lapis,
jangan menaburi bedak pada bayi, jika ingin mengoleskan krim anti ruam
gunakanlah yang mengandung zinc oxide.
8. Sesak nafas pada bayi baru lahir
Bayi baru lahir dapat mengalami sesak nafas yang ditandai dengan
frekuensi nafas yang tinggi, mengeluarkan suara yang tidak biasa seperti
mendengkur yang sangat keras, dapat berakibat fatal jika wajah bayi
sampai membiru. Penyebabnya diantaranya adalah: infeksi pada bayi,
karena tersedak, pembesaran kelenjar thymus, tersedak air ketuban,
kelainan pada trakea dan lainnya. Sesak nafas yang umum terjadi pada
bayi baru lahir karena tersedak pada saat menyusui. Bayi baru lahir
dapat bernafas melalui hidung dan mulut pada saat sedang menyusui pada
saat bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan bayi menelan udara pada saat
menyusui dan membuat rasa penuh pada bayi.
Cara mengatasinya bantu bayi
anda bersendawa setelah menyusui. Jika sudah parah konsultasikan dengan
dokter.
7. Kolik
Kolik atau bayi yang terus menerus menangis selama berjam-jam.
Menangis adalah bahasa bayi dalam berkomunikasi. Bayi menangis
menandakan bahwa ia lapar, haus, kedinginan, kepanasan, basah karena
ompol, takut, tidak nyaman dan lain sebagainya. Beberapa bayi baru lahir
hingga berusia di bawah 4 bulan menangis selama 12 hingga 14 jam per
hari. Bayi yang mengalami kolik tidak berbahaya.
Kenali penyebabnya dan
buat ia merasa nyaman dengan mendekapnya, menggendong atau menyusuinya.
6. Muntah atau gumoh
Muntah atau gumoh adalah hal yang wajar dialami oleh semua bayi,
terutama bayi baru lahir. Hal ini disebabkan karena adanya kelebihan
lendir di perut bayi karena volume lambung bayi masih kecil dan klep
penutup lambung bayi belum terbentuk dengan sempurna. Menangis
berlebihan juga menyebabkan bayi gumoh.
Cara mengatasinya diantaranya
dengan: pastikan posisi yang pas pada saat menyusui untuk menghindari
kemungkinan udara yang masuk tertelan, bantu bayi anda untuk bersendawa
setelah menyusui dengan cara ditengkurapkan atau digendong dengan
meletakkan dipundak anda sambil menepuk-nepuk lembut punggung bayi anda.
Jika bayi anda gumoh terus-menerus secara berlebihan, segera
konsultasikan dengan dokter, karena ada kemungkinan bayi anda menderita
alergi.
5. Demam
Demam bukanlah suatu penyakit, tetapi suatu tanda sistem pertahanan
tubuh yang sedang aktif bekerja. Demam pada bayi baru lahir dikarenakan
oleh beberapa sebab, diantaranya adalah: adanya infeksi, perubahan suhu
menjadi tubuh bayi anda kedinginan dan menjadi demam.
Ukur suhu tubuh
bayi anda dengan termometer, jika kurang dari 37 derajat celcius cukup
susui dengan ASI sesering mungkin untuk menurunkan demamnya. Bila lebih
dari 38 derajat celcius, anda dapat mengompresnya dengan air hangat,
pakailah pakaian yang tipis, hindari selimut tebal dan bedong yang
berlapis-lapis, jika telapak kakinya dingin pakaikan kaos kaki. Jika
panasnya tidak kunjung turun bawalah ke dokter. Jangan berikan obat
penurun panas tanpa rekomendasi dari dokter.
4. Infeksi tali pusat
Tali pusat adalah sumber makanan dan oksigen bagi bayi selama masih
dalam kandungan. Setelah lahir ke dunia, bayi tidak lagi bergantung pada
tali pusat dan sudah semestinya tali pusat ini dipotong. Perawatan tali
pusat harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi infeksi.
Gejala infeksi tali pusat dapat dikenali dengan tanda-tanda sebagai
berikut: timbul ruam atau bengkak disekitar pusar, tercium bau tidak
sedap, terdapat cairan yang lengket jernih kadang disertai nanah, bayi
menjadi demam, tidak mau menyusu dan lain sebagainya.
Jika terdeteksi
tali pusat bayi anda terkena infeksi langkah yang dilakukan adalah:
segera pergi ke dokter, hindari kontak air kencing bayi dengan pusar
bayi, jaga kebersihan bayi anda dan tangan anda sebelum merawat tali
pusat bayi anda, keringkan pusar bayi setelah mandi dan biarkan terbuka
agar cepat kering.
3. Diare
Bayi baru lahir normalnya mengeluarkan feces kehitaman dan agak
lembek, ini karena bawaan dari lahir atau sisa-sisa makanan dari
plasenta. Kondisi ini akan berangsur pulih seiring dengan apa yang
dikonsumsi si bayi. Bayi baru lahir bisa saja mengalami diare. Diare
biasanya disebabkan oleh virus yang disebut rotavirus, bakteri, alergi
susu sapi dan lain sebagainya. Gejala-gejalanya adalah: feces bayi cair,
frekuensi BAB bayi meningkat menjadi tiga kali lipat, disertai muntah
dan demam, jarang buang air kecil.
Cara mengatasinya dengan memberi ASI
secara perlahan tetapi terus menerus selama 10-30 menit, pergilah ke
dokter dan konsultasikan keadaan bayi anda agar terhindar dari
dehidrasi. Bayi yang mendapat ASI saja akan terhindar dari diare.
2. Kejang
Kejang dapat ditemui pada bayi baru lahir yang menandakan adanya
suatu penyakit pada sistem syaraf pusat (SSP), kelainan metabolik dan
adanya penyakit lainnya. Kejang pada bayi sulit dikenali dan dibedakan
antara gerakan reflek bayi (gerakan refleks moro) dengan kejang itu
sendiri. Kejang sering dikenal dengan sebutan step. Ciri-ciri bayi
kejang adalah: gigi terkatup kuat, muntah-muntah, bayi terkadang
berhenti bernafas sejenak, tidak sadarkan diri, bola mata bergerak
berputar-putar dengan cepat, gerakan yang ekstrim seperti gerakan
berenang, gerakan mengayuh dan lain sebagainya.
Pertolongan pertama
mengatasi bayi kejang adalah: menjaga jalan nafas agar bayi dapat
bernafas bebas dengan cara membersihkan lendir disekitar mulut, hidung
dan nasofaring. Letakan bayi dalam tempat sejuk, kompres dengan air
hangat di dahi, ketiak atau lipatan paha jika suhu badan bayi tinggi.
Miringkan badan bayi agar tidak tertelan muntahannya sendiri. Segera
pergi ke dokter untuk menghindari gangguan fungsi otak.
1. Kuning
Kuning pada bayi atau ikterus atau jaundice adalah keadaan yang
dialami oleh 80% bayi baru lahir. Kuning terjadi karena kadar bilirubin
yang terlalu tinggi dalam darah. Bilirubin adalah pigmen kuning yang
dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) yang terjadi di dalam hati
(liver). Bayi baru lahir memiliki organ yang belum berfungsi dengan
sempurna. Liver (hati) yang bertugas memecah bilirubin belum bekerja
dengan baik, sehingga menyebabkan kadar bilirubin tinggi. Kadar normal
bilirubin manusia adalah 1,1 mg/dl dan pada bayi baru lahir batas aman
bilirubin dibawah 12 mg/dl. Kuning pada bayi dapat dibedakan menjadi non
patologis dan patologis. Jaundice non-patologis pada bayi baru lahir
dapat dikenali dengan cara melihat fisik bayi, badan dan mata bayi
terlihat kuning. Bayi kuning cenderung malas dan tidur terus menerus
serta kurang antusias menyusu. Keadaan ini akan membaik setelah bayi
berusia 3-5 hari. Untuk mempercepat proses konjugasi bilirubin dapat
dilakukan dengan melakukan fototerapi (pemberian sinar biru), dijemur di
bawah sinar matahari pagi tanpa busana dengan mata tertutup antara
pukul 7 pagi hingga 8 pagi, berikan ASI lebih banyak dari pada biasanya.
Penyebab patologis terjadi apabila kadar bilirubin meningkat di atas 18
mg/dl serta timbul setelah bayi berusia 6 hari. Penyebab lainnya adalah
gangguan liver namun sangat jarang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar